Chappie 6: Trying to Make it Better
Dandelion membuka matanya lalu menatap mata River. "I'm annoying. Don't you remember? I don't want to disturb you, okay? So please just leave me alone. Just please."
Hati River seakan ditikam oleh pisau tajam. She was hurt and it was because of me.
Hal ini ga boleh terus terjadi, aku harus memperbaiki hal ini. Pikir River.
Dandelion mencoba berjalan menjauh, namun River tak akan membiarkan itu untuk terjadi. Sehingga River langsung berjalan mendekatinya lalu menggenggam pergelangan tangan Dandelion.
"Cherry, aku mohon. Aku hanya ingin kita bicara." River sudah tak mempedulikan apapun lagi, selain membuat perempuan yang ada di depannya saat ini untuk melihatnya dan kembali berbicara padanya.
Dandelion menghela nafas. "Bukankah tadi kita sudah bicara? Kamu mau bicarakan apa lagi?"
"Cherry." River terdengar putus asa.
"Apa, River?" Balas Dandelion dengan nada datar.
"Panggil aku Rivy."
Alis Dandelion naik satu. "Kenapa?"
"Just do it, Cherry. Please."
"No."
Tanpa sadar River memegang kedua tangan Dandelion sambil terus merengek. "Come on, please."
Tubuh Dandelion menegang karena kedua tangannya digenggam oleh pria yang berdiri di hadapannya. "Uumm..." Dandelion masih terus bergumam.
River masih terus merengek lucu sambil menggerakan kedua tangan Dandelion. "Oh ayolah, Cherry."
Dandelion menghela nafas namun setelah itu akhirnya mengucapkan satu kata ini dengan pelan dan lembut. "Rivy."
"Oh! The way you say my name is beautiful." River bergumam sambil tersenyum lebar.
Dandelion menahan nafas saat mendengar gumaman River yang mampu membuat tubuhnya merinding.
River langsung terlihat lega dan senang. "Okay, let's go now."
Dahi Dandelion mengerut. "Tapi bukannya kamu harus kembali ke kantor ya?"
"Kantor hari ini lagi ga sibuk, jadi aku bisa selesai lebih awal." Jawab River santai.
"Uum— "
"Hush Cherry. Ga perlu banyak pikir lagi. Let's go!" River langsung menarik tangan Dandelion sehingga membuat Dandelion terpaksa berjalan mengikutinya.
"Rivy! Stop narik-narik aku kayak gini, okay? Aku bisa jalan sendiri." Dandelion mulai kesal dengan tingkah River yang selalu seenaknya.
River terkekeh senang. "God! I missed you."
Kedua mata Dandelion terbelalak. Whaaaaat?! He said whaaaat??
"Kalo aku maunya narik kamu kayak gini, kamu bisa apa hm Cherry?" Goda River pada gadis di sampingnya.
Dandelion langsung salah tingkah dan bingung harus membalas apa, sehingga berhasil membuat River tersenyum geli melihatnya.
"Jadi kamu mau makan dimana?" River kembali bersuara dan masih dengan menggandeng tangan Dandelion.
"Aku kan tadi udah bilang kalo aku udah makan, uum tapi kalo kamu mau makan ya udah aku temenin." Jawab Dandelion yang masih bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini.
"Pastilah kamu akan nemenin aku, karena aku ga akan ngelepasin kamu lagi, Cherry." Balas River percaya diri.
Dandelion yang mendengarnya hanya bisa mendengus seraya bergumam. "Mulai nyebelin lagi deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
Ficção AdolescenteCan I ever do anything right? No guy would ever love me. I wasn't worth that much. I wasn't good enough for him or anyone else. Ini cerita mengenai Dandelion so if you already knew her. Let's Check it! ^^