Chappie 10: Breaking Down
"Aku mengambil semua uangnya untuk aku berikan ke sebuah panti asuhan yang biasa aku datangi. Aku ga tau kalau aku harus menabungnya, Ma. Maaf kalau selama ini aku salah. Aku akan mulai menabung dan juga sekali lagi aku mohon maaf karena aku ga bisa seperti Kak Clover ataupun mungkin seperti Enzo, tapi aku akan selalu berusaha untuk bisa membanggakan Mama dan Papa."
"Sekali lagi maaf, Ma. Kalau begitu ini kunci motor dan juga kartu ATM. Uum aku berangkat kerja dulu ya, Ma."
Setiap kata itu terus berputar di kepala River, membuat dirinya hampir sulit untuk fokus bekerja.
Berapa kali gadis itu mengucapkan kata maaf dalam kalimatnya. Padahal gadis itu tidak melakukan kesalahan apapun. Dengan rendah hati, ia meminta maaf dan tidak mengeluarkan amarahnya sedikitpun.
River juga sempat memperhatikan wajah gadis itu yang berusaha tetap tersenyum saat menanggapi perkataan Mamanya.
How could you be so calm, Cherry?
Who are you exactly?
What I'm going to do with you?
River menghela nafas dengan berat lalu setelah itu memaksakan dirinya untuk fokus mengerjakan dan mempelajari beberapa dokumen yang ada di mejanya.
Setalah waktu berselang, River merenggangkan ototnya lalu melihat ke arah jam dinding yang ternyata sudah menunjukan pukul setengah enam sore.
River bernafas lega, karena akhirnya ia sudah bisa pulang dari kantor. Setelah membereskan barang-barangnya, dengan cepat River menuju lift.
"Selamat sore, Mas River." Resepsionis perempuan menyapanya saat ia baru keluar dari lift.
River tersenyum sopan. "Sore juga, Denna."
"Sudah mau pulang, Mas? Uum malam ini kan bagian keuangan akan mengadakan pesta kecil-kecilan karena ada dua pegawai di bagian itu berulang tahun. Apa Mas River akan hadir?" Denna mencoba memulai pembicaraan.
River berfikir sejenak. Sebenarnya itu bukan ide yang buruk untuknya hadir ke sebuah pesta dimana banyak rekan kerjanya, tetapi River sudah membulatkan rencana.
River akan pergi ke cafe dimana ia bisa menemukan gadis manisnya dan River tak sabar untuk menemuinya.
"Sepertinya tidak, karena saya sudah mempunyai rencana lain. Kalau begitu saya duluan, mari Denna." Ujar River sopan lalu beranjak dari tempat itu menuju parkiran.
♥ ♥ ♥ ♥ ♥
River segera turun dari mobil lalu perlahan berjalan memasuki cafe yang sudah beberapa kali ia datangi.
River segera menuju ke bagian pemesanan, namun sedikit kecewa karena bukan gadis yang ia cari yang akan melayaninya.
"Selamat datang di Coffee and Cafe. Mau pesan apa?" Perempuan yang ada di balik meja pemesanan menyambutnya.
River mengingatnya, saat melihat name-tag yang dipakai perempuan itu. "Pita kan? Kamu temannya Dandelion kalau saya tidak salah?"
Perempuan bernama Pita itu melihatnya dengan agak was-was. "Uum iya, apa ada yang bisa saya bantu?"
"Apa kamu tau dimana Dandelion? Saya kebetulan temannya dan saya hanya ingin menyapanya karena saya tau dia bekerja di cafe ini." Ujar River dengan nada sesopan dan sesantai mungkin.
Pita menghela nafas lega. "Ah jadi anda temannya Deli. Kebetulan Deli sedang mendapat giliran untuk istirahat, jadi mungkin anda bisa menyapanya sebentar lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
Teen FictionCan I ever do anything right? No guy would ever love me. I wasn't worth that much. I wasn't good enough for him or anyone else. Ini cerita mengenai Dandelion so if you already knew her. Let's Check it! ^^