The Fourth Run

2.2K 198 4
                                    

Drrrttt..


From : Bima
Km lg dmana?

To : Bima

Aku lagi di mobil


From : Bima
Ngapain?


"Lagi SMS-an sama siapa?"


Aku menoleh pada Glenn . Ia terlihat kesusahan fokus pasa jalanan karenaku . Mungkin sebaiknya aku diam saja .

"Hei . Kau tak menjawab pertanyaanku"


Huh? Pertanyaan yang mana? Lampu mobil Glenn hanya memberikan sedikit penerangan ditengah kemacetan ini .


"Kau sedang sms-an dengan siapa?" Oh . Ia mengulangnya lagi .


Aku menundukkan kepala . Apa yang harus kujawab yah? Bagaimana jika Glenn juga akan membentakku jika aku mengatakan kalau aku tengah ber-sms-ria dengan Kak Bima?


"Bima?" Tanyanya yang sukses membuatku tersentak dari lamunan .

Oh tidak . Aku yakin ia akan marah . Aku juga tak tahu kenapa tapi aku yakin kalau Glenn akan marah . Langsung saja aka memicingkan kedua mataku kuat kuat untuk menerima semua amarahnya.


"Kenapa kau harus takut?" Ia kemudian mengacak acak rambutku . Alhamdulillah , ia tak menjadi hulk seperti kak Bima .


"Aku tak akan melarangmu berkomunikasi dengan siapapun" Ia kemudian kembali fokus kejalanan . Menghadapi macet yang begitu panjang . Apakah didepan sana ada kecelakaan?


Oh tidak . Hanya ada inspeksi jalanan.


Aku kembali menatap Glenn . Entahlah aku merasa begitu menyusahkannya . Aku baru bertemu dengannya lusa kemarin . Kami bahkan hanya berkenalan selama 10 menit , bukan . 15 menit jika dihitung dengan pertengkaran batin ku . Tapi aku sudah membawanya kedalam masalah yang rumit seperti ini . Ia.. terlihat begitu peduli padaku . Ia mengingatkanku pada Harris . Sudahlah , aku tak ingin mengingat ingatnya lagi . Semoga ia tenang disana .


"Sebentar lagi kita sampai . Maaf yah kalo agak berantakan"

Aku mengangguk . Mana berani aku mengajukan keberatan padamu , Glenn? Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu . Aku akan menebus semua jasa jasamu padaku. Aku janji.


Ia memasukkan mobilnya kedalam garasi dan membukakan pintu mobil untukku .


Rumah yang indah . Itulah kesan pertamaku ketika menginjakkan kaki dirumahnya . Rumput rumputnya terlihat sangat hijau . Rumahnya juga tak terlalu besar . Seperti rumahku dikampung , hanya saja dalam versi modern dan konsep minimalis tentunya . Oh lihat! Ada kolam ikan juga disana!


"Ayo kita masuk" Ajaknya lalu berjalan didepanku menuju pintu rumahnya .


CAN'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang