The Sixth Run

2K 183 2
                                    

Aku mengehempaskan badanku diatas kasur utama di kamar Glenn . Capek . Itu yang kurasakan , aku berinisiatif sendiri untuk melakukan pekerjaan rumah . Yah biar Glenn sama sekali ngga susah nantinya .


Kitty menghampiriku dan seenaknya tidur diatas perutku . Ia mendengkur . Kucing ini benar benar lucu dan imut .


Rasanya aku mengantuk . Aku lelah sekali . Aku melihat jam digital Glenn di dinding . Sudah pukul 11:44 . Rasanya tak apalah jika aku tidur sebentar . 


********

Harum .
Hidungku mencium bau yang harum . Kitty sudah tak berada diatas perutku lagi . "Csssshhh.." Bunyi sesuatu yang sedang digoreng terdengar .


Aku berjalan keluar kamar . Oh , Kak Bima .


"Gimana tidurnya . Nyenyak?"


Aku mengangguk . Tentu saja . Aku kembali melihat jam . Pukul 12:30 . Ah sebaiknya aku bersiap siap .


"Glenn memberitahuku jika kau akan pergi kerumah sakit siang ini . Makanlah dulu" kemudian ia menyajikanku semangkuk Sup . Bukan ini bukan sup . Terlaku ramai untuk dikatakan sup .


"Ya , itu cuman eksperimen asal asalanku lagi . Cobain aja . Ah aku mau nganterin dulu buat tukang" dan kak Bima lalu berjalan menuju 2 ruangan yang tengah diperbaiki itu .

Terlalu hening untuk dikatakan tengah direnovasi . Tunggu , apa kak Bima sudah berdamai dengan Glenn?


Ah sudahlah aku mau bersiap siap dulu .


*****

"Oh . makasih ya"

Aku mengangguk angguk setelah memberikan kotak yang berisi masakan kak Bima tadi . Aku sengaja mengambil sedikit -ngga bisa dibilang sedikit juga- dari panci dan memasukkannya kedalam Dupperware yang kudapatkan pada rak rak piring .


"Ini kamu yang masak?" Aku menggeleng . Aku kan cuman bisa masak nasi goreng dan beberapa kari yang diajarkan ama kak Bima . Kalau yang seperti ini sih , belum .


"Sini duduk" ia mengambil sebuah kursi dan meletakkanya tepat disampingnya . Aku mengikutinya saja . Lagian aku cape berdiri terus


"Ini enak sekali . Bima emang cocok jadi chef" Apa aku tak salah dengar? Glenn mendadak memuji Kak Bima? Apa yang kulewatkan?


"Apa? Ada yang salah?"

Aku kembali menggeleng.


Glenn kembali menyuapi eksperimen kak Bima itu kedalam mulut . "Ehmmm.. enak sekali! Oh iya aku mau ngomong sesuatu"


Aku nenoleh padanya

"Polisi yang kemarin , tadi pagi datang lagi . Katanya ia menemukan jasad perempuan tak jauh dari apartemenmu .Kayaknya itu ibunya si bayi"


Hah? Benarkah? Tragis sekali. Kasihan bayinya .


"Nggak cuman disitu saja . Aku baru tahu kalau ternyata kau tinggal bersama pekerja seks komersial. Maksudku setelah didata sih, semua penghuni apartemen tersebut ternyata berprofesi sebagai pelacur." Hah? Apa benar?


Memang sih aku baru menempati apartemen itu 2 bulan yang lalu . Karena aku didepak dari kost san dan aku brrinisiatif untuk mencari tempat lain untuk menetap . Aku benar benar tak tahu dengan siapa aku menetap di sana . Yang kutahu , aku pulang jam 10 malam. Jam segitu sih suasananya sudah sangat gelap dan aku nggak bisa melihat keadaan disekitarku. Lalu sebelum tidur, aku minum susu dan menonton Cinta Henny . Aku tak mendengar suara suara lain didalam kamar . Ah aku lupa , di brosur tertulis kamar kedap suara .


"So.. kesimpulannya kamu harus segera pindah dari tempat itu"


"Ke.. kenapa?"

"You know , pemerintah setempat berencana untuk menghancurkan bangunan itu . Selain karena maraknya peristiwa aborsi dan bayi yang dibuang disekitar sana . Tempat itu juga akan dihancurkan karena sudah tua dan dinilai tak layak lagi untuk dihuni"


Aku terbengong bengong . Tak layak huni? Setauku aku selalu tentram dan damai tinggal disana . Bahkan untuk menonton Bukan Dunia Nyata -yang sepanjang acaranya selalu hening- aku tak mendengarkan tanda tanda ada orang berbuat mesum .


Apa karena usiaku yang sudah menginjak 25 ini yah?


"Bagaimana jika kau tinggal dirumahku saja?"

Apa? Tentu saja tak boleh! aku tak mau semakin merepotkan Glenn


"Kenapa? Ayolah . Kamar kamar itu akan diisi hari ini . Lagian aku juga sudah membelikan perlengkapan bayi . Kita bisa merawatnya bersama"


Tapi.. aku akan semakin merepotkan Glenn nantinya . Dan lagipula aku tak akan punya uang hingga pertengahan bulan depan . Aku harus mentranfer sebagian gajiku ke kampung .


"Tak apa jika kau mengkhawatirkan Bima , ia juga akan sering menginap dirumah" Hah? kenapa pembicaraan ini jadi menyinggung kak Bima?


"Yah.. aku tau. semalam aku berbincang banyak hal pada Bima. Kau tak keberatan kan jika aku sedikit berlomba dengan kakakmu itu?" Glenn menekankan kata "kakakmu" . Dan lagi , berlomba? untuk apa?


"Jadi? apa kau menerima ajakanku? Aku akan menggilasmu dengan truk jika kau menolak" Glenn terkekeh . Ya ampun! aku bisa mati jika digilas truk . Mana kuat badanku , ssedangkan sewaktu diurut Nisa -Adik bungsuku dikampung- dengan cara naik keatas punggungku . Seisi badanku terasa remuk semua! Apalagi digilas..


"Baiklah aku anggap itu sebagai "Ya" . Dan aku juga punya kabar baik untukmu"

Seenaknya saja menganggu perdebatan batinku . Huh!


"Malaikatmu itu sudah stabil . Kita bisa membawanya pulang sekarang , jika kau mau"

Senyumku merekah . Benarkah? Tunggu . Bagaimana dengan barang barangku? Aku kan belum punya rencana untuk mengangkat semua barang barangku di apartemen untuk dipindahkan kerumah Glenn .


"Apa kau mau melihatnya dulu?"

Aku mengangguk . Glenn menutup kotak bekal yang aku berikan -ia menyantap habis semuanya- lalu melepaskan kacamatanya . "Ayo . Aku juga sudah tidak sabar melihat Phillips-ku"


Sejak kapan aku menyetujui nama itu?

CAN'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang