***
-Audisi Master Piano Tahunan-
Hari ini adalah hari dimana seharusnya Alyssa mengikuti Audisi Master Piano Tahunan seperti keinginginannya jauh-jauh hari. Bahkan, Alyssa sudah berlatih keras demi untuk bisa tampil di audisi itu. Namun pada kenyataannya, saat ini Alyssa hanya bisa duduk di kursi penonton untuk menyaksikan peserta lain berlomba-lomba menunjukan kebolehannya dalam bermain piano, alih-alih dirinya sendiri juga ikut berkompetisi di panggung itu.
Terbesit sekelebat rasa kecewa pada raut muka Alyssa. Meski kini dirinya berusaha untuk tersenyum sekalipun. Namun matanya tak pernah bisa berbohong. Hatinya sakit bukan main saat melihat teman-temannya yang lain unjuk kebolehan diatas panggung.
Teman?
Ah, Alyssa lupa. Dia 'kan tidak memiliki seorang teman 'pun di sekolah ini. Miris sekali.
Dan kini giliran perempuan cantik itu menunjukan kelihaiannya dalam bermain piano. Perempuan cantik itu adalah Audrey. Ya, Audrey. Peraih gelar Master Piano tahun sebelumnya. Dan kini ia tengah berkompetisi untuk mempertahankan gelar kebanggaannya—lagi.
Perempuan itu terlihat begitu cantik di usianya yang baru menginjak 17 tahun. Ibarat bunga, Audrey adalah bunga yang dalam fase mekar-mekarnya bunga itu. Begitu cantik dan anggun. Bahkan hanya dengan menggunakan seragam sekolahnya saja, ia sudah terlihat begitu menawan.
Audrey memainkan lagu Sonata in D Major K311 milik pianis terkenal, Mozart. Jari-jari lentik Audrey menari-nari indah di atas tuts piano. Dari setiap tuts yang ia tekan, ia mampu menghasilkan suara yang mampu menghipnotis pendengarnya.
Alyssa memandang takjub pada permainan Audrey. Tidak salah jika tahun lalu ia di nobatkan sebagai Master Piano sekolahnya, Alyssa mengakui itu. Dan tahun ini 'pun Audrey berpeluang untuk tetap mempertahankan gelarnya itu.
"Aku rasa Audrey akan memepertahankan gelarnya tahun ini."
"Kau benar. Tapi, jika saja Alyssa tidak mendapat cidera, aku rasa Alyssa yang lebih pantas mendapat gelar itu. Permainan Alyssa bahkan lebih mengagumkan dari permainan Audrey. Aku pernah melihatnya sebelum dia mendapatkan kecelakaan itu."
"Kau bercanda?"
"Tidak, aku serius. Aku pernah melihat Alyssa berlatih seorang diri di ruang musik. Tepat beberapa jam sebelum dia mendapatkan cideranya."
"Wah... sayang sekali kalau begitu."
"Kau benar, sayang sekali Alyssa harus mendapatkan cidera disaat yang tidak tepat seperti sekarang ini."
Alyssa tersenyum getir mendengar percakapan siswa lain yang duduk di depannya. Alyssa hanya bisa menahan sesak begitu tuts terakhir yang Audrey tekan berhenti berdenting. Digantikan dengan riuh tepuk tangan dari semua juri dan penonton yang menyaksikan penampilan Audrey.
"Aku bisa apa dengan kondisi ku yang sekarang?" Gumam Alyssa. Ia tersenyum miris memandangi kesepuluh jarinya yang terbalut perban.
Sejenak, ia melihat ke arah Audrey yang tengah memberi hormat pada audience. Audrey terlihat begitu puas dengan permainannya. Terlihat dengan begitu jelasnya senyum yang mengembang di bibirnya. Sebelum akhirnya Alyssa meninggalkan aula dengan dada yang teramat sesak, seakan bernapas adalah suatu hal yang begitu sulit ia lakukan.
***
Alyssa terlihat berjalan keluar dari agensi bersama Kyungsoo disampingnya. Sepulang sekolah tadi, Alyssa langsung ke agensi untuk menemani Kyungsoo berlatih vocal. Dan kini mereka berniat untuk kembali ke dorm EXO bersama saat hari mulai beranjak malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful It's You ✔
Fiksi PenggemarApa kalian pikir dengan menjadi Cucu dari pemilik agensi terbesar di Korea membuat hidupku bahagia? Tertarik untuk berkecimpung di dunia Entertaiment? Tidak!!! ©2016