Cat X Aldi X Harus Terpisah?

4.8K 362 9
                                    

Ps: Aku update cerita tiap Sabtu/Minggu, jd kalau hari selain itu ada update-an, biasanya aku hanya semacam 'delete-lalu post' lagi, krn ada beberapa pembaca yg sering gak dapet notif. Jd aku up terus biar muncul :3 hehew.-.

Cat X Aldi X Harus Terpisah?

Nb: Heyyy, maaf aku dah lama gak update:( Masih ada yg inget cerita ini gak ya? Semoga masih ya..

Untuk permintaan maaf, aku update 2 part sekaligus. Part ini dan part setelah ini.

Jgn lupa vote dan komen yg banyak yah!

Happy reading!

*

Mereka berdua berjalan, bergandengan tangan memasuki rumah yang sepertinya sudah sangat lama tak mereka lihat. Rumah yang dulunya menjadi sumber bahagia Cat, namun kini mendadak menakutkan bak rumah hantu saja rasanya. Usai terusir, ada yang beda saat Cat memasuki rumah ini.

Cat meremas tangan Aldi, dan Aldi balik menggenggamnya sangat erat.

“Di.. Aku takut..”

Aldi melirik dan  tersenyum kea rah isteri mungilnya sekilas. “Tenang. Semua akan baik-baik aja. Percaya sama aku.”

Percaya? Ya, sudah pasti Cat percaya pada suaminya. Tapi tak bisa dipungkiri, ia benar-benar takut. Terlebih Cat tau dengan siapa mereka akan berhadapan, dengan seorang Johan, dan seorang Dena, alias ibunda Cat sendiri.

Pintu megah bak pintu kerajaan, sudah di depan mereka persis. Kini penentuan untuk mereka. Mau pulang, atau mau tetap berada di sini dan melanjutkan aksi tuk masuk dan menjenguk Dena yang katanya jantungnya kumat.

“Gimana?” tanya Aldi. “Semua terserah kamu.”

“Takut..”

“Mau pulang?”

“Tapi pengen masuk, lihat mama.."

Aldi menggenggam tangan Cat kencang. “Sesuaikan sama niat kamu. Kamu kesini mau apa, tujuannya apa. Sebelum kamu mencapai tujuan itu, ya jangan pulang.”

"Mau ketemu mama, jenguk mama.”

Pria itu mengangguk. “Ayo masuk kalau begitu.”

Dengan ragu, Cat ikut mengangguk. Cepat-cepat, ia menggandeng tangan Aldi agar selalu menghangatkan telapak tangannya.

Benar.

Jantungnya berdebar, terutama saat mereka bertatap mata dengan sekelompok orang yang sudah menanti di ruang tamu. Ada Dena—ibunda Cat—di kursi rodanya, ada Ari—ayah Cat—yang duduk tenang, ada Aira—kakak kandung Cat—yang makin cantik saja, dan ada… Johan, pria yang bahkan tak masuk silsilah anggota keluarga itu.

Cat takut, begitupun Aldi. Mereka berdua takut, tapi mereka tak boleh berbalik pulang, karena mereka telah tertangkap dan memang seharusnya mereka masuk, menyelesaikan tujuan awal.

*
*

Di dalam, mereka semua menyambut hangat Cat dan Aldi, kecuali Dena yang duduk dengan wajah tertekuk masam memandang mereka sembari duduk di kursi roda.

Disitu, Ari bercerita bagaimana Dena bisa kumat. “Mama waktu itu banyak pikiran, terus kecapean, sering nangis, sering stress.. Jadi mama kemaren sempet sesak dan harus pakai oksigen kemana-mana.”

“Dan itu semua karena kamu!” hardik Dena, sambil mengarahkan telunjuknya kearah Cat.

“Ma, sabar, ma..” Aira mencoba menenangkan, dengan menepuk dan merangkul pundak ibundanya yang keras hati.

Between Marriage and PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang