Bagian 8

6 0 0
                                    

*Poss Dhany*
Tidak terasa,rasanya baru beberapa yang lalu aku naik kelas 9 sekarang aku sudah dihadapi oleh Ujian Nasional. Cepat sekali bulan menuju bulan April ya? Itu berarti sudah 9 Mont bersama Shita. Wow..hampir setahun..sebenarnya ini bukan pertama kali aku pacaran bertahan lama dulu aku pernah dengan gadis bernama Eva Nuvalgia waktu kelas SD kelas 6 sampai Kelas 8 smester 1... bisa dibilang 1 tahun setengah hubungan itu hancur ketika aku sudah pindah di kota ini. Ibukota Jakarta Letak Ibukota provinsi,hancur hubungan itu karna dia memeliki kekasih baru. Entah siapa cowok itu? Aku lupa. Tapi menjalani hubungan dengan Shita itu beda rasanya,dia bisa jadi siapa saja. Teman,saudara,kekasih banyak ibarat kata hubunganku dengannya mungkin karna sifat kedewasaan dia yang buat aku merasa nyaman.

Awal ketika Shita jujur mengungkapkan rahasia terbesarnya. Aku srdikit kaget,sebenarnya bukan aku tidak menerimanya tapi aku hanya shock saja.

(Rahasia Terbesar)
Setelah sepulang dari acara kejutan itu,dia sengaja membungkus sebuah makanan yang tidak aku tau.
Aku berniat mengantarkannya pulang,tapi Shita bilang dia ingin mengajakku pergi ke sebuah tempat. Aku menurutinya,sampai disana terlihat sebuah lapangan tennis penuh dengan pemandangan bunga dahlia berwarna ungu. Jika aku amati,lapangan itu lama tidak terpakai lebih dari puluhan tahun. Aku bertanya padanya
"Sayang,tempat apa ini?"
"Ini bekas lapangan yang pernah dipakai Belanda bermain tennis waktu penjajahan dulu say"
"Lalu kenapa kita kesini Shita Sayang?"
"Tempat ini indah bukan? Walaupun sebenarnya sangat sepi karna terletak sangat sembunyi"
"Iyha,bukankah ini daerah bekas pabrik yang letaknya sangat jauh?"
"Iyha Dhan,kita butuh waktu yang lama bukan kesini. Jadi,kemarilah" menepuk kursi ujung lapangan menyuruhku duduk,aku menghampirinya dan duduk disampingnya.
"Baiklah,aku sudah disampingmu sekarang. Lalu apa yang akan kita lakukan?"
"Aku ingin bertanya padamu Dhan"
"Tanya saja,aku akan jawab semuannya" yakinku.
"Jika ku bercerita tentang rahasia terbesarku bersama masalaluku bagaimana Sayang?" ucapnya
"Boleh,tapi apa maksudnya rahasia terbesar bersama masalalumu sayang?"
"Kau melihat warna bunga itu apa?" menunjuk pada bunga yang ia maksud
"Iya,aku melihat. Warnanya ungu. Lalu?"
"Apa kau tau orang mengartikan warna ungu itu apa?" katanya
"Hmmm...ku pikir,aku tau. Terus?"
"Itulah rahasia terbesarku sayang. Apa kau masih mau menerimaku?" jawabnya

Aku sedikit bingung dengan ucapannya,aku tau banyak orang bilang warna ungu itu berarti janda tapi apa maksudnya itu adalah rahasia terbesarnya.
"Sayang,kenapa diam?" menepuk bahuku membuat membuyar lamunanku. Dengan cepat ku jawab.
"Aku tak mengerti apa maksudnya? Jika rahasia terbesarmu adalah arti warna tersebut yang berarti janda. Lalu kenapa itu rahasia terbesarmu? Bukannya kau belum menikah sayang?"
Jawabanku membuatnya tertawa kecil dengan jawaban polosku.
"Kau berpura-pura polos atau memang kau tak mengerti sayang? Cobalah kau pikirkan apa yang aku maksud janda itu?" ucapnya
"Hmmm..." ku terfikirkan "Apa kau sudah pernah melakukannya?" tanyaku berharap tebakanku salah
"Iya,tepat sayang. Dan terjadi ditempat ini"
"Hah? Dengan siapa?" terkejutnya aku.
"Dia bernama Erick Wijaya,cowok pertama yang menyadarkan aku tentang perasaan cinta."
"Jadi begitu yang" hanya kata itu yang bisa aku ucapkan karna aku bingung harus berkata apa lagi.
"Kau marah sayang" tanyanya.

