I'm sorry

199 11 4
                                    

"Kau tau..." ucap nya tiba tiba. Ku menengadahkan kepalaku.
Ia menjulurkan kedua ibu jarinya dan menempelkannya di masing masing sisi bibir ku. Lalu menarik nya ke atas se akan aku terlihat tersenyum. Ku kerutkan dahi dan mengangkat tinggi tinggi alis ku.
"kau terlihat cantik saat tersenyum" ucap nya setelah nya.

Ku kembali setelah selesai bicara dengan nya, tidak, kami kembali ke kelas bersama sama.
Aku kepergok Jimin waktu memasuki kelas.
Ku duduk di kursi ku lalu Jimin menghampiri ku setelah nya.

"Kalian sudah baikan?" Tanya nya.
"Apa yang terjadi? Kenapa kalian bersama sama?"
"Kalian tidak berkencan di waktu sekolah kan?"
Beberapa pertanyaan ia lontarkan tapi tak ada satu pun yang ku jawab. Karna guru sudah berdiri di depan.
'Syukurlah' gumam ku dalam hati.

Cukup lama pelajaran berlangsung akhirnya waktu pulang tiba.
Seperti biasa, para murid selalu menunggu saat saat seperti ini. Begitu juga dengan ku.
Kupikir sekolah itu hanya untuk mengisi waktu luang ku di rumah, karena itu di isi dengan belajar.

"Aku pulang" ucap ku setelah memasuki rumah.
"Oooh, kalian sudah pulang" ucap eonni yang seperti menunggu kami.
"Ya, aku akan ke kamar dulu" ucap ku berlalu meninggalkan mereka, Jin ki dan eonni.

Jin ki pov
Nuna menahan lengan ku. Ku angkat alis tinggi tinggi. 'Apa?' Seperti itu jika aku mengeluarkan suara.
"Kalian sudah baikan?" Tana nya.
"Sudah ku coba, aku juga sudah bicara pada nya" ucap ku.
"Lalu?" Kakak ku terlihat penasaran sekali. Ku gelengkan kepala ku menjawab pertanyaan nya itu.
"Tidak apa apa, aku akan membantu mu" ucap nya.
"Bagaimana?" Tanya ku.
"Sudah aku mau menemuinya dulu" ucap nya langsung pergi menuju kamar Se mi.

Se mi pov
Ku mengganti seragamku setelah memasuki kamar. Menaruh tas ke tempat nya. Dan menunggu panggilan untuk untuk makan malam.
Tiba tiba seseorang mengetuk pintu kamar.
"Se mi, ini aku" ucap suara dari balik pintu.
"Eo, eonni. Ada apa?" Tanya ku setelah mendapati eonni berada di balik pintu kamar ku.
"Begini, ini kan masih belum makan malam, tapi aku ingin sekali makan sesuatu dari kota" ucap nya tiba tiba.
"Apa kau bisa membantu ku?" Lanjut nya.
"Belikan aku teoppoki yang di jual di pinggiran jalan kota" ucap nya lagi.
"Aku sudah minta Jin ki, tapi dia tak mau. Jadi ku bilang untuk pergi bersama mu saja. Apa dia sudah mengatakannya pada mu?"
"Belum" ucap ku.
"Cepat lah kalian berangkat sebelum terlalu malam. Aku ingin sekali makan teoppoki panas" ucap nya sambil menyuruh ku ke luar kamar.

Aku belum sempat menjawab ia langsung menarik ku ke kamar Jin ki.
"Aa,eonni. Biar aku sendiri saja yang membeli nya" ucap ku.
"Tidak, kau ini perempuan. Tidak baik bagi perempuan pergi sendiri. Akan ku minta Jin ki untuk menemani mu" ucap nya.
Kami sudah berada di depan kamar Jin ki.

"Jin ki-a. Keluar lah"
Jin ki membuka pintu kamar nya. Ia terkejut melihat ku berada di sana.
"Ada apa?" Tanya nya.
"Pergilah bersama Se mi ke kota. Karna kau tak mau membelikan ku teoppoki sendiri, jadi ku ajak Se mi. Beruntung Se mi mau" ucap nya pada Jin ki.
'Siapa bilang aku mau, aku bahkan belum menjawab, kau sudah menarik ku ke sini' gumam ku dalam hati.

Eonni membawa ku dan Jin ki menuju pintu depan, dan memberikan uang untuk membeli pesanan nya itu. Aku dan Jin ki berangkat setelah menerima uang itu.
"Hati hati di jalan" ucap nya dengan senyum lebar nya.

"Kenapa kau mau?" Tanya nya membuka pembicaraan di antara kami.
"Apa? Huft.." ku tarik nafas panjang panjang.
"Aku bahkan belum menjawab nya, dia langsung menarik ku" lanjut ku.
"Wah dasar.. " ucap Jin ki.
"Tidak apa apa, lagi pula aku juga ingin jalan jalan" ucap ku.

Cukup lama kami berjalan akhirnya sampai di tempat tujuan, penjual teoppoki. Kami pergi ke salah satu kedai yang banyak di sukai orang orang,  bahkan untuk mendapatkan teoppoki disini harus antri. Kualitas dan rasanya yang enak membuat semua orang rela untuk mengantri. Begitu pula dengan kami.

Karena banyak nya antrian, kami harus menunggu lebih lama. Hingga akhirnya giliran kami untuk mendapatkan makanan ini.
"Kau tunggu lah di luar, aku akan masuk" ucap ku.
"Baiklah" jawab nya.
Ku ambil pesanan ku dan keluar menemui Jin ki yang sedang menunggu ku.
"Ayo" ucap ku.
"Sudah?" Tanya nya.
"Ya" jawab ku.
"Kita harus kembali sebelum ini mendingin" lanjut ku.

Kita akhirnya berjalan, berlalu pergi. Di tengah perjalanan aku melihat pohon sakura yang menghiasi taman dekat dengan jalan yang kami lalui.
"Ayo kita ke sana" ucap ku berlari ke arah taman dan duduk di salah satu kursi yang tersedia dengan bunga sakura menggantung di atas pohonnya.

Senyum ku tiba tiba melebar dan begitu juga suasana hati ku. Berhubung ini masih musim semi tentu saja banyak bunga yang bermekaran.
"Kau bilang kita harus segera pulang!" Ucap Jin ki saat tiba.
"Sebentar saja, aku ingin melihat bunga sakura bermekaran" ucap ku memohon.
"Kau suka bunga sakura?" Ia duduk kan pantat nya ke kursi yang sama dengan ku.
"Em!" Jawab ku dengan anggukan dan masih dengan senyum lebar ku.

Tangan kami tiba tiba bersentuhan, serentak kami saling memandang satu sama lain. Wajah ku menatap wajah nya. Mata kami saling bertemu satu sama lain.
Tiba tiba wajah nya mulai mendekati wajah ku, ia menyentuh bibir ku. Mata ku membelalak tak dapat menutup. Bunga sakura jatuh dari pohon nya. Seperti hujan bunga sakura menghiasi moment ciuman kami. Ku tutup mata ku rapat rapat hingga ia melepas ciuman dan menjauhkan wajah nya. Ku buka mata ku setelah nya.
Dan kami saling membuang muka satu sama lain, keheningan menyergap kami. Suasana canggung berada di antara kami.

"Se-sebaiknya ki-kita pulang" ucap ku gelagapan dan segera berdiri.
"Aaah, i-iya" ucap nya.
Sungguh ini suasana yang tak dapat di jelaskan.
Canggung satu sama lain, tak ada suara menghinggapi. Sesekali tangan kami saling bersentuhan karna kami berjalan berdekatan.  Saat itu, kami saling memandang dan mengubah posisi tangan kami.

Perjalanan jauh nan panjang karena tak ada pembahasan di antara kami.
Kami mulai memasuki hutan, tinggal sedikit lagi menuju rumah.
"Tunggu.." ucap Jin ki yang tiba tiba menghentikan langkah ku karna memegang lengan ku.
Melihat ku dengan ekspresi bingung,ia langsung melepas cengkraman nya.

"Maaf, soal tadi. Aku terbawa suasana. Dan ku pikir kau akan marah lagi pada ku" ucap nya.
"Tidak apa apa" ucap ku.
Ia terlihat tak mengerti.
"Lagi pula ini bukan yang pertama kan?!" Ucap ku.
"Jadi kau tidak marah?" Tanya nya.
"Sedikit" ucap ku.
"Apa yang kalian lakukan? Kenapa tidak masuk?" Tanya ibu yang tidak ku ketahui keberadaan nya.
Kami saling memandang. Aku memilih untuk masuk lebih dulu untuk memberikan makanan ini pada eonni.
Ibu dan Jin ki masuk setelah ku.

Up date tan ini semoga semuanya suka.
masih banyak yang perlu di tulis nih.
Annyeong!!
Ets, vote nya jangan lupa. ^^

My boyfriend Is A GumihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang