A beggining of disaster

18.7K 853 22
                                    

Tepat satu bulan yang lalu.....

Suasana pub malam ini sangatlah ramai. Bau minuman serta aroma rokok dan alkohol bercampur menjadi satu kesatuan bau yang dinikmati banyak khalayak di ruangan ini. Tarian kesana-kemari, dengan gerakan liarnya, turut serta membanjiri nuansa pub malam yang tak seberapa besar. Sentuhan-sentuhan para gadis terhadap pasangannya, serta cumbuan yang tak kunjung henti, membuat pub ini makin panas makin malamnya. 

Namun semua itu tak terjadi pada Cattleya. Dirinya justru murung memikirkan kekasihnya, yaitu Adrian, yang kini menempuh pendidikan di negeri bunga sakura sana--ya, di Jepang. Jarak memisahkan mereka, membuat kerinduan membuncah serta kecurigaan makin mendarah daging. 

Ia makin menangis dan meraung, serta menghabiskan vodka demi vodka yang ia pesan. Sang bartender telah memperingatkan Cat untuk berhenti, tapi gadis itu sama sekali tak mengindahkannya.

"Gue tamu di sini! Dan lo cuma pelayan, kan? Gue mau nambah 6 gelas lagi!" teriak Cat.

"Hmm oke. Tapi jangan salahkan saya kalau ada apa-apa sama anda," tegas sang bartender. 

Bergelas-gelas vodka tertelan, berbanding terbalik dengan tangisannya yang selalu keluar. Ia mengingat perbincangannya dengan Rica, sahabatnya di kampus. 

*

((flashback))

"Cat, lo harus tau!" Rica menghampiri Cat di kantin, dengan wajah menggebu.

"Apa?" tanya Cat dengan santainya.

"Sahabat kita, Cat. Si Mentari.. Dia..."

"Mentari kenapa?"

"Dia selingkuh sama pacar lo, Adrian!"

"HAH?"

Ya, Mentari dan Adrian adalah sahabat serta kekasih Cat. Mereka mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan sama-sama di Jepang. Tak heran, jika Mentari dan Adrian sering bersama, layaknya sepasang sahabat karib.

Tapi... fakta ini...

"Coba lihat deh! Gue lihat ada yang nge-tag foto ini di instagramnya Mentari sama Adrian. Yaa, mereka kayak pelukan gitu. Terus yang ini nih, Adrian cium keningnya Mentari! Buset. Ini gue gak kompor ya, gue cuma gak mau lo terus dibohongin Adrian.." Rica masih menunjukkan beberapa foto mesra Mentari dan Adrian--yang tentunya membuat Cat makin panas. "Gue gak nyangka, Mentari, sohib kita dari SMA... Tega ngelakuin itu sama lo. Lo terluka, gue juga luka. Lo--eh, Cat, lo mau kemanaa?"

Cat menggeleng dan terus berlari meninggalkan Rica. Air matanya meleleh. Bahkan ia rela menahan rindu untuk jangka waktu sangat lama, sementara dia di sana dengan mudahnya mendapatkan sentuhan lain di saat Cat menguji kesetiaannya. Dan sentuhan lain itu, di dapatkan dari Mentari, sahabatnya sendiri. 

Cat langsung meraih ponselnya, mengirimkan beberapa pesan ke beberapa orang. 

To: Mentari 

Lo nusuk gue dr blkg? Sip, lanjutin ya. 

Lalu...

To: Adrian <3

Good job, tai.

Dan yang terakhir.

To: Aldi

Kak, lo uda slse kuliah? Anter gw yuk ke pub.

Tak lama kemudian, balasan datang dari Aldi--supir keluarganya, yang sudah ia anggap sebagai kakak sendiri lantaran mereka hanya berjarak 2 tahun, dan berkuliah di universitas yang sama.

Aldi : udah, Cat. mau ke pub, ngapain?

Cat : gw stres kak. butuh hiburan.

Aldi : janji ya disana gak minum-minum? aku gak mau kamu pulang dlm keadaan mabuk.

Cat : iye bawel. cepet jemput gw kak.

Aldi : otw yah..

Cat menelan ludahnya. Bagaimana bisa ia tidak minum? Hanya minuman lah, yang mampu meredakan segala luka hatinya. 

((flashback end))

*

Dan kini... Cat hanya bisa terkulai lemah. Ia terlalu pusing dan mual karena bergelas-gelas vodka. Ia meletakkan kepalanya di meja bar, dan menyanyikan lagu yang liriknya hanya memanggil-manggil nama Adrian.

Drrrt... Drrrt.. Ponselnya bergetar. Di layar, dalam keadaan setengah sadar, dia melihat di layar ponselnya tertera jelas nama Aldi. 

"Haloooooo...."

"Cat, lo di dalem masih lama gak? Pulang yuk udah malem, ntar kamu dicariin mama kamu."

"Booodooo amaaaat.... Gueee mau Adriaaan ajaaaaa..."

"Cat? Cat? Lo mabuk ya?"

"Heeee soootoooyyyy loooo..."

"Cat? Please disitu aja, jangan kemana-mana!"

Cat terkekeh di alam bawah sadarnya. Di pikirannya hanya ada Adrian, Adrian, dan selalu Adrian. Bayangannya ketika ia bersama Adrian sejak SMA, menghantui pikirannya selalu.

Sesosok lelaki datang ke arahnya. Dan Cat tertawa, karena melihatnya sebagai sosok yang ia cinta, yaitu Adrian.

"Aaaah, Adrian babyyy.. I miss you so muchh," gumam Cat, sambil melingkarkan tangannya di leher lelaki itu.

"Cat, ini Aldi, Cat, please sadar!"

Cat tertawa. "Hahaha... Don't you miss me? Hmm, please, kiss me baby..."

"Cat!"

"Kiss me, baby.."

Tanpa aba-aba, Cat makin memajukan dirinya ke arah sosok lelaki yang adalah Aldi. Dia meraba bibir Aldi, dan mulai menciumnya ganas. Tangannya bergerak ke kancing dressnya, berusaha membukanya. 

"Cat, lo mau apa?"

"Adrian sayanggg, aku gak mau kehilangan kamuu... Please, tidur sama gue dan cap gue jadi milik lo..."

Aldi menelan ludahnya. Ia baru menyadari, sesosok yang ia sayangi lebih dari sekedar adik dan majikan ini, ternyata sangat cantik dan mempunyai tubuh yang sangat indah. 

Naluri lelaki Aldi muncul secara wajar. Dan.. "Kita cari kamar sekarang."

Dan mulai detik itu.... Bencana demi bencana, datang.

*

*

TBC.

50 votes dan komen buat next part yah:*

aku akan update super fast kok, aku janjiii! hehe Xo

-ervina, 11April 2016

Between Marriage and PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang