from this moment

205 13 0
                                    

Hari yang sudah gelap. Membuat ku teringat saat aku akan di makan serigala.
Oh ya, tentang supir taxi yang sudah mengantar ku dan Jin ki sampai ke bibir hutan. Aku sempat melihat rau wajahnya yang terlihat bingung. Mungkin lebih tepatnya ia ketakutan.
Mana ada manusia yang tinggal di hutan?  Mungkin itu salah satu pertanyaan yang ada di pikiran nya. Aku tersenyum menggelitik saat melihat ekspresi wajahnya. Mungkin aneh, tapi kami memang tinggal di hutan.

"Ada apa?  Kenapa kau tersenyum seperti itu?" Tanya Jin ki heran.
"Itu, aku hanya tak sengaja melihat wajah supir taxi itu yang kebingungan" ucap ku.
"Kau ini.... hari ini kau terlihat berbeda, lebih ceria dan juga bersemangat" tanya nya lagi.
"Apa karena kau puas berbelanja" lanjutnya.
"Tentu saja. Ini sudah lama. Lain kali kita ke luar lagi, ini menyenangkan. Kita pergi ke tempat lain yang lebih seru" ucap ku pada Jin ki dengan sedikit tawaran.
"Terserah. Ternyata berbelanja adalah obat senang bagi wanita" ucap nya ketus.
"Kenapa? Kau tidak senang?" Tanya ku.
"Tidak. Aku hanya heran dengan sikap mu ini" ucap nya.
"Sikap ku memang begini, asal kau tau aku dulu gadis ceria sebelum bertemu dengan mu" ucap ku menjelaskan.
"Lalu kenapa gadis cengeng yang ku kenal, menjadi seperti ini" ucap nya mengejek.
"Aku tidak cengeng" ucap ku membantah.
"Benarkah, lalu gadis yang merengek untuk tinggal di rumah ku itu siapa?" Ucap nya.
"Heey,kau mengejek ku hem?" Ucap ku tak terima. "Lalu kenapa kau menerima ku tinggal?" Balas ku.
"Aku iba saat melihat gadis itu, karna itu Aku menerima mu" jawab nya menyinggung.
"Gadis jelek yang cengeng, sekarang berubah jadi seperti ini?" Lanjutnya.
"Itu kan karena aku sedih, tak tau harus kemana lagi. Tapi inilah aku, inilah aku yang sesungguhnya. Lupakan gadis jelek dan cengeng yang ada di otak mu itu. Gu Jin ki" ucap ku panjang lebar.
"Aiish. Kau, jangan sekali-kali memanggil nama depan ku. Kau mengerti?!!" Tegasnya.
"Baiklah aku tidak akan memanggil nama depan mu itu. Lagi pula tidak ada yang mendengar nya kan. Disini hutan" ucap ku.
"Ooh, sekarang kau membantah ku? Kau jadi sedikit menyebalkan ya! Aku tidak tau gadis cengeng itu punya sifat yang ceria seperti ini?!" Ucap nya panjang lebar.
"Aku juga tidak tau, laki laki menyeramkan dan menyebalkan itu juga punya sifat penyayang dan juga bisa tertawa. Ku kira kau hanya bisa mengancam untuk membunuh ku" ucap ku menyela.
"Apa kau bilang??" Tanya Jin ki dengan nada tinggi nya.
"Kau sendiri yang mulai mengejek ku" jawab ku tak terima.

Sepanjang perjalanan kami hanya saling mengejek satu sama lain hingga tak terasa sudah berada di halaman rumah.
"Kau............" ucapan Jin ki terhenti karena teguran kakek yang berada di halaman rumah.
"Dari mana saja kalian. Tak pulang kerumah dan sekarang pulang malam?" Tanya nya sedikit marah.
Aku mengerti kenapa kakek begitu. Ia cemas akan cucunya itu. Yang tanpa pamit aku membawa nya ke kota.
"Sana jawab, gadis pintar" ucap nya dengan nada mengejek.
"Kenapa aku, seharus nya kau" ucap ku.
"Hentikan!" Tegur kakek.
"Sekarang aku tanya pada mu Se mi" lanjut kakek.
"Kakek. Aku minta maaf. Aku tau kakek marah, tapi akulah yang bersalah" ucap ku.
"Ada apa ini?" Tanya eonni yang mendengar dari kejauhan.
"Biarkan gadis ceria ini yang menjelaskan" sahut Jin ki.
"Eonni, kakek. Kami hanya pergi ke pasar. Aku yang mengajak Jin ki. Maaf kan aku" ucap ku dengan penyesalan yang mendalam.

