The Ninth Run

1.6K 166 2
                                    

Aku langsung turun tanpa ba-bi-bu terlebih dahulu dari dalam mobil . Entahlah rasanya aku kesal dengan Glenn yang baru saja membahayakan nyawa kami bertiga . Apa yang dipikirkannya tadi?


"Nial.. Nial tunggu" Glenn berusaha meraih tanganku tapi aku menolaknya dan berjalan semakin cepat .


"Nial!" Dan Glenn berhasil mendapatkan tanganku . Ia menarikku kedekatnya hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya diwajahku .


"Aku.. minta maaf soal yang tadi"


Aku menengadahkan kepalaku . You should did it since the beginning . Kau bisa membahayakan nyawaku! Dan juga nyawa Koi!


"Aku.. tadi sedang kalut ama urusan Pasien dan aku sedang lapar"

Aku nggak percaya! Kau hampir saja membunuh Koi , Glenn!Kau tau itu!


"Dan aku tak sedikitpun berniat untuk menyakiti Koi , dan juga kau . Kau tahu itu" Aku tak bisa mendeskripsikan ekspresi wajahnya . Terdapat raut penyesalan dan sesuatu yang tak dapat kumengeri disana . Bahkan saat tangan Glenn kembali menuntun pinggangku merapat padanya , Disaat itulah aku bisa mengerti sesuatu . Ia benar benar menyesal . "Kau tahu aku juga menyayangi Koi . Dan juga Kau"


Seorang anak kecil yang tengah bersepeda didepan gerbang rumah kami ternyata mengintip . Astaga , Glenn . Kau lupa menutup pintu gerbang!


"Aku menyayangi kalian berdua , apa kau mau memaafkanku"


Ahh! Anak itu bahkan memfotoku dengan ponselnya!


"Apa kau mau memaafkanku?"


Ayolah , Glenn . Lepaskan! Aku malu diliatin gitu!


"Siapa? Apa yang kau li.." Glenn memutar kepalanya ke arah gerbang . "Hei bocah!! Sedang apa kau disana!??" Dan ia lalu berlari ke menutup gerbang dan menguncinya .



------

"Aku pulang..."


Aku melengok . Kak Bima . Pasti kali ini dia benar benar lelah . Bayangkan saja, seorang kritikus makanan mendatangi restorannya . Kak Bima pernah bilang , pena KritMak itu bagaikan Madu dan Racun bagi pekerja semacam dirinya . Satu saja kata kata berkonotasi buruk yang mereka tulis dan ekspos , maka tamatlah riwayat restoran itu . Aku sempat menyangsikan kalimat itu , tapi kayaknya kak Bima nggak main main . Lihat saja jagoan favoritku di acara , "Pinter Chef" . Kinal -peserta favoritku- bahkan sampai menangis karena kritikan dari chef Juna .


Kak Bima lalu langsung berjalan menuju dapur sebentar sambil menenteng sebuah bungkusan . Jangan tanya aku apa isi dari bungkusan itu .


"Hari ini , Restoran kami benar benar kelabakan" Ia mengeluarkan sebuah mangkok dan tupperware dari dalam rak rak piring "Mereka bilang , kritikus akan datang jam 10 tadi . Kami sampai harus membersihkan seisi restoran dan Kepala Chef juga menyuruh kami membuat beberapa menu yang akan disajikan nantinya" . Kak Bima menuangkan makanannya . "Untunglah aku masih sempat bereksperimen untukmu" Dan lalu berjalan ke arahku yang sedang duduk disofa , tepat didepan televisi .

CAN'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang