Hey beautiful readers! Aku datang lagi nich XD
Akhirnya setelah berpikir tidak terlalu matang lol aku memutuskan untuk mengakhiri cerita ini, jadiiii ini adalah ending dari cerita ini (:
Okay Enjoy! ^^
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Chappie 15: Perfectly Imperfect
River dan Dandelion sedang duduk di sofa ruang tengah yang ada di dalam rumah Dandelion. Mereka berdua saat ini sedang berhadapan dengan kedua orang tua Dandelion.
"Jadi apa tujuanmu mendekati anak saya? Apa hanya untuk bermain-main saja?" Papanya Dandelion bertanya pada pria yang diketahui sedang dekat dengan salah satu anak perempuannya itu.
"Tentu saja tidak, Om. Saya serius dengan Dandelion dan tujuan saya adalah untuk selalu membahagiakannya dan juga selalu bisa membuat senyuman di wajah cantiknya." River menjawab dengan lancar dan jujur.
"Aaah jadi menurutmu Dandelion memiliki wajah yang cantik?" Papanya Dandelion kembali bertanya.
River langsung menjawab. "Iya Dandelion sangat cantik, Om."
"Berarti kamu hanya melihat tampilan luarnya saja? Bagaimana kalau saya tes." Papanya Dandelion kembali berujar.
Dandelion menatap Mamanya dan bertanya lewat tatapan mata seakan bertanya mengenai sebenarnya apa yang sedang Papanya lakukan saat ini, namun Mamanya hanya tersenyum lembut seakan mencoba menenangkan Dandelion.
"Saya tidak melihat Dandelion hanya dari tampilan luarnya saja, Om. Tentu saja, silahkan Om mengetes saya." Jawaban mantap dari River.
"Apa warna kesukaan, Dandelion?"
"Putih dan toska."
"Apa minuman kesukaan, Dandelion?"
"Coffee latte."
"Apa makanan kesukaan, Dandelion?"
"Ayam goreng."
"Berapa ukuran sepatu, Dandelion?"
"37."
"Kapan kamu akan menikahi Dandelion?"
"Saat Dandelion sudah lulus kuliah—eh. Uuum itu maksudnya— "
River salah tingkah dan bingung untuk berkata apa, sedangkan kedua mata Dandelion membulat sempurna, namun Mama dan Papa malah tertawa melihat pasangan yang sedang salah tingkah itu.
"Aah jadi setelah Dandelion lulus kuliah, kamu mau langsung menikahinya?" Giliran Mamanya Dandelion yang bertanya pada River.
River menelan ludah sebelum menjawab. "Sejujurnya sih iya, Tante. Saya tak ingin membuang waktu hanya untuk berpacaran. Saya yakin kalau Dandelion adalah perempuan yang memang diperuntukan untuk saya."
Kedua orang tua Dandelion terlihat kagum dengan perkataan dan kejujuran yang diutarakan oleh pria yang sedang dekat dengan salah satu putri mereka itu.
Papanya Dandelion kembali berbicara. "Baiklah saya mewakili kami berdua selaku kedua orang tua Dandelion, merestui hubungan kalian. Saya percaya padamu kalau kamu bisa selalu menjaga Dandelion. Saya harap kamu tidak mengecewakan kami, River."
River terlihat lega lalu tersenyum. "Terima kasih Om dan Tante, karena sudah memberikan kepercayaan kepada saya. Saya akan berusaha untuk tidak mengecewakan ataupun menghancurkan kepercayaan yang telah diberikan oleh Om dan juga Tante."

KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
Novela JuvenilCan I ever do anything right? No guy would ever love me. I wasn't worth that much. I wasn't good enough for him or anyone else. Ini cerita mengenai Dandelion so if you already knew her. Let's Check it! ^^