11. Be An Obedient Girl

8.3K 76 0
                                    

Tomoe POV

Hal yang pertama kurasakan saat bangun tidur adalah sakit. Selangkanganku rasanya sakit sekali, seperti ingin copot. Aku tidak bisa melakukan apa-apa, tidak bisa bangun, tidak bisa berguling. Hanya bisa meringkuk seperti anak kucing yang kedinginan. Kasar sekali Takumi kemarin. Dia mengoyak bagian dalamku dengan benda menyeramkan miliknya. Aku akan membalasnya dengan memotong barang miliknya lain kali.

Aku mencoba untuk bangkit dari tidurku setelah rasa sakitnya mereda. Aku memutuskan untuk membersihkan diri. Aku pun berjalan keluar kamarku, melewati ruang keluarga. Dari ruang keluarga terdengar suara ayah dan ibu yang tengah tertawa bersama. Aku tersenyum melihat mereka yang sedang bersenda gurau. Senang deh melihat mereka berdua akur seperti ini.

"Eh? Tomochi ayah sudah bangun?"

Aku ketahuan tengah memperhatikan mereka berdua dari pintu ruang keluarga. Aku pun berjalan masuk dan memberikan ciuman selamat pagi kepada mereka berdua. Kami berbincang sebentar tentang segala hal.

"Tomoe, tadi Takumi menitipkan semua makanan ini pada Ibu untuk kamu. Nih, ambil."

Ibu memberikanku sekantung belanjaan yang berisi banyak makanan ringan. Apa maksudnya dia memberiku makanan? Ah, biarlah, lumayan buat ganjal perut jika lapar. Aku pun menerima stok makanan ringan untuk sebulan tersebut.

"Untuk apa Takumi memberikan ini?"

"Katanya sih untuk permintaan maaf. Memangnya kalian kenapa? Apa kalian bertengkar?"

Aku mengerutkan dahiku. Minta maaf macam apa itu? Aku yakin pasti nanti dia akan memerlakukanku seperti kemarin, lagi. Tunggu saja nanti. Berarti semua makanan ringan ini tidak usah dianggap sebagai permintaan maaf. Mungkin saja dianggap sebagai permintaan "ayo lakukan lagi lain kali".

"Hei, Tomoe. Mengapa kau tidak menjawab Ibu?"

"Eh? Uuh... Ya bu. Kemarin kami bertengkar. Tapi, hanya sementara kok."

"Oooh... Begitu... Maafkan Takumi, ya."

Tidak mau, Bu. Dia sudah membuatku kesakitan seperti ini dan menghilangkan harga diriku sebagai perempuan. Aku tidak mau memaafkan dirinya.

"I-iya... Ah, aku mandi dulu, ya. Sudah hampir jam 6."

"Ya, baiklah."

Aku bangkit dari dudukku dan berjalan menuju kamar mandi. Sebelum aku meninggalkan ruang keluarga, Ayah memanggilku.

"Eh, Tomochi!"

Aku berbalik dan mengucapkan,"Ya?".

"Mengapa cara jalanmu agak aneh?"

Sial, Ayah memperhatikan cara berjalanku ternyata. Harus kujawab apa?

"Err... Kemarin aku latihan bulutangkis dan latihannya sangat keras. Jadi, kakiku terasa sangat sakit sekarang."

"Oooh... Mau pakai krim penghilang rasa sakit?"

Krim penghilang rasa sakit apa? Kalau Ayah punya krim penghilang rasa sakit sehabis seks untuk pertama kalinya sih, aku mau.

"Tidak usah. Aku tak apa kok."

Aku membalikkan badanku dan kembali berjalan ke kamar mandi, membersihkan diriku sebersih mungkin. Omong-omong soal bulutangkis, aku baru ingat jika hari ini ada latihan sehabis pulang sekolah. Untung saja aku ingat.

                                  ***

Tok Tok, Tok Tok Tok

There,There, My BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang