°•○●ALUNA●○•°Aluna dongkol setengah mati pada Arkan, pasalnya cowok itu dengan sengaja membangunkan dirinya, saat waktu masih menunjukan pukul setengah lima pagi. Dan yang lebih, cara Arkan membangunkan Aluna itu loh yang membuat Aluna kesal.
Seperti kali ini, Arkan dengan sengaja berlompat-lompat gaje di atas kasurnya, seakan-akan kasurnya itu sebuah trampoline. Hei, padahal Arkan punya trampoline di belakang rumahnya.
Aluna mendecak sebal, "apaan sih Kan? Ini tuh masih jam setengah lima!" Kata Aluna dengan suara yang serak, khas orang baru bangun tidur.
Arkan tersenyum idiot. "Hari ini kan hari pertama gue sekolah, gue gak sabar!" Jawab Arkan sambil memutarkan badannya yang sudah terbalut seragam sekolah barunya.
"Ya trus apa hubungannya sama gue?" Tanya Aluna jutek. Meskipun Aluna sudah mendengar alasan yang logis dari Arkan, tetap saja dirinya masih dilanda kekesalan yang mendalam.
"Lun! Yekali gue ke sekolah sendirian. Malu lah gue, mau dikemanain nih muka gue yang tampan." Jawab Arkan dengan seribu kepedeannya. Membuat Aluna yang melihatnya seakan ingin muntah.
"Terserah lo terserah, udah lo sana! Gue mau mandi!" Tungkas Aluna, ia pun segera beranjak dari kasurnya, dan menuju walk in closet.
°•○●Aluna●○•°
"Lun, Berangkat yuk!" Ajak Arkan begitu melihat Aluna sudah selesai memakan sarapannya. Aluna menoleh, memandang Arkan. "Ayok." Jawabnya singkat, Aluna berdiri dari duduknya dan mengambil tas yang ada di sebelahnya.
"Bunda! Luna berangkat bareng Arkan ya," teriak Aluna. Bundanya ini sedang ada di ruang keluarga, untuk sekedar menemani Ghea yang tengah menonton Dora.
"Hati-hati ya! Arkan bawa motornya jangan ngebut-ngebut." Peringat Bunda, Aluna dan Arkan segera berangkat. Karena kini, waktu telah menunjuk jam 06.30.
°•○●Aluna●○•°
Sesampainya Aluna dan Arkan di sekolah, Arkan dengan seenaknya, merangkul bahu Aluna, membuat Aluna agak sedikit susah jalan karena tubuhnya berdempetan dengan Arkan. Dan yang lebih rangkulan dari Arkan membuat semua mata memandang ke arahnya.
Karena risih ditatap, Aluna mencoba melepaskan rangkulan Arkan dari bahunya, "Kan, lepas apa! Gue risih nih diliatin begini!" Keluh Aluna, Arkan sontak memberhentikan langkahnya, "gue malah seneng ditatap begini Lun!" Ucap Arkan kencang sambil tertawa. Menimbulkan para siswi yang melihatnya seketika memekik,
"Geez, itu ganteng gila."
"Dia anak baru kan?"
"Senyumannya astaga."
"Eh itu Aluna bukan sih?"
"Dia pacarnya Aluna?"Aluna akui, sahabatnya ini memang tampan. Apalagi kalau Arkan sudah tersenyum atau tertawa, membuat siapapun yang melihatnya langsung meleleh. Dan hei, Arkan itu hanyalah sahabatnya, mereka bersahabat saat Aluna pindah rumah, dan jadilah Arkan menjadi sahabatnya.
"Kan, gih lo ke ruang kepala sekolah, nanti lo lurus aja, trus belok, di depan ruangnya ada tulisannya kok. Kalo gak ketemu ya tanya aja sama siapa kek. Gue mau duluan aja ke kelasnya." Kata Aluna sambil mendorong bahu Arkan. Arkan tersenyum, lalu mengusap kecil rambut Aluna. "Yaudah, gue ke ruang kepala sekolah ya, sampai ketemu di kelas."
Arkan pun pergi meninggalkan Aluna di koridor. Dengan langkah cepat, Aluna pergi ke kelasnya yang sudah tidak jauh dari tempatnya berdiri. Baru sampai di depan kelas, Aluna melihat adanya kehadiran Haidar, di depan pintu kelasnya dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam kantung celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Teen FictionMulanya, kehidupan SMA Aluna sangatlah datar. Hingga ia mendapat sebuah Dare dari temannya untuk mencari target seorang anak basket disekolahnya, entah bagaimanapun caranya mereka harus jadian dalam kurung waktu 3 bulan. Dari situlah kehidupan SMA A...