Setelah ku berpamitan kepada keluarga Jin ki. Ku memutuskan pulang ke rumah sesuai permintaan ibu ku.
"Aku pulang ke rumah hari ini" ucap ku pada Jin ki.
"Ya pulang lah, cepat pulang sana" ucapnya. Apa sekarang dia mengusir ku? Dia benar-benar kaki laki yang menyebalkan yang pernah ku kenal. Decak ku sebal.Aku tidak mengerti sifat nya, terkadang dia baik pada ku terkadang dia cuek. Sifat dinginnya itu membuat ku kesal saja. Menyebalkan. Ku mulai menggerutu dalam perjalanan pulang.
"Akhirnya kau pulang juga" sapa ibu ku dari balik pintu yang baru saja ku buka. "Ya" jawab ku.
Setelah berbicara beberapa kata dengan ibu. Aku langsung menuju kamar ku yang telah ku tinggal kan satu, tidak dua hari lamanya. Lalu aku berganti pakaian setelah nya.
Tepat setelah makan malam ku yang hanya berdua saja dengan ibu ku. Ayah ku datang dan dia sekarang sedang bersama ibu di kamar. Entah apa yang mereka bicarakan seperti nya sangat serius. Ets kalian jangan berfikir yang aneh aneh ya!Karena penasaran aku menguping pembicaraan mereka. Yang di antara kata kata mereka terucap kata yang sama penyebab ku meninggalkan rumah. Ku kira itu sudah berlalu dan mereka tidak akan bercerai. Setidaknya itu yang dikatakan ibu untuk menyuruh ku pulang.
"Ini surat cerai nya. Kau tinggal menandatangani nya saja" ucap Ayah ku.
"Baiklah". Ibu ku dengan nada rendah nya menjawab. "Tapi jangan sampai Se mi tau hal ini dan alasan mengapa kita bercerai" lanjut ibu ku.Ku buka pintu yang tadi telah ku buka sedikit untuk menguping.
"Apa yang tidak boleh ku tau? Apa aku tau tidak boleh tau kalau kalian akan bercerai" ucap ku menyela pembicaraan mereka. "Sayang apa yang kau.." belum selesai perkataan ibu ku tapi aku memotong nya lagi.
"Aku sudah tau, aku mendengar semua pembicaraan kalian. Ibu kau bilang tidak akan bercerai karena itu ibu menyuruh ku pulang kan?! Lalu kenapa ibu bohong pada ku? Kenapa?" Ucap ku panjang lebar. "Nak ini demi kebaikan mu" jawab ibu ku.
"Kebaikan apa? Aku bukan anak kecil lagi bu. Aku harus tau semuanya dan ibu tidak boleh berbohong kepada ku""Nak tenang kan diri mu" ucap ayah menyela emosi ku.
"Perlu kalian tau, aku benci kalian" kata kata itu keluar langsung dari mulut ku yang sedang dalam keadaan emosi. "Aku tidak akan mengikuti siapa diantara kalian. Jadi jangan memperebutkan aku di pengadilan" lanjut ku.Aku baru saja pulang dan ini terjadi lagi. Tidak ini sudah akhirnya. Setelah ini aku tidak tau harus hidup seperti apa.
Aku telah pergi dari rumah dengan koper yang sedang Ku tarik ini.Entah kemana aku harus pergi sekarang. Diriku sedang kacau saat ini. Aku tidak mau berada di rumah saat ini,karena alasan nya, kalian pasti tau kan alasan ku pergi dari rumah. Dengan membawa koper aku seperti tak akan kembali kerumah saja.
Aku melangkah kan kaki ku dengan berat dan beberapa tetes air mata yang membasahi pipi ku. Lagi lagi langkah ku menuntun ku ke arah bibir hutan yang mengarah ke rumah keluarga rubah itu. Ku tarik nafas panjang panjang dan membuangnya dengan kasar, aku tidak tau ini pilihan yang tepat atau tidak untuk sekarang. Tapi hanya keluarga rubah itu yang akrab dengan ku.
Ku langkah kan kaki ku lebih dalam ke arah hutan. Tak lama ku melangkah dan tak jauh dari bibir hutan. Tiba tiba ku melihat sesuatu yang seperti nya pernah ku lihat sebelumnya.
Itu Jin ki, dengan pakaian yang tercabik cabik dan kuku yang panjang serta mata merah menghiasi bola matanya. Saat seperti ini dia begitu menyeram kan dari biasanya.
Dia menoleh ke arah ku. Ku rasa keberadaan ku sudah di ketahui. Dia sedang berburu dan saat dia melihat ku dia langsung mengarah ke arah ku.
1 2 3 BaaaM
Dia ada di depan mata ku. Rasa takut menghantui ku saat ini. Hutan seperti nya berkabut. Ini hampir jam tengah malam. Jam tangan ku menunjukkan pukul 11 malam. Suara aneh mulai menyelimuti seisi hutan. Dan dia masih menatap ku dengan mata merah nya. Jantung ku berdetak begitu kencang, nafas ku mulai memendek dan seperti nya akan terjadi sesuatu yang buruk pada ku.'Ibu tolong aku, aku tidak tau ini akan terjadi. Bahkan aku sudah berkata kasar pada orang tua ku. Setidaknya jika aku mati sekarang mungkin orang tua ku tidak akan jadi bercerai' gumam ku dalam dalam.
Tangan Jin ki mulai mengarah ke arah ku dengan kuku panjang nya yang ingin melukaiku. Mata ku membola dan ketakutan. Dan dia mencengkeram kedua bahuku dan sedikit memerasnya.
"Jin ki jangan lakukan ini. Ini aku Se mi teman mu. Kita bahkan satu kelas dan aku pernah tinggal di rumah mu. Jin ki!" Teriak ku padanya, tapi seperti tak ada reaksi apapun darinya. Dia tidak ber kutip sedikit pun. Dan dia mulai..... Arrgh!!!
~~
~~
Aku terbangun di pagi hari, di tempat yang sama yaitu kamar ku di rumah Jin ki.
Kenapa aku bisa ada di sini? Agh badan ku sakit semua. Apa yang telah terjadi pada ku? Ku melihat bekas luka di bahu lengan ku. Ku ingat kembali apa yang telah terjadi tadi malam. Dan saat aku mengingat nya, aku melihat bayangan Jin ki yang ingin membunuh ku dan tiba tiba seorang wanita yang tak lain itu Mi ho eonni. Dia menghalangi apa yang akan di lakukan Jin ki pada ku. Dan ingatan ku berhenti di situ, ku rasa aku pingsan setelah itu.Itu ingatan terakhir ku sebelum pingsan. dimana Jin ki sekarang? Apa dia baik baik saja?. Aku mulai menggerakkan tubuh ku yang terluka ini untuk menemui Jin ki. " Saat ini badan mu tidak bisa sembarangan bergerak" ucap kakak Jin ki.
"Apa yang terjadi kak, pada Jin ki" tanya ku khawatir.
"Dia seperti nya sedang marah karena itu kau melihat nya dalam ke ada an yang aneh" jelas eonni. "Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku melihat Jin ki seperti ini" ucap ku. "Maksud mu kau pernah melihat Jin ki seperti ini sebelum nya? Kapan? Dimana?" Tanya nya. "Itu, hari pertama dia masuk sekolah, saat itu aku mengikutinya sepulang sekolah lalu aku melihat nya bertengkar dalam keadaan seperti itu" jelas ku panjang lebar. "Jadi begitu rupanya" ucap eonni. "Eonni, dimana Jin ki sekarang? Apa dia baik baik saja" tanya ku penasaran. "Dia baik baik saja, dia langsung sadar setelah ku menolong mu tadi malam" jelas nya menenangkan. "ooh iya, Terima kasih eonni" ucap ku. "Dia sangat mengkhawatirkan mu sejak kemarin, ku rasa dia sadar apa yang telah dia lakukan pada mu dalam keadaan tidak sadar nya" tutur nya. "Aku tidak apa apa eonni" jelas ku menenangkan."Tunggu di sini, aku akan membawa kan mu sarapan, Jin ki akan pulang membawa obat untuk mu sepulang nya sekolah" ucap nya panjang lebar. Dan aku hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah memakan sarapan ku, aku ngantuk dan kemudian aku tertidur hingga sore. Saat ku buka mata ku, di sana ada seorang yang sedang melihat ku dari sudut ruangan di kamar ini.
"Kau sudah bangun?" Suara Jin ki memenuhi seisi kamar. "Kau. Aku tidak apa apa, kau sendiri bagaimana" tanya ku.
"Aku tidak apa-apa, mana mungkin orang seperti ku bisa terluka" ucapnya enteng.Ck, apa dia sekarang menyombongkan dirinya. Gumam ku. "Sudah lah, aku sedang tidak ingin bercanda" tepis ku membuyarkan semua kesombongan nya.
"Tunggu di sini aku akan menyuruh nuna (sebutan kakak perempuan bagi laki laki) untuk mengobati luka mu itu agar cepat sembuh" ucap nya. Sekali lagi aku hanya mengangguk. Karena terlalu sakit untuk bergerak sedikit pun.Aku tidak suka sakit sama sekali. Tapi melihat nya mengkhawatirkan ku membuat ku tenang.
Jin ki membantu ku bangun dari keadaan terlentang ku. Dan eonni mengobati luka ku. Setelah beberapa lama luka nya mengering dan sembuh. Sakit nya? Jangan tanya sakit nya, karena itu sakit sekali sampai aku tidak bisa bergerak.Baru up date ni.....
Semoga bisa lebih banyak lagi yang baca.!
Pengen deh, cerita ku ini di jadikan buku.
Oh ya, thanks ya yang sudah baca. Sampai jumpa up date tan selanjutnya. 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend Is A Gumiho
FanfictionProlog Ini cerita hidup ku,tentang hidup ku,& calon masa depan ku. Oh ya,nama q semi. Kehidupan ku sangat sederhana,dan aku menjalani hidup ku dengan tenang pada awalnya, hingga suatu hari saat aku bertemu pria itu, aku bertemu dengannya secara tida...