Bagian 18

5 1 0
                                    

*Author_Poss*

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu jam dinding sudah menunjukan waktu 19.00. Latihan pun berakhir Shita mengantarkan Dhany pulang kerumah. Seperti biasa Dhany selalu mengecup kening Shita meski pun dihadapan orang tuanya atau pun tetangga. Dan Shita selalu terbiasa tak pernah lupa menunduk salam menghormati pada Dhany. Iya,mereka memiliki kebiasaan tersendiri dalam hubungan mereka.

Dhany tersenyum menatap kepergian Shita. Yang kini hanya terlihat punggungnya semakin menjauh dari tatapan matanya. Setelah memastikan dengan yakin dari kejauhi,Dhany memasuki rumahnya.
Ruangan begitu gelap setelah dia melewati pintu,dia berfikir mungkin artinya belum pulang. Ketika Dhany melangkahkan kakinya menuju kamar. Lampu tiba-tiba menyala,terlihat laki-laki paruh baya berwajah merah padam menahan emosi.
"Darimana saja kamu Dhan? Jam segini baru pulang?" kata orang tua bernama Ferry itu.
"Ayah? Aku kira ayah di bandung. Iya,tadi latihan dulu yah"
"Oh ya? Latihan atau kencan dengan gadis itu? Sampai kau membatalkan janjimu pada ayah?" sorot mata tajam.
"Hmm tidak yah,tidak begitu. Hanya saja..Maaf" ucap Dhany menunduk.
"Apa kau tau bunda mu sedang sakit disana? Dan lebih memilih egomu?"
"Apa yah? Bunda sakit?" ekspresi wajah Dhany berubah menegang dia tau ini memang kesalahan besarku.

Laki-laki itu hanya diam,berjalan mondar-mandir dihadapannya. Sedang berfikit sesuatu yang sangat mengganggunya. Bodoh, tentu saja iya Dhan..!
Orang tua itu akhirnya menghembus nafas berat,seakan dia harus mengatakan kata yang sulit ia katakan.
"Nak..! Apa kau sayang pada bunda mu?"
"Tentu ayah,itu sudah jelas."
"Itu berarti kau mau lakukan sesuatu demi bunda mu bukan?" kata Ayah Ferry langsung dibalas anggukan oleh Dhany.
"Kalau begitu akhiri lah hubunganmu dengan gadis itu Nak!" lanjut nya.
"Tidak ayah,ayah tau bagaimana aku..." belum selesai Dhany menjawab sudah lebih dulu dipotong oleh ayah Ferry.
"Ayah tau,dan percayalah bukan karna Ibumu tak menyukainya. Ini bukan kemauan ayah,karena ayah juga tidak membencinya. Tapi ini semua demi bunda mu, ibumu yang adalah statusnya ibu tirimu saja menemaninya tapi kau ini anaknya Dan..! Fokuslah pada Bunda mu." ucap ayah Ferry kemudian berlalu meninggalkan Dhany dan memasuki kamar.

"Maafkan ayah,Nak. Tapi ayah terpaksa,ayah janji bila nanti suatu saat....." batinnya ikut bersedih tidak tega melihat putranya seperti ini.
Dhany masih diam terpaku,perasaannya tidak menentu. Dia benar-benar bimbang,dia tak peduli dengan sakit hatinya. Dia hanya takut Shita akan patah hati karenanya. Tapi jika dia tidak menuruti ayahnya,pasti ayahnya akan turun tangan sendiri dan itu akan jauh nyakitin Shita.
Dia mencoba langkahkan kaki menuju kamar,rasanya begitu berat. Kepalanya begitu ngilu seiring dadanya yang sesak membuatnya merasa berat untuk melangkah. Terus ia paksakan kakinya hingga pintu kamu terbanting dengan keras akibat kesal nya dia pada diri sendiri. Dia menatap sebuah dinding yang tepat di hadapannya dengan posisi duduk lesu bersandar pada dinding diatas kasur. Matanya tak lagi sanggup menatap bola binar lentik itu lagi.
Hingga semua memori kebersamaannya dengan Shita terbayang dengan jelas di bola matanya.
Lamunannya terus berlanjut sampai dia tertidur tak beraturan.
Tanpa sadar dia terus menerus memanggil nama Shita berulang kali. Hingga mimpi bangunkan dia,dia terbangun berharap mimpi itu bukan nyata. Namun akhirnya dia kembali lesu mengingat mimpi itu benar-benar nyata.
Dia menatap jam dinding menunjukan pukul 00.00, dia meraih ponsel yang sedari tadi dia diamkan disaku nya.
Dia mulai mengetik kata demi kata.

To: My Love Aishitaloka

Sayang,aku minta maaf mulai besok kita temanan aja ya? Aku takut kamu di marah in ayahku.

Klik tombol Send kemudian dia lempar kembali ponsel itu dengan asal. Dia menatap pada sebuah cermin,melihat kondisinya sendiri dia tertawa.
"Aku hanya pengecut,melihat tampangku sendiri begitu menjijikan. Laki-laki apa aku ini? Aku terlihat memalukan hanya demi kamu Shita. Tapi lihatlah sayang,semua takdir yang tak pernah kita inginkan akan berakhir pada waktunya. Aishitaloka Wilona..." batin Dhany menjerit.

Lukisan yang baru saja dia ambil dalam laci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lukisan yang baru saja dia ambil dalam laci. Kemudian dia tempel pada cermin untuk membuatnya tidak dapat bercermin lagi. Dia kembali tersenyum,mengingat ketika dia menggambar saat itu. Saat itu dia mendapat tugas menggambar,dan yang ada dia malah menggambar karya ini karena di otaknya hanyalah bayangan kekasih hatinya. Shita!

The Black Street Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang