Hari ini, hari yang amat cerah bagi Aluna. Kali ini entah setan dari mana, Aluna sudah sampai di sekolahnya, padahal kabut masih menyelimuti sebagian dari kota Jakarta.
Merasa terlalu pagi sampai di sekolah, Aluna memutar arah tujuan dari kelas menuju taman sekolahnya.
Sesampainya di taman, Aluna mendudukan dirinya di salah satu bangku panjang yang tersedia di taman tersebut. Ia memejamkan kedua matanya, dan menyantaikan pikirannya yang selama ini terasa berat.
Suara kicauan burung gereja mengalun secara indah ditelinganya, perlahan ia mendengar suara langkah kaki yang menggema diantara taman yang tengah sunyi.
Aluna tidak mengacuhkannya, ia justru mengambil tas yang masih menggantung di punggungnya dan menaruhnya di pangkuan untuk dijadikan bantalan untuk ia tertidur.
*****
Haidar bingung, setelah menaruh sepeda Fixie nya di parkiran sekolah, kakinya justru menyuruhnya pergi ke arah taman sekolah yang tidak jauh dari tempat ia menaruh sepeda putihnya itu.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri ia melihat sebuah bangku taman yang panjang dengan seorang siswi berambut panjang.
Ia berjalan dan mendudukan bokongnya di sebelah siswi tadi.Sejenak Haidar terdiam sambil mendengarkan musik yang berasal dari Ipod nya. Hingga sebuah kepala bersandar di bahu nya. Ia membuka headphone nya secara perlahan, dan melihat siapa pemilik kepala yang tertutupi rambut panjang nya itu.
Dengan perlahan ia menyibakan rambut siswi tersebut dengan perlahan, terpampang dengan jelas wajah Aluna yang tengah tertidur, membuat Haidar sedikit terpesona melihatnya.
"Dia lucu ya kalau lagi tidur." Gumam Haidar tanpa sadar, ia kembali mengusap rambut dark cokelat Aluna. Tanpa Haidar ketahui, Aluna sudah membuka mata nya.
"Siapa yang lucu?" Tanya Aluna sambil merapikan rambutnya, Haidar tergugu, ia langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan Aluna.
"Et ditanyain malah pergi." ucap Aluna gemas, ia pun kembali memejamkan matanya.
*****
Rio kesal, tadi pagi ia menyempatkan pulang ke rumahnya untuk mengantar Aluna juga Iqbal sekolah. Namun, sesampainya Rio di rumahnya ia malah melihat kondisi rumahnya yang sudah sepi. Membuatnya harus pergi sendiri ke sekolah dengan kondisi hati yang dongkol setengah mati.
Rio berjalan di koridor IPS, ia melihat Haidar berjalan terburu-buru. "Dar, lo ngapain buru-buru gitu? Kayak liat setan aja." Tanya Rio, Haidar menoleh kemudian menjawab sekenanya, "iya gue liat setan di taman sekolah."
Haidar langsung melengos pergi membuat Rio mengernyit bingung.Emang jam segini ada setan ya?
Karena penasaran, Rio pergi ke taman sekolah untuk melihat siapa "setan." yang di maksud Haidar.
Setelah sampai di taman Rio melihat ke sekeliling. Dilihatnya semua nya tidak ada yang mengganjal. Bahkan siswa-siswi banyak yang hilir mudik melewati taman. Satu yang menarik perhatian Rio, siswi yang tengah tertidur di bangku taman sekolah.
Karena merasa kenal, Rio pun menghampiri nya. Dan
"Aluna!" Panggil nya sedikit berteriak.
Aluna terbangun dari tidur nya, menatap kearah Rio dengan kesal. "Apaan sih?" tanya nya sejurus.
Rio melihat ke kanan dan ke kiri, "lo liat setan gak?" tanya Rio sedikit berbisik.
"Setan?!" teriak Aluna.
Rio membekap mulut adek nya ini, "ssttt, pelan-pelan apa. Gue nanya lo liat setan gak?" tanya Rio sekali lagi.
Aluna mengangguk, "liat!" jawab nya tegas.
![](https://img.wattpad.com/cover/65218841-288-k988260.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Teen FictionMulanya, kehidupan SMA Aluna sangatlah datar. Hingga ia mendapat sebuah Dare dari temannya untuk mencari target seorang anak basket disekolahnya, entah bagaimanapun caranya mereka harus jadian dalam kurung waktu 3 bulan. Dari situlah kehidupan SMA A...