The Eleventh Run

1.4K 152 1
                                    

Kak Bima?


"Oh.. Ehmm.. Maaf nggak mengetuk dulu . Sebaiknya aku pergi saja" Kak Bima lalu menutup pintu . Kenapa? Bukannya seharusnya kak Bima ikut bahagia?


"Sudah.. jangan hiraukan dia . Izinkan aku memelukmu sekali lagi" Glenn kembali merengkuhku dalam pelukannya . Sementara pikiranku , masih melayang layang kepada kak Bima . Dan juga ,Hei , dia berjanji akan menyajikanku eksperimen terbarunya ,bukan?


"Gl.. Glenn"


"Ya? Kenapa?"


Tadi.. kak Bima mengajakku pergi kerestoran .


"Kau.. kau mau.. "


Apa? Mau apa?


"Kau..." dan Glenn meremas bokongku . Langsung saja aku memukul dadanya dan masuk kedalam kamar . Glenn mengikutiku .


"Apa?" tanyanya


Glenn , tidurlah dikamarmu sendiri!


"Aku mau tidur bersamamu!" dan dia mencibir


Hei! Kasurku tak akan mampu menampung bobot tubuhmu yang besar itu!


"Like i care" dan Glenn langsung merebahkan dirinya keatas kasur .


Glenn , Come on

*******

 Bima semakin menambah kecepatan motornya . Sementara itu , sebuah kotak yang berwarna sama juga tersimpan didalam sakunya . Kotak yang telah ia simpan selama bertahun tahun bersama sahabatnya . Kotak yang telah ia janjikan akan diberikan kepada Nial jika ia sudah menyadari perasaannya .


Tak dapat dipungkiri . Nial dan Harris adalah orang orang yang tak dapat dipisahkan dari kehidupannya . Meski Harris tak kan pernah lagi ia temui dimanapun .

Ia menyelip nyelip dijalanan seperti pembalap . Rasa sakit hati dan penyesalan yang begitu dalam telah meresap jauh begitu dalam . Didalam qolbunya . Ia menyesal kenapa ia tak mengajak Bima lebih awal? Ia bahkan juga sudah menyiapkan kejutan yang dibantu oleh teman temannya di restoran untuk Nial . Ya , Bima sudah menyiapkan itu semua



Ia sudah merencanakan semua itu jauh sebelum pertemuannya dengan Glenn .


Orang yang mengingatkannya kepada sahabatnya .


Yang sampai sekarang tak pernah diketahui keberadaanya . Yang telah membuat semua karib kerabatnya berputus asa dan pupus harapan jika ia masih hidup .

Glenn memarkirkan motornya di pelataran parkir restoran . Ia mendoronh pintu masuk yang selalu diikuti bunyi bel yang tergantung pada pintu masuknya . Teman temannya yang sudah berbaris rapi ditengah tengah restoran menatapnya dengan penuh harap , berubah menjadi raut kekecewaan dan simpati kepada Bima . "Sudahlah , aku tak apa teman"



Bima membubarkan teman temannya meski beberapa dari mereka masih ingin menghibur chef hebat itu. Bima mengedarkan pandangannya ke sebuah meja . Yang tepat berada didepan dinding kaca . Tempat yang disukai oleh Nial . Tempat dimana ia pernah ingin menyatakan perasaannya melalui sebuah Lasagna akan tetapi digagalkan oleh Ketua Chefnya . Tempat yang membuat penikmatnya kagum akan keindahan Kota Harapan pada malam hari .

"Nial . Masih adakah harapan untukku?"

CAN'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang