Halooo. Maaf aku lama bgt ga update cerita ini :( semoga masih ada yg baca yaaa:( huhu.. Kalau lupa, baca aja part2 sebelumnyaaa. Makasiiih & happy reading! :)
Vote dan komen yg banyak yah:p
NB: lagu di mulmed diputer juga yah :p
*
*
"Aldi?" panggil Cat pelan.
Aldi berbalik, dan seketika terkejut mendapati Cat di belakangnya. "Cat? Kamu kok tumben ke perpustakaan?"
"Ih, emang gaboleh?"
"Ya... nggak apa-apa, cuma rada aneh gitu."
Cat meringis. Memang, bisa dihitung dengan jari berapa kali ia berkunjung ke perpustakaan ini.
"Kamu mau ngapain emang?"
Cat menggigit bibirnya. Haruskah ia? Kembali memandang Aldi, ia tersenyum. "Aku... mau... ini.."
Dan dalam satu tarikan.. Cup! Cat berhasil menempelkan bibir Aldi dengan bibirnya. Cukup lama, tanpa gerakan. Ya, kulit bibir mereka hanya bersentuhan, tapi mereka mampu menikmati dan merasakan aliran listrik yang menyengat diantara mereka.
Dan.. Meski mereka pernah melakukan lebih 'tanpa sadar'... Ciuman mereka kali ini adalah, yang sesungguhnya, dengan sadar, dan tanpa rasa lain kecuali 'getaran dalam dada mereka masing-masing.'
*
*
Author's POV
Cukup lama mereka berciuman, mereka kini mulai melepaskan diri. Tangan Aldi masih menempel di kedua pipi Cat, mencoba menahan wajah Cat agar tetap dekat dengannya. Nafas mereka masih beradu. Debar jantung mereka masih memburu.
"Cat.."
Cat mengangguk. "Maafin aku."
"Aku, Cat. Harusnya aku bisa kontrol diri gak cium kamu kayak gitu. Maaf."
Dalam benak Aldi, mungkin Cat hanya rindu sebuah ciuman, tak lebih. Dan buat Aldi, tak pantas rasanya jika dalam-keadaan-sadar, ia menggebu mencium Cat. Karena apa? Karena Cat bahkan belum mencintainya. Dan bagi Aldi... Bisa saja ciuman tadi sebuah paksaan, dan Cat sama sekali tak menikmatinya.
Tapi... Cat malah memukul lengan Aldi. "Kamu kenapa minta maaf, sih? Aku kan isteri kamu. Kamu boleh aja kok cium aku. Kan kita udah sah, gak dosa juga, kan?!"
Aldi membisu sesaat. "Kamu... Gak marah?"
"Gak lah! Kamu yang aneh. Dicium aku malah kayak nyesel gitu!"
"Bukan nyesel..." ralat Aldi pelan.
"Tapi?"
Aldi mencium kening Cat sangat lembut, membuat hati Cat berdesir lagi. "Bukannya kamu gak cinta sama aku? Dan aku gak mau ciuman itu terkesan maksa buat kamu, Cat."
"Apa aku kelihatan terpaksa?" tandas Cat. "Apa kamu pikir aku cewek yang haus ciuman, gitu?"
"Gak gitu.. Ta--"
"Gini deh, Di," potong Cat cepat. "Aku memang belum cinta sama kamu. Tapi bukan berarti selamanya aku gak bakal cinta sama kamu, kan? Kamu kok kayak nyerah gitu?"
Aldi diam. Bukannya dari dulu, usahanya selalu tak dihargai oleh Cat? Tapi kenapa sekarang Cat justru meminta?
"Cat, aku bakal berjuang buat kamu. Tapi, kamu juga harus berjuang buka hati kamu buat aku. Aku gak mau berjuang sendiri kayak kemaren-kemaren, sementara kamu gak peduli sama sekali. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Marriage and Pregnancy
Romance(20+) Tentang dua orang manusia, yang memiliki latar belakang berbeda, perilaku yang berbeda, hingga rasa yang berbeda. Aldi, yang sejak pertama kali bekerja sebagai supir di keluarga itu, sudah menyukai--bahkan menyayangi Cattleya. Aldi, yang juga...