"Sudah lah. Jangan menangis. Kakek hanya mencemaskan kalian. Itu saja". Ucap eonni menenangkan.
"Cepat masuk" ucap kakek.
Akhirnya kami pun masuk. Eonni mengantar ku ke kamar, tapi aku menolak dan mengatakan 'aku bisa sendiri' ucap ku pada eonni. Sedangkan Jin ki, ia langsung menuju ke kamar nya. Meskipun aku tau ia sedang tersenyum bahagia sekarang.
~~
~~
Pagi tiba begitu cepat. Aku mempersiapkan diriku untuk ke sekolah. Dan aku sudah menyiapkan diri ku untuk meminta maaf pada kakek atas kejadian tadi malam.

Tiba saatnya sarapan, makanan sudah berada di meja makan. Ku mulai membuka mulut ku yang sudah tak sabar melahap makanan yang ada di depan ku ini. Tapi pergerakan ku terhenti ketika ku ingat niat ku untuk minta maaf pada keluarga Jin ki.
Aku mulai membuka pembicaraan, ucapan ku ini tertuju pada kakek.

"Mianheyo" ucap ku meminta maaf.
"Berjanji lah kalian pamit terlebih dahulu sebelum pergi" ucap kakek yang sudah menerima permintaan maaf ku.
"Ya" ucap ku dengan nada kegirangan.
Aku menangkap wajah Jin ki yang datar tanpa membantu ku menjelaskan pada kakek. Dia hanya menyantap makanan nya.

Selesai makan aku berangkat sendiri tanpa menghiraukan Jin ki. Aku tak tau ia berada di mana,karna aku tidak mencari nya.

"Hei..." panggil suara di belakang ku.
Tanpa pikir panjang Aku menoleh dan merancang angan angan untuk memukulnya. Dan dengan sigap dia bisa menghindari serangan ku dan akhirnya aku yang malah kehilangan keseimbangan ku.

"Kau, kau mau memukul ku ya?!" Ucap Jin ki.
"Kenapa? Tidak boleh? Aku membenci mu kau tau?!" Ucap ku padanya dalam keadaan marah.
"Aku baru tau, setelah kau mengatakan Nya" ucap nya ketus.
"Sudah lah, aku tak mau merusak hari indah ku hari ini" aku berkata dan meninggalkan nya di belakang ku.
Aku meraih ranting pohon dan mematah kan nya. Seakan ingin mematahkan tangan Jin ki. Tapi aku tau itu tidak mungkin, dan itu yang membuat ku marah.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah aku sibuk dengan mulut ku yang komat kamit sejak tadi. Jin ki hanya berjalan mengikuti ku tanpa mengatakan apa apa. Atau mungkin aku yang terlalu sibuk dengan komat kamit ku dan tak mendengar nya.

Aku tiba di sekolah tepat bel masuk berbunyi. Aku langsung duduk di bangku ku. Dengan perasaan sedikit marah itu terbawa sampai ke kelas. Mungkin teman-teman ku merasa aku aneh, tapi apa yang bisa ku lakukan aku tak bisa mengontrol emosi ku.

"Heeey..." panggil Ji min sahabat karib ku.
Aku hanya menoleh dengan ekspresi tidak suka.
"Kau ini kenapa hah? Pagi pagi sudah mengerut kan wajah" ucap nya. Dan aku hanya bisa bilang "tidak pa-pa, seseorang menghancurkan pagi hari ku" ucap ku menyinggung Jin ki yang duduk di depan ku.
"Siapa? Dimana orang nya? Apa dia ada di sini?" Tanya nya tak terima, seolah ia membela ku.
"Jika ku katakan orang nya, apa yang akan kau lakukan. Kau bahkan tidak bisa melawannya" ucap ku.
Ku lihat Jin ki yang sedang mendengar kan pembicaraan kami.
"Ayo duduk,... " perintah pak guru yang sudah datang mengajar.
Kami pun duduk dengan rapi dan mengikuti pelajaran dengan tenang!

Up date guys...
Mungkin kalian merasa SE MI marah nya kelewatan, soal nya aku terikut Suasana hati ku.

Tapi jangan bosan baca ceritanya ya reades.!!

My boyfriend Is A GumihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang