Go

37 5 0
                                    

Pagi di sekolah begitu ramai, meskipun kami sudah bertemu kemarin. Tapi ada saja yang menjadi bahan pokok pembicaraan.
Bell berbunyi lima belas menit yang lalu, dan kami sedang menikmati pelajaran.

Pelajaran berlangsung seperti biasa. Dan berakhir seperti biasa. Aku masih belum berbaikan dengan Jin ki. Tak ada salah satu diantara kami yang mengalah dan minta maaf.  Aku pun juga tak berniat untuk melakukan itu.

Waktu pulang sudah bertanda. Semua sudah pulang kecuali aku, Jin ki, Ji min dan tentu saja na young.
Kami bukan tak berniat untuk pulang, tapi terpaksa pulang terlambat. Karena gadis itu melancarkan serangan nya.

"Bagaimana kalau kita pulang bersama?" Ucap na young pada Jin ki.
"Tidak perlu" jawab jin ki.
"Kau tau masalah se mi dulu?" Tanya nya lagi.
"Tidak aku tidak tertarik" jin ki yang dingin kembali.
"Jika kau tau, kau pasti tak akan berteman dengan nya" na young melakukan aksi licik nya.
"Dia itu suka membuat teman-teman nya. Dan dia juga suka mengorbankan masalah nya kepada orang lain" lanjutnya.
"Aku sudah tau bagaimana sikap nya, karena itu kami tidak berteman lagi" tambah nya.
"Kau harus hati-hati, dia bisa kapan saja menusuk mu dari belakang" ia terus bicara tanpa henti.

Aku yang dari kamar mandi bersama Ji min mendengar perkataan na young.
Aku pun berjalan mendekati mereka.
"Kebohongan apa lagi yang kau sebarkan tentang ku kali ini hah?" Aku marah dan tak bisa mengendalikan emosi ku.
"Kebohongan apa?" Tanya nya seperti tak tau.
"Kau masih sama seperti dulu, aku tak tau harus bagaimana menghadapi mu" ucap ku menekan.
"Jika aku punya salah pada mu, katakan. Jangan seperti ini" ucap ku sedikit memohon. Tapi masih dengan amarah yang meluap-luap.

"Sudah cukup" jin ki melerai kami, dan yang semula ia duduk sekarang ia berdiri di antara kami.
"Kau membela nya? Kau tau kan itu tidak benar? Kau percaya pada ku" ucap ku pada Jin ki memohon agar ia tak jatuh dalam perangkap nya. Tapi tak di duga ia malah pergi meninggalkan kami.
"Sudah,aku tak ingin mendengar nya lagi" jin ki mengambil tas nya dan pergi.

Na young menunjukkan senyum licik nya lagi.
"Apa salah ku pada mu?" Tanya ku yang air mata  dalam ambang mengalir nya.
"Ini terlalu mudah, seperti orang yang merampas permen anak kecil" ucap nya masih dengan senyum licik nya.
"Ku punya salah apa pada mu hingga kau seperti ini pada ku? Setidaknya kau beri tau aku apa kesalahan ku pada ku. Kenapa kau membuat hidup ku seperti ini" aku terus bicara  dengan amarah.
Tapi ia malah pergi. Tapi aku pun tak melepaskan nya.
"Jawab dulu pertanyaan ku" teriak ku yang sudah mengalirkan air mata.
"Kesalahan mu adalah, kau memiliki semua yang tak ku miliki. Aku tak suka itu, karna itu aku akan melakukan nya sampai aku puas" ucap nya menaikkan nada bicara nya.
"Apa?" Aku tak terima mendengar alasan nya.
"Kau sudah tau sekarang kan?! Aku tidak suka kau memiliki semua yang tidak bisa ku miliki. Aku benci itu. Dan aku membenci mu" ucap nya. Lalu pergi meninggalkan ku dan ji min di sini.

Sekarang aku tak tau apa alasan nya, tapi aku tak terima alasan nya itu.
Aku yang sudah tak kuat berdiri, karena terlalu lelah dan tak bisa menerima kenyataan jatuh terduduk lemas di lantai. Dengan air mata yang sudah membasahi seluruh wajah ku.

"Kwaenchana?" Tanya ji min khawatir.
Aku menatap Wajah nya yang sendu sedang mengkhawatirkan ku. Ku bilang tak apa-apa agar  tidak mengkhawatirkan nya.
Setelah ku hapus air mata ku yang tersisa aku dan ji min pulang, ia tak tega meninggalkan ku berjalan sendiri sampai ke rumah, ia berniat mengantar ku. Tai tidak untuk saat ini, karna aku masih pulang ke rumah jin ki. Jadi aku mencegah nya.

Ku pulang dengan mata bengkak karna menangis. Dan harus ku tutup wajah ku sementara. Aku bahkan membuang muka menjawab pertanyaan mereka.
aku keluar kamar hanya untuk makan malam saja. Dan aku kembali setelah makan.
Aku terus menerus memikirkan apa yang telah terjadi tadi. Dan aku masih tak bisa menerima nya. Semalaman aku memikirkan nya. Apa yang harus ku lakukan selanjutnya.

~~~
~~~~

Matahari sudah terbit dari tempat nya, saat nya ku melakukan hal yang sudah ku pikir kan sejak kemarin. Dan ini keputusan ku. Hari ini aku akan meninggalkan rumah ini. Sudah cukup lama aku sudah berada disini. Karena sekarang aku sudah bertemu ibu ku. Aku akan tinggal bersama nya.

Aku sudah berada dalam kelas sejak satu jam yang lalu. Dan sekarang pelajaran sedang berlangsung. Aku berniat berbicara dengan jin ki saat istirahat, aku ingin mengatakan sesuatu padanya.
Saat istirahat tiba aku mengajak nya ke atap untuk membicara kan sesuatu.

"Ada apa?  Apa yang ingin kau bicara kan?" Tanya nya sesaat setelah kami tiba di atap.
"Aku, aku masih tak terima kau membela nya. Tidak, kau bahkan mempercayai perkataan nya" ucap ku.
"Jika kau hanya ingin bicara soal ini, pergi lah. Aku tak ingin mendengar apapun lagi"
"Tanpa kau minta aku juga akan pergi, tapi dengarkan baik-baik ucapan ku. Semua yang di katakan na young itu tidak benar" jelas ku.
"Lalu? Aku bahkan tak tertarik dengan cerita masa lalu mu. Dia yang mengatakan nya" jelas nya.
"Ku pikir kita teman, ternyata aku salah. Aku salah menganggap mu sebagai teman. Aku benar-benar menyesali nya" ucap ku menahan amarah.
"Apa kau sudah selesai bicara?" Tanya nya.
"Tidak. Aku harus mengatakan ini pada mu. Kau jangan sampai masuk dalam perangkap nya, dia bukan orang baik baik" aku menasehati.
"Aku tidak sebodoh diri mu, yang akan tertipu oleh nya" jawab nya.
"Baguslah" ucap ku.

"Kau terlalu bodoh karena itu kau menjadi boneka nya" ucap nya.
"Apa?" Amarah ku naik.
"Itu benar, kau tak sadar?" Ucap nya lagi.
"Kau bahkan tak tau bagaimana hidup ku. Jangan mengatakan sesuatu yang bahkan kau tak tau itu" teriak ku.
"Nappeun nom" tambah ku. (Orang jahat)
Ia lalu pergi tanpa menoleh pada ku. Aku hanya berdiri dan menatap punggung nya yang semakin menjauh dan menghilang setelah pintu atap.

Waktu pulang telah berbunyi lima menit lalu. Aku pulang lebih dulu meninggalkan jin ki yang sedang berbicara dengan na young. Niat ku untuk meninggalkan rumah ini semakin kuat sekarang setelah pertengkaran tadi.
Ku mulai membereskan pakaian dan barang barang ku dan memasukkan nya pada koper ku. Selesai berkemas aku langsung keluar dari kamar ku. Dan meletakkan sebuah surat yang ku tulis tadi di sela sela pelajaran.

Tak seorang pun ku lihat di sini. Aku pun pergi dengan cepat dan sedih harus meninggalkan rumah ini. Rumah yang memiliki banyak kenangan indah buat ku.

Jin ki pov

Aku pulang sedikit terlambat hari ini karena na young menghadang ku. Tentu saja aku mengikuti permainan nya, permainan yang membuat ku bertengkar dengan se mi.

Saat tiba di rumah, semua orang menanyakan se mi. Ku bilang ia sudah pulang sejak tadi. Tapi nuna bilang ia tak melihat nya sama sekali.
Pergi kemana dia? Dasar menyusahkan.

"Jin ki -a, bapmokja" panggil nuna. (jin ki-a, ayo makan)
"Ya" jawab ku dari kamar.
Aku segera ke ruang makan setelah panggilan itu. Tapi tak ada se mi yang menghiasi kursi nya.
"Dimana se mi?" Tanya ibu.
"Aku tak tau" jawab ku ketus.
"Dia sudah tak ada sejak tadi" ucap nuna.
"Kemana dia? Kau sudah periksa di kamar nya?" Tanya ibu.
"Akan ku periksa" jawab nuna. Ia pun pergi setelah itu.

Tak lama ia kembali sendiri, tanpa se mi dan hanya mendapat kan sesuatu seperti surat di tangan nya. Dan karena nya kami masih belum makan.
"Aku tak menemukan se mi di sana, aku hanya menemukan ini" ucap nya menunjukkan surat yang ia genggam.
"Surat?" Tanya ibu.
Ia membuka surat itu dan membacakan nya.

Harabeoji, eomoni, abeoji, eonni, geurigo jin ki-a. Maaf kan aku. Aku sudah memikirkan ini sejak kemarin dan ini keputusan ku. Sudah terlalu lama aku tinggal di sini. Dan karena sekarang aku sudah bertemu ibu ku. Ku putuskan meninggalkan rumah ini. Terima kasih untuk semua kebaikan kalian.
Seharusnya aku mengatakan langsung pada kalian, tapi aku takut tak bisa pergi dan menangis. Ku putus kan untuk menulis nya saja.

Itu tertulis begitu saja pada lembar buku.
Apa apaan ini, ia meninggalkan rumah ini? Tanpa mengatakan selamat tinggal?
Ku mulai memututar otak mengenai kejadian tadi.
Pergi lah.

Tanpa kau suruh pun aku juga akan pergi.

Nappeun neom!!
Kata kata itu membuat ku tersadar apa yang telah terjadi.
Dia pergi??????
Ia sungguh sungguh menanggapi perkataan ku?
Aku kan hanya menyuruh nya pergi dari ku saat itu, kenapa serius sekali.
Aku bahkan menjadi seorang penjahat saat ini.

Duuuh se mi pergi lagi, se begitu nya nya....
Gimana ini?

Nah, kalau kalian penasaran next nya tetap baca.

Dah dulu ya,
Vote nya lho...!!

My boyfriend Is A GumihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang