Lucu sekali . Aku menggendongnya . Pipinya begitu cabi . Bibirnya melengkung indah seperti sedang tersenyum . Aku tak percaya sedang menggendong seorang malaikat sekarang .
Lihat! Dia menggerak gerakkan bibirnya! Ah lucu sekali . Apa begini perasaan semua orang tua di dunia? Tiba tiba aku sebelah tangan Glenn merangkulku kedalam pelukannya dan satu tangannya lagi membelai kepala bayi itu .
"Dia tampan yah"
Aku setuju . Apapun kata yang berarti indah yang ditujukan pada anakku ini . Aku setuju . Eh , anakku?
"Kau tampak benar benar bahagia , Nial"
Sejelas itukah? Benar . Aku memang bahagia saat ini . Glenn tiba tiba merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel . "Aku akan mengabadikan momen ini . Say cheese!" Klik! Dan sebuah foto tersimpan di dalam ponselnya .
"Lihat . Kau tersenyum disini" Glenn meliatkan hasilnya padaku . Pandanganku bukan tertuju pada diriku atau Glenn . Tapi bayi ini .
"Aku akan memanggilnya Phillips Rialen"
Enak saja!Aku yang harusnya memberi nama . Aku menggeleng dan melotot pada Glenn .
"Kau tidak suka?" aku mengangguk . Tentu saja! Phillips dan Rialen terdengar sangat keren untuk nama seorang anak lelaki . Tapi sangat aneh jika dicampurkan .
"Koi"
"Excuse me?" sambung Glenn
"A.. aku akan memberinya nama Koi" Ya . Aku pikir nama itu tepat untuknya . Glenn menatapku lagi dengan tatapan meneduhkannya itu .
"Koi . Nama yang bagus" Ia kembali mengeratkan pelukannya padaku . Dan terus memperhatikan , Koi .
Tangan koi meraba raba badanku . "Lihatlah ia lucu jika bergerak" kata Glenn . Gerakannya semakin aktif hingga .
"AAAAAH!!" Aku terpekik .
Ia menggigit dadaku .
-------
"Kau yakin tak mau membawa kaset kaset Cinta Henny ini?" tanya kak Bima mengangkat sebuah kotak yang berisikan koleksi kaset Cinta Henny-ku .Aku mengangguk . Aku sadar bahwa setelah Koi pulang kerumah besok , aku tak akan punya banyak waktu lagi untuk beristirahat dan menonton ulang Cinta Henny . Aku akan disibukkan dengan anakku itu . Eh , anakku lagi? Rasanya masih mustahil .
"Baiklah . Kau pergi saja dulu keatas mobil . Biar aku yang mengangkat yang kursi goyangmu ini"
Aku melakukan perintah kak Bima dan segera turun menuju mobil pick-up yang membantuku untuk memindahkan barang barang . Diikuti oleh kak Bima dibelakangku .Setelah siap , kami kemudian melaju menuju rumah .
"Ehm.. Nial?" kak Bima masih fokus pada jalanan . Ia terlihat sedikit kikuk .

KAMU SEDANG MEMBACA
CAN'T
RomanceSiapa tau ternyata hidup seorang Nial penuh dengan tanda tanya? Dan perlahan tanda tanya itu datang menerpa hidupnya yang sudah pecah tanpa sepengetahuannya. Dipermainkan oleh ingatan, apakah orang-orang di sekitar Nial bisa membantunya? Trilogi ke...