Chapter 4 (Revisi)

82 15 0
                                    


Siang ini aku yang mengemudikan mobil Zein. Karena aku yang memaksa. Tadi, Zein masih dalam keadaan emosi, jadi aku takut saat dijalan terjadi sesuatu.

"Geng hyena itu masih harus dihajar!" ujar Zein emosi.

Aku melirik Zein sekilas lalu menatap lurus lagi kejalan.

"Tenang Zein, jangan emosi terus dong.." kucoba untuk menenangkan Zein.

"Aku nggak terimalah, Slova-ku digituin kayak tadi!" Zein emosi.

Ha? Slova-ku? Apa maksud Zein? Tubuhku tiba-tiba seperti di aliri listrik saat Zein berkata –Slova-ku.

Aku pura-pura tidak dengar saja. "Eh, apa? Aku nggak denger.."

"Iya, aku nggak terimalah Slova digituin kayak tadi." suaranya jadi pelan.

Kenapa sekarang hanya Slova saja? Apa tadi aku salah dengar? Iya mungkin, aku salah dengar.

~~~~~

Kuparkir mobil Zein dihalaman rumahku.

"Makasih ya." kataku pada Zein.

"Boleh nggak aku masuk dulu?" tiba-tiba Zein ingin masuk rumahku.

"Boleh aja, tapi mau apa?"

"Pengen aja."

Aku mengangguk. Lalu kami turun dari mobil dan masuk kedalam rumah. Keadaan rumah sepi. Mama dan kak Slavina entah dimana. Sedangkan ayah dari seminggu yang lalu sedang ada kerja di Australia. Kupanggil bi Iyem ––pembantu dirumahku.

"Iya non?" bi Iyem muncul dari arah dapur.

"Mama sama kak Slavina mana?" aku menyapu pandangan ke sekeliling rumah.

"Oh, nyonya sama non Slavina lagi jemput tuan di bandara."

"Ayah pulang hari ini bi?!" mataku membelalak saking senangnya.

"Nje non." bi Iyem tersenyum ramah ke arahku. Lalu Bi Iyem melihat Zein sekilas. "Non, pacarnya ya?" goda Bi Iyem padaku.

Aku dan Zein saling tatap. "Bukanlah!" serentak kami menjawab.

Bi Iyem terkekeh geli. "Iya non, nggak usah kaget begitu, bibi cuma bercanda, hehe.."

Aku dan Zein saling menatap, lalu balik menatap bi Iyem.

"Udah ah bi, aku mau makan." aku mengalihkan pembicaraan. Bi Iyem tahu jelas itu.

"Oke non, mau makan apa?"

"Apa aja."

Bi Iyem pun pergi ke dapur menyiapkan makan untukku dan Zein.

Aku duduk di sofa ruang tamu. "Duduk aja." kataku pada Zein. Zein duduk di sofa yang satunya lagi. Di depanku.

"Mau minum apa?" tanyaku.

"Nggak usah."

"Nggak apa-apa." aku langsung nyelonong ke dapur meninggalkan Zein.

Di dapur, aku jadi bantuin bi Iyem masak. Walaupun bi Iyem ngelarang, aku tetep aja maksa.

"Please ya bi.." pintaku memelas.

"Tapi, non.."

"Nggak apa-apa, Slova pengen belajar.."

"Oh, bibi tau.. Karena aden yang ganteng itu ya?" bi Iyem terkekeh.

"Bukanlah!" aku mengelak. Tapi memang benar, aku tidak bermaksud karena ada Zein.

Bi Iyem tertawa mengerti. Tak lama kemudian, masakanku yang dibantu oleh bi Iyem telah selesai. Ku bawa nasi goreng spesial dan orange juice diatas nampan menuju ruang tamu.

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang