lonly

261 17 3
                                    

Ku langkah kan kaki ku menuju gerbang yang tak tau ingin ke mana.
"Ayo" seseorang memanggil ku. Ku menoleh ke arah suara itu.
"Jin ki" ku terkejut akan kata-kata nya tadi.
Apa dia baru saja mengajak ku pulang bersama? Apa dia sudah menerima ku tinggal di rumahnya?

"Kau lihat apa? Ayo kita pulang" ucapnya disela sela lamunan ku. "Ooh ya iya" jawab ku terbatas bata.
Tak lama kami berjalan, kami sudah ada di bibir hutan. Mungkin karena sudah terbiasa jadi terasa singkat perjalanan dari sekolah ke hutan.

Sesampainya di rumah, ku di sambut baik oleh keluarga Jin ki. Apa mereka semua menanti kedatangan kami?..
"Kami pulang" sapa ku saat sudah sampai.

"Ah,Se mi" panggil ibu Jin ki.
"Ya bu?" Jawab ku. Ku paggil ia ibu, karna dia sudah ku jadikan ibu baru ku yang sudah meninggalkan ku. Tidak, lebih tepat nya aku yang meninggalkan keluarga ku.
"Kami akan pergi keluar, kau disini saja ya bersama Jin ki" ucap nya lirih.
"Apa hanya kami? Apa kalian semua akan pergi?" Tanya ku penasaran.
"Ya nak. Ah Jin ki, jaga Se mi baik baik ya" ucap ayah Jin ki.
"Baiklah" jawaban Jin ki seperti orang yang sudah pasrah saja.

"Eeh, tunggu. Bagaimana dia akan menjaga ku? Aku terlukykan karna dia" ucap ku menghentikan langkah mereka.
"Tidak apa apa, aku tidak akan melukai mu lagi" ucap Jin ki dengan senyum tipis nya ia tunjukkan.

"Nah, kau dengar sendiri kan dari Jin ki. Dia tidak akan melukai mu lagi. Aku berangkat". Ucap eonni.
"Ya" jawab ku sedih.
"Cepat ganti pakaian mu, lalu makan" ucap Jin ki setelah semuanya sudah pergi.
Ku menoleh dengan malas dan berlanjut menuju kamar ku. Ku melihat bayangan ku di cermin dan mulai merapikan diri dengan sedikit sentuhan make up. Dan tak lupa ku semprot kan pewangi ke tubuh ku.

Sesampainya di ruang makan, ku melihat menu yang tidak biasa ada di depan mata ku.
"Makan lah" ucap Jin ki.
"Ya, emm siapa yang buat ini? Semua orang kan sudah pergi?" Tanya ku pada Jin ki. Karna hanya ada aku dan Jin ki saja di sini.
"Menurut mu siapa,, a-"
"Kau pasti memesannya kan? Cepat sekali datang nya!" Ucap ku menyela kata kata Jin ki.
"Enak saja, kau pikir aku akan membuang- buang uang hanya untuk makanan mu ini" ucap nya menyangkal tuduhan ku.
"Lalu siapa? Disini tidak ada pembantu kan?! Kecuali jika itu, ka- kau. Jangan bilang itu kau".
"Kenapa Jika itu aku, hah?" Ucap nya.

"Makan lah sebelum semuanya menjadi basi" lanjutnya.
Ku duduk di kursi yang biasa ku duduki, dan mulai menyantap makanan buatan Jin ki.
"Emm enak" ucap ku setelah mencicipi beberapa makanan yang ada.
"Tentu saja enak, siapa dulu yang buat" ucap nya menyombongkan diri.
"Astaga..kau mulai menyombongkan diri lagi. Lain kali aku tidak akan memuji mu lagi" ucap ku.
"Terserah kau" ucap nya cuek menanggapi kata kata ku.

Setelah debatan kecil itu ku kembali makan makanan ku. Bohong jika ku bilang ini tidak enak. Karna nyatanya ini benar-benar enak, ku baru tau kalau Jin ki juga bisa memasak.

"Jin ki" panggil ku pada laki laki yang sedang menyantap makanan nya itu.
"Hem? Kenapa, mau ngasik nilai makanan buatan ku?"jawab nya ketus.
"Heol, aku penasaran kemana perginya keluarga mu itu" ucapku bingung.
"Kenapa kau ingin tau?"
"Aku hanya penasaran saja, apa tidak boleh?" Ku dekatkan wajah ku ke arah nya untuk mendapatkan jawabannya.
"Entahlah, aku juga tidak tau. Lanjut kan makanan mu, aku akan membereskan yang lain" jawab nya.

Ku tarik kembali wajah ku yang semula memanjang karna ku condongkan wajah ku pada arah Jin ki. Bagaimana bisa keluarga nya keluar dia tidak tau apa apa, mencurigakan sekali.
"Berhenti melamun atau akan akan membereskan makanan mu itu" ucapnya membuyarkan lamunan ku.

Masih banyak waktu sebelum jam tidur. Ku sibuk kan diri ku dengan melihat indahnya hiasan langit malam. Ku rasakan hembusan angin malam yang dingin. Sangat menenangkan hati dan pikiran ku.
dalam lamunan ini ku teringat orang tua ku. Ku sayang pada ibu dan juga ayah. Ku rindu saat saat aku kumpul bersama mereka, sebelum semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Tapi ada hal lain yang ku rasakan sekarang. Perceraian mereka membuat ku membenci mereka. Dan ku teringat kembali kenangan itu. Sakit, perih dan kecewa yang ku rasakan. Dan ini pilihan ku sekarang, tinggal sendiri tanpa orang tua...

Sepi sekali, hari sudah semakin malam. Dari pada ku mengingat hal yang menyakitkan, ku putus kan untuk tidur saja. Dan untuk menambah stamina ku besok pagi.

"Se mi" panggil suara dari balik pintu kamar ku.
"Ya" jawabku.
"Apa- kau sudah tidur?" Tanya nya.
"Belum, kenapa?" Tanya ku.
"Keluarlah" pintanya.
"Ada apa? Ini sudah malam kau tau?!" Singgung ku.
Ku buka pintu kamar ku dan ku dapati Jin ki yang sedang berdiri di depan pintu kamar ku.
"Kau- sedang apa?" Tanya nya pada ku.
"Aku ingin tidur, kau kenapa ke sini. Belum tidur?" Tanya ku pelan.
"Aku tidak bisa tidur. Bisa tolong temani aku membaca buku?" Pinta nya pada ku.

Tanpa bertanya lagi aku langsung mengiya kan permintaan nya itu. Setelah ku menutup pintu kamar ku, ku mengikuti Jin ki berjalan. Dia membawa ku ke kamar nya.
Dan setelah ku masuk ke kamar nya, ku terkejut melihat kamar seorang laki-laki yang rapi.

"Duduk lah" pinta nya pada ku sambil memberiku tempat untuk ku duduk. Ku pilih duduk di ranjangnya saja. Sedangkan dia duduk di sofa sudut kamar nya.
"Apa yang kau baca?" Tanya ku penasaran.
"Hanya buku lama" jawab nya.
Dia selalu mengatakan buku lama tapi dia tidak memperlihatkan kan pada ku.
"Tentang Apa?" Tanya ku lagi.
Dia berhenti membaca dan diam tanpa kata. Bahkan tidak memberi ku jawaban atas pertanyaan ku.

Ku langkahkan kaki ku ke arah Jin ki bermaksud ingin melihat isi buku yang sedang dibaca nya. Lagi lagi aku gagal untuk melihat buku itu. Dia berhasil mencegah ku melihat buku itu.

"Apa menjadi seorang manusia itu enak?" Tanya nya.
"Kenapa?" Ku tanya balik padanya.
"Aku kan hanya bertanya. Sudah lah aku mau tidur, ayo" pintanya tegas sambil menarik lengan ku dan membawa ku ke luar kamarnya.
"Tu, tunggu. Kenapa kau ini hah? Kau kan yang meminta ku menemani mu. Kenapa sekarang kau mengusir ku" ucap ku.
"Sudah lah aku sudah ngantuk. Dan aku hanya ingin istirahat. Kau juga lelah kan, tidurlah" ucap nya panjang lebar.

Setelah dia menutup pintu kamar nya, ku berjalan dengan perasaan kesal dan marah.
Dia benar-benar menyebalkan. Lain kali aku tidak akan mau menuruti keinginan nya.

Balik nih, meskipun telat.
Sorry telat lagi sibuk ujian soalnya.

Tapi ku sempat in nulis ceritanya buat kalian.

Selamat membaca

My boyfriend Is A GumihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang