what happen

180 9 1
                                    

Tak ada yang membuka pembicaraan di antara kami sampai kami tiba di rumah. Entah kenapa aku merasa bersalah pada Jin ki.

JIN KI POV
Hari ini aku tak tau kenapa aku seperti ini. Aku sendiri merasa aneh pada diriku sendiri.
Aku bersikap aneh hari ini pada Se mi. Aku rasa dia mungkin marah pada ku yang bertingkah seperti ini.
Sebenarnya temannya hanya bertanya apa kami kencan atau semacamnya. Saat se mi mengatakan kalau arah rumah kami searah entah kenapa aku tidak terima dengan jawaban nya itu.
Aku malah marah marah pada nya. Tapi dia menganggap itu hanya candaan dengan membalas pertanyaan ku dengan candaan.

Aku sedikit marah karna itu. Sepanjang perjalanan pulang tak ada yang membuka pembicaraan sama sekali.

Se mi pov
Sesampainya di rumah aku mengganti serangam ku dengan pakaian bebas. Ku ambil Hp ku dan ku kotak atik  isi di dalamnya. Aku menemukan nya. Jimin, aku langsung menelvon Jimin teman ku. Aku tak tau apa yang perlu aku jelaskan padanya, tapi berhubung aku sudah janji pada Jin ki aku harus menghubungi Jimin. Dengan begini mungkin dia tidak akan marah lagi pada ku.

"Halo" terdengar suara dari seberang sana.
"Jimin" ucap ku.
"Oh se mi. Ada apa?" Balasnya.
"Begini, apa besok kita bisa bertemu? Besok kan libur, bagaimana kalau kita jalan jalan. Kita harus menghabiskan waktu untuk musim semi ini kan?!" Ucap ku menjelaskan.
"Baiklah, jam 8 kita besok bertemu di taman ya" ucap nya menyetujui permintaan ku.
"Baiklah, sampai jumpa besok" ucap ku sambil menutup telepon ku.

Waktunya makan malam, ucap seseorang di balik pintu kamar.
"Baiklah" ucap ku.
Setelah itu aku langsung, menuju ruang makan. Makanan masih belum di sajikan seluruh nya. Aku membantu eonni miho menyiapkan makanan.
"Kalian baik baik saja?" Ucap nya.
"Apa?" Aku bertanya tak mengerti.
"Apa Jin ki mengatakan sesuatu pada mu?" Tanya nya lagi.
"Sesuatu?  Ku rasa tidak. Ada masalah apa?" Tanya ku.
"Belum ya?! Tidak apa apa. Ayo kita bawa makanan ini ke meja makan" ucapnya sambil membawa makanan yang sudah masak.
"Eo? Ya" ucap ku dengan makanan di masing masing tangan ku.
Setelah selesai menyajikan makanan, aku menaruh pantat ku ke kursi dan segera makan. Ku lihat Jin ki yang duduk di seberang kursi ku.
"Aku ingin bicara pada mu setelah makan" ucap ku sedikit berbisik.
Tapi dia malah cuek menanggapi permintaan ku.
"Aku akan menunggu mu di halaman belakang!" Ucap ku lagi. Tapi lagi lagi dia tidak menanggapi nya. Dia hanya makan saja.

"Apa kalian tidak ingin jalan jalan?" Tanya eonni mengejutkan ku dan Jin ki.
"Apa? Kenapa kami harus jalan jalan" ucap Jin ki tak terima.
"Kenapa besok kan kalian libur, iya kan?!" Ucap nya lagi.
"A-aku ada janji dengan teman ku eonni" ucap ku sambil menggaruk-garuk kepala ku yang tidak gatal.
"Sayang sekali, apa teman mu itu laki laki?" Tanya nya lagi.
"Apa? Tidak. dia perempuan" ucap ku.
"Begitu" setelah ia berkata seperti itu, ia malah berbisik pada Jin ki. Aku tak tau apa yang mereka bicara kan. Karena terlalu kecil, aku tak mendengar nya.

"Bibi" ucap ku pada ibu Jin ki. Aku sedikit membantu nya mencuci piring sisa makanan.
"Panggil saja ibu, bukankah kau sudah jadi bagian dalam keluarga ini" ucap nya menegaskan.
"Ah, ia. Ibu. Kapan kapan kita pergi berbelanja bersama eonni" ucap ku lirih.
"Baiklah, jika di pikir pikir ibu sudah lama tidak ke kota" ucap nya setelah nya.
"Ok" jawab ku gembira.
Karena berhubung mencuci sudah, aku langsung pamit untuk pergi ke kamar. Dan ibu Jin ki yang sudah ku panggil ibu itu mengiyakan nya.

Aku ingat aku bertemu Jin ki setelah makan. Aku pun langsung menuju halaman belakang, tapi tidak ada siapa siapa di sini.
Apa dia lupa? Atau tidak mendengar ku? Tak lama aku memikirkan nya ia pun datang.
"Ada apa?" Tanya suara dari belakang ku.
"Aah~ itu, aku ingin bertanya apa ada yang ingin kau katakan pada ku?" Tanya ku sedikit gugup.
"Kenapa? Kau kan yang ngajak bertemu. Kenapa tanya aku?" Ucap nya.
"Itu, eonni tandi bertanya apa kau mengatakan sesuatu pada ku? Ku jawab tidak. Lalu dia bilang, belum ya!" Ucap ku.
"Jadi kurasa ada yang harus kau katakan pada ku?" Lanjut ku.
"Tidak ada" jawabnya singkat.
"Benarkah?!  Kalau begitu aku pergi dulu" ucap ku sambil melangkah kan kaki ku ke kamar.
"Tunggu, siapa yang ingin kau temui besok?" Tanya nya menghentikan langkah ku. Aku pun segera berbalik menghadap nya.
"Jimin" ucap ku singkat.
"Untuk apa?" Tanya nya lagi.
"Tentu saja jalan jalan, untuk apa lagi memang nya" ucap ku.
"Begitu"
"Ya" ucap ku berlalu pergi.

Aku pun langsung menuju kamar untuk tidur. 'Aku akan menjelaskan besok pada Jimin agar dia tidak menuduh kita berkencan' tulis ku dan mengirim nya pada Jin ki. Tentu saja melalui Hp, karena aku sudah berada di kamar.
Tak ada balasan dari nya. Aku pun tak menunggu nya terlalu lama, dan ku lempar kan tubuh ku pada benda kapuk itu. Sampai akhirnya aku terlelap dalam mimpi.
~~~
~~~~

Akhirnya malam berganti pagi, dengan cahaya matahari yang masuk kamar ku melalui celah dan jendela kamar.
Ku bangkit dari tidur ku, dan mulai bersiap bertemu Jimin.

Saat aku selesai persiapan seseorang mengetuk pintu kamar ku. Ku kira itu panggilan sarapan, ternyata bukan.
Waktu ku membuka pintu kamar ku terlihat seorang laki-laki berdiri di balik pintu.
"Kau, ada apa?" Tanya ku pada  Jin ki.
"Aku akan ikut" ucap nya.
"Kau mau ikut aku bertemu Jimin?" Tanya ku memastikan.
Dia mengangguk. Aku pun menyetujuinya..
"Setelah sarapan kita berangkat" ucap ku.
"Baiklah" Ucap nya, lalu pergi ke arah ruang makan.

Dia kenapa?  Akhir akhir ini dia sedikit aneh. Mudah marah dan mata sayu nya itu membuat ku kasihan padanya.
Akhirnya sarapan.
"Kau ingin kemana?" Tanya ibu pada Jin ki.
"Aaah, dia ingin ikut dengan ku bu" ucap ku.
"Ibu? Sejak kapan kau memanggil ibu?" Ucap eonni.
"Kemarin, ibu bilang aku bisa memanggil nya ibu.karna itu" ucap ku menjelaskan.
Ku lihat ibu hanya tersenyum.  Dan wajah eonni berubah kesenangan, lalu menyenggol lengan Jin ki yang duduk di sebelah nya.
Saat ku lihat wajah Jin ki menunjukkan wajah datar tapi akhirnya malah mengerutkan dahinya. Aku juga tidak mengerti tingkah laku eonni. Tapi aku hanya tersenyum menanggapi nya. Sarapan pun selesai. Terima kasih untuk makanan enaknya. Ucap ku memeriahkan ruangan.

"Apa kalian akan berangkat?" Tanya eonni pada ku.
"Ya, tapi masih menunggu Jin ki. Ah dasar pria berkaki panjang itu, lama sekali" ucap ku sedikit bergumam.
"Ooh dia sudah datang" ucap eonni.
"Eo? Iya" ucap ku singkat.

"Sana berangkat,  jaga Jin ki ya se mi" pesan eonni.
"Ya..." belum selesai bicara aku malah di potong oleh Jin ki.
"Kenapa?  Aku bisa menjaga tubuh ku sendiri, nuna ini kenapa?  Sudah lah. Ayo berangkat"  lalu ia berjalan mendahului ku.
'Lagi lagi dia berangkat lebih dulu'
"Kalau begitu kami pergi dulu" ucap ku sambil melambaikan tangan pada eonni.
"Ya, bersenang senang lah" teriak nya, berhubung jarak kami yang sudah jauh.

Up date lagi nih.
Semoga mengobatin rindu kalian, karna lama update nya.

Jangan lupa vote nya yah!
Terimakasih!

My boyfriend Is A GumihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang