4 tahun meninggalkan Korea, membuat ku merindukan segala hal yang pernah ku alami disana. Kakek, masa sekolah, teman-teman disana, dan tentu saja EXO.
Ah, sembilan laki-laki itu.... aku ingin sekali bertemu dengan mereka. Mereka benar-benar unik. Aku menyukainya.
Dan jika kalian bertanya-tanya kemana perginya aku selama 4 tahun terakhir ini, aku akan sedikit menceritakannya pada kalian.
4 bulan sebelum aku meninggalkan Korea, aku mendapat kabar dari Kak Davian jika semua urusan tentang kelanjutan study ku di Indonesia sudah selesai di urus. Dan kakek juga akhirnya menyetujui kepindahan ku ke Indonesia. Dengan satu syarat tentunya, aku tidak boleh di study ku.
Bagaimana perasaan ku saat itu?
Tentu saja senang. Akhirnya aku bisa kembali ke Indonesia dan tinggal disana bersama kakak ku. Tapi ada satu hal yang sempat menggoyahkan hati ku saat itu. Bagaimana aku bisa meninggalkan EXO disaat aku sudah merasa nyaman di tengah-tengah mereka?Aku tidak mengatakan apapun tentang hal ini pada EXO hingga hari H kepulangan ku ke Indonesia, kecuali Suho Oppa. Itupun aku hanya mengatakan jika tidak lama lagi aku akan berpisah dengan mereka. Aku juga melarangnya untuk mengatakan hal ini pada kedelapan member yang lain. Karena pada saat itu aku berpikir jika aku akan mengatakannya sendiri pada mereka. Meski pada akhirnya aku memberitahu mereka di detik-detik kepulangan ku ke Indonesia.
Jujur, aku sangat menyesal akan hal itu. Aku tidak sempat memberi pelukan perpisahan pada mereka. Tapi aku bisa apa, aku sudah tidak memiliki waktu lagi. Hari itu juga aku terbang ke Indonesia.
Dua setengah tahun berada di Indonesia untuk menyelesaikan study ku. Dan selanjutnya aku pindah ke Paris untuk melanjutkan satu setengah tahun study ku yang lain di Paris. Aku sengaja mengambil akselerasi di setiap study ku. Aku melakukannya karena aku benar-benar merindukan Korea. Aku ingin cepat-cepat kembali ke Korea untuk bertemu orang-orang ku disana.
Sepeninggal ku dari Korea, aku tetap memantau EXO dari jauh. Memantau setiap perkembangan grup idol yang berada di bawah naungan agensi milik kakek ku, S M. Entertainment. Aku selalu berharap mereka tetap melanjutkan hidup mereka dengan baik, selalu menciptakan karya yang hebat, dan tentu saja selalu berharap tidak ada skandal di antara mereka.
Dan berbicara tentang sembilan laki-laki itu, sepertinya aku sedikit menyesal karena telah menampakan diriku di hadapan mereka. Seharusnya aku tetap memantau mereka dari belakang layar saja. Lihat saja mereka. Mereka benar-benar menyeramkan saat marah.
"Aku sudah menjelaskan semuanya pada kalian. Aku bahkan sudah berkali-kali meminta maaf pada kalian. Tapi kenapa kalian masih menatap ku dengan tatapan yang menyeramkan itu?"
Ini gila!
Aku sudah hampir mati konyol karena duduk berhadapan dengan sembilan laki-laki ini. Mereka benar-benar tahu bagaimana cara mengintimidasi ku.
"Kau belum menjelaskan satu hal pada kami." Ucap Chen oppa.
Oh, Ya Tuhan....
Betapa aku merindukan bahu laki-laki itu. Kenapa Chen oppa malah menatap ku tajam, alih-alih meminjamkan bahunya untuk tempat ku bersandar. Aku lelah oppa...
Oppa, tidak tahukah kalian betapa beratnya perjuanganku untuk bisa kembali ke Korea? Eoh?
"Kalian berdua berkencan diam-diam?" Xiumin oppa menatap ku dan Bunny oppa penuh selidik.
Sementara kedelapan laki-laki yang lain saling menatap kami bergantian. Tentu saja aku dan Bunny oppa hanya bisa saling menatap tanpa tahu harus berkata apa. Tatapan mereka benar-benar menyeramkan, percayalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful It's You ✔
FanficApa kalian pikir dengan menjadi Cucu dari pemilik agensi terbesar di Korea membuat hidupku bahagia? Tertarik untuk berkecimpung di dunia Entertaiment? Tidak!!! ©2016