Chappie 4: Annoying
Enzo mengetuk pintu kamar kakanya. "Kak Deli."
Dandelion yang sedang duduk di ranjang melirik ke arah pintu kamarnya. "Masuk aja, Enzo."
Enzo membuka pintu itu lalu memasuki kamar kakanya. "Aku mau pinjem laptop Kaka, boleh?"
"Boleh, memangnya laptop kamu kenapa?" Dandelion bertanya.
"Laptopku ga apa-apa, tapi aku butuh aplikasi yang ada di laptopnya Kak Deli." Jelas Enzo.
Dandelion menganggukan kepalanya. "Oh gitu, ya udah itu laptopnya ada di atas meja." Ujar Dandelion seraya menunjuk ke arah meja belajarnya.
Enzo tersenyum lebar. "Thanks, Kak." Enzo segera mengambil laptop lalu berjalan keluar kamar kakanya.
Dandelion kembali berdiam diri di dalam kamarnya dan membiarkan pikirannya berkeliaran kemanapun yang ia mau.
"Ya ampun. Masa pekerjaan mudah seperti ini saja kamu ga bisa melakukannya dengan benar. Dandelion, kamu ini benar-benar ceroboh. Sudah sini Mama saja yang melakukan semuanya."
Can you ever do anything right, Dandelion?
Can you?
Can you?
Useless!
Useless!
Useless!
I was nothing special.
Nothing.
Nothing.
Nothing.
"Dandelion?" Terdengar suara Papa.
Tersadar dari pikiran acaknya, Dandelion berdiri dari ranjang lalu berjalan mendekati pintu.
Saat pintu kamarnya dibuka, terlihat Papa berdiri di hadapannya. "Ada apa, Pa?"
Papa melihatku lalu tersenyum. "Ayo turun ke bawah, sayang. Papa butuh bantuan."
"Okay, Pa." Balas Dandelion lalu menutup pintu kamarnya dan dia berjalan mengikuti Papanya turun ke bawah.
Dandelion berada di halaman belakang seraya memperhatikan Papa sedang memperbaiki sebuah kursi. "Dandelion sayang, kamu tolong cat rak buku itu ya." Ujar Papa seraya menunjuk rak buku yang tingginya setinggi tubuh Dandelion.
Dandelion melirik kuas serta cat berwarna biru muda. "Okay, Pa." Dandelion segera mengambil kuas tersebut lalu mulai mengecat rak buku yang ada di hadapanya.
"Blaze." Terdengar suara Mama memanggil Papa.
Papa berhenti dari apapun yang sedang dilakukannya. "Aku ada di halaman belakang nih sama Dandelion, Buttercup."
Tak lama kemudian terlihat Mama berjalan mendekati Dandelion dan Papa. "Wah Dandelion sayang, apa kamu ga apa-apa mengecat rak buku itu?"
Dandelion melihat Mamanya sambil tersenyum lembut. "Ga apa-apa kok, Ma."
"Kalo gitu Mama akan membuatkan minuman." Ujar Mama lalu kembali berjalan masuk ke dalam rumah.
"Bagaimana kuliahmu, sayang?" Terdengar suara Papa.
Dandelion melihat Papa sambil terus mengecat rak buku. "Kuliahku baik-baik saja, Pa."
"Syukurlah. Kamu masih bekerja part-time?" Papa kembali bertanya.
"Iya masih, Pa." Jawaban dari Dandelion.
"Kamu ga lelah kuliah lalu bekerja? Papa ga mau kamu kelelahan, sayang." Papa sangatlah perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
Подростковая литератураCan I ever do anything right? No guy would ever love me. I wasn't worth that much. I wasn't good enough for him or anyone else. Ini cerita mengenai Dandelion so if you already knew her. Let's Check it! ^^