°•○●ALUNA●○•°
Sebelum Bunda berbicara yang aneh-aneh lagi, Aluna memutuskan untuk memasuki kamarnya dan berdeham. Memaksakan pembicaraan Arkan dan bunda terhenti, lalu menatap nya heran."Kenapa Lun?" Tanya Bunda heran, Aluna menggeleng cepat dan menyamai jaraknya berdiri dengan Bunda. "Luna cuma mau mandi Bun, gerah." Jawab Aluna sambil mengibas-ngibaskan kerah seragamnya.
"Ooh yaudah." Jawab Bunda sekenanya, Aluna memberengut kesal. "Bunda, Arkan, pintu keluar sudah terbuka lebar-lebar." Bunda mengernyit, "ooh jadi kamu ngusir Bunda? Oke Bunda gak kasih kamu jajan sebulan." Mendengar ancaman dari Bunda, membuat raut wajah Aluna seketika nelangsa.
"Iih Bunda, Aluna gak ngusir Bunda kok. Bunda, Aluna gak mau uang jajan Aluna nunggak sebulan." Kata Aluna dengan wajah memelasnya.
"Yaudah, Arkan ayo turun, kita makan. Kamu nanti turun juga ya, makan." Aluna mendengus kesal, bunda nya mulai seperti biasa. Cerewet, "iya Bun."
Aluna dengan cepat pergi ke walk in closet untuk mengambil pakaian yang akan ia pakai nanti. Setelah memilih baju santai, Aluna kembali ke kasurnya untuk mengambil ponselnya. Kebiasaan Aluna, ia selalu membawa ponselnya setiap kali ia mandi.
Namun, Aluna kaget karena ia masih melihat seorang Arkan yang masih terduduk di kasurnya sambil memainkan ponselnya. "Loh Arkan, kenapa masih disini? Gue mau mandi." Tanya Aluna sambil mengambil ponselnya yang berada disebelah Arkan. Arkan meliriknya sekilas, "gue kan mau ikut lo mandi." Gurau Arkan.
Aluna tidak membalasnya, Aluna mengambil sebuah bantal yang berada di dekatnya. Dan menjadikan kepala Arkan sebagai sasaran empuknya. Arkan mendelik sebal, "kenapa sih? Dulu kita kan sering mandi bareng." Jawab Arkan seenaknya, tanpa tau kalau wajah lawan bicaranya ini sudah memerah.
"Jeez, Arkan. Itu tuh udah lama banget Kan, itu waktu kita masih bayi. Udah deh, lo 2 tahun di Batam bukannya nambah bener malah nambah mesum." ucap Aluna, dengan tenaga ekstra Aluna menarik Arkan keluar dari kamarnya, dan segera mengunci pintu kamarnya.
"Arkan, gila." Gumam Aluna sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pun pergi ke kamar mandinya.
°•○●ALUNA●○•°
Selesainya Aluna mandi, Aluna buru-buru pergi menuju ruang makan. Sesampainya Aluna di ruang makan sudah terdapat anggota keluarganya plus Arkan yang sudah terduduk di bangkunya masing-masing."Eh udah ngumpul gini," ucap Aluna, ia melihat ruang makan yang kini telah penuh akan manusia.
Bunda melirik kearah Aluna, "iyalah. Cepet sini keburu abis nanti makanannya." jawab Bunda.
Aluna dengan segera menarik bangku kosong di sebelah Ghea, tepat di depan Arkan, dan mendudukinya.
"Siapa yang makan jatah ayam gue?!" teriak Aluna, begitu ia melihat jatah ayamnya yang sudah hilang entah di mana.
"Uhuk... Uhuk..." Suara Iqbal yang tersedak memenuhi ruang makan. Dengan cepat Bunda mengambil air minum lalu memberikannya pada Iqbal.
"Ketauan, Babal yang ngambil ayam gue. Iya kan Bal!"
Skakmat.
Iqbal menyengir, "hehe, lagian Kak Na lama banget mandi doang. Oh Babal tau, pasti gara-gara ada bang Arkan, kan. Kak Na mandi nya lama. Biasa nya juga kalo gak ada bang Arkan, mana mau Kak Na lama-lama di kamar mandi, bisa-bisa mati kak Na di kamar mandi." Jawab Iqbal yang langsung dapat pelototan maut dari Aluna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Fiksi RemajaMulanya, kehidupan SMA Aluna sangatlah datar. Hingga ia mendapat sebuah Dare dari temannya untuk mencari target seorang anak basket disekolahnya, entah bagaimanapun caranya mereka harus jadian dalam kurung waktu 3 bulan. Dari situlah kehidupan SMA A...