Aku terdiam,aku tidak marah lebih tepatnya saat ini perasaanku terbakar api cemburu. Detak jantungku berdebar lebih kencang dari biasanya. Perasaan takut,amarah,kecewa menjadi satu bukan pada Shita melainkan cowok itu yang tega menghilangkan kesucian gadisku.
"Tidak,aku tetap menerimamu apa adanya sayang"
Saat ku mengucapkan kata itu,perasaanku hancur
berkeping-keping bagaimana gadis yang selama ini sangat begitu jutex dan dingin bisa sampai jatuh dalam jebakan laki-laki yang telah membuangnya setelah dia berhasil merampas kesucian gadisku.
"Apa kau tidak menyesalinya sayang" kata itu keluar begitu saja dan membuatnya terdiam.
Ku lihat dia menundukan kepala dan mengeluarkan air mata.
Apa yang telah aku lakukan? harusnya aku tak mrngingatkannya pada penyesalannya
"Tentu,aku menangis setiap malam karna itu. Tapi setidaknya aku lega telah jujur padamu" katanya sambil menangis
"Aku tetap menerimamu karna aku tau kau tidak salah dalam hal ini. Lalu siapakah yang tau soal ini? tanyaku
"Dia,Aku dan hanya kau yang tau pertama kali Say"
"Benarkah,cukup bahagia aku mendengarnya. Itu berarti kau percaya padaku untuk menjaga rahasia terbesar itu" ucapanku membuatnya tersenyum.

*Skipp*

Semenjak kejadian itu,entah mengapa aku semakin yakin dan nyaman padanya. Bagaimanapun dia,dia tetap kekasihku yang sangat aku sayangi.

Dua minggu aku tak kencan dengannya,karna aku yang harus fokus pada Ujian Nasionalku. Dia akan sangat marah besar jika nilaiku tidak baik. Hal yang sangat aku takutkan padanya saat dia menghilang tanpa kabar dan marah padaku. Rasa takut kehilangannya sangat besar,mungkin karna perasaanku yang begitu dalam padanya.

Setidaknya,setiap 3x seminggu aku selalu berangkat bimbel bersamanya. Dia datang ke rumahku ku antar dia bimbel lalu aku pergi bimbel membawa motornya. Yap,motorku dibawa kerja ibuku hingga jika tidak ada dia aku terpaksa nebeng temanku.
Aku tau Shita gadis terpopuler di LBB nya sebab dia gadia cukup aktif dan cerdas. Itu sebabnya setiap kali aku menjemputnya bimbel sorotan mata teman laki-lakinya melirikku dengan tatapan dalam. Aku tidak tau apa arti tatapan itu,yang tau Shita memang begitu berteman dekat dengan para teman laki-lakinya. Termasuk Danies,laki-laki yang tak pernah bisa ku biarkan merebut kekasihku. Karna dia sangat terobsesi dengan Shita padahal dia sudah memiliki Dieza. Kadang aku heran,kenapa Dieza tetap diam saja jika Danies genit pada gadisku.

*Sepulang bimbel didepan gerbang LBB*

"Hai,kau mencari Shita mas Bro" sapanya
"Iyalah,mana mungkin aku nyari loe" celetusku
Terdengar suara laki-laki berkata
"Shita,kenapa kamu?"
"Danies mana ya? Hpku dibawa dia" melihat sekeliling
"Di depan mungkin,coba aku lihat deh"
"Okey,makasih. Suruh dia kesini aku masih mau ke kamar kecil"

"Nies...danies dicari.in pacar kesayangan loe tuh. Hpnya katanya loe bawa" melambaikan tangan pada Danies
"Is't Ok. Dimana dia?" ucap Danies menatapku licik
"Masih di dalam,susulin aja."
"Okey,gue takut kalau gak gue susulin. Dia bakal diambil sama cowok yang didepan gue ini"
Saat itulah,aku baru sadar yang dimaksud adalah Shita milikku.
"Heii,apa maksudmu?" kataku
"Kau tak dengar,temanku bilang Shita adalah kekasih gue" berlari menyusul Shita dan tersenyum licik padaku
"Awas kau merebutnya. Shita hanya milikku"
"Up to you mas bro" ucapan lirih yang ku dengar

Danies memang adik kelas sekaligus teman terbaikku tapi untuk urusan gadis apalagi Shita aku tak mau mengalah. Mungkin untuk gadis lain aku bisa,tapi jika Shita No.....!





Maaf,jika ceritanya tidak nyambung. Seharusnya chapter 3 aku terbitkan tapi wattpadku lagi eror yang lain bisa tinggal chapter 3 yang belum.. Hadduhh...
Aku usahakan minggu ini bisa aku terbitkan

The Black Street Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang