Insiden Berdarah

108 32 0
                                        



"Febri? Jadi yg nolongin gue tdi elo? -___- " kata ahra dengan wajah datar.

"Okee, sama-sama" jawab febri dengan senyum terpaksa.

Ahra membersihkan bajunya yang mulai digerogoti bakteri dan kuman.

"Temen lo ra?"

"Ha?" Ahra mencari disekitarnya. baru sadar kalo ternyata ossa udah ga ada disampingnya.

"Nyari apaan lo?" Tanya febri.

"Gawat! Temen gue kececer feb!"

"😩 tu kan, gue bilang juga apa, klo bawa temen tuh di ..." belum selesai febri ngoceh, ahra sudah pergi meninggalkannya.

"Mau kemana loo? Woyy.. bulan!" Teriak febri.

"Kenapa lagi bulan feb?" Sambung Raka.

"Raka, lo ikut gue!" Febri langsung menarik Raka.

"Ehh, apa-apaan nihh!" Raka terseret.

*****
Singkat cerita, ahra mendapati ossa yang sekarang terbujur tapi gak kaku di uks setempat. Hidung kiri ossa tersupal tisu, sepertinya baru saja ada cairan merah yang mengalir dari sana.

Ahra benar-benar bingung apa yang terjadi. Insiden berdarah ini?

"Ahra? Kamu disini? Kamu gapapa?" Ossa tersadar dari pingsannya.

"Sebenernya ada apa sih os?" Bukannya menanyakan kabar, ahra malah bertanya seperti itu. -___-

*****
#Flashback on

Mundur ke waktu kejadian.

Ossa yang mengekor dibelakang ahra melihat sebuah benda bulat (bola basket) mengarah tepat ke kepala ahra.

Tanpa pikir panjang ossa langsung mendorong ahra untuk menyelamatkannya. Salahnya, ossa mendorong ahra dengan kekuatan penuh yang dimilikinya. Dan, tanpa arah!

Jadilah ahra seperti banteng yang sedang menyerudup mangsanya.

Sedangkan ossa yang sempat tersenyum bahagia karena berjasa dapat menyelematkan ahra, tiba-tiba merasakan sesuatu menghantam wajah sebelah kirinya, telinga kiri, pipi kiri, tulang rahang kiri, mata kiri, dan tidak luput tentunya lubang hidung kirinya.

Setelah itu, ossa terjatuh dan tak bisa bangkit lagi alias pingsan.

#flashback off

*****
Dikelas, via menunggu kedatangan sahabat karibnya itu.

"Si bulbul kemana sih? Emang gitu deh kadang-kadang kalo jalan-jalan sendiri suka nyangkut tu anak."

#VIA
Sedikit informasi tentang via,

Via adalah temen sekaligus tetangga ahra. Mereka berdua lengkettt banget, kaya cicak ama dinding.

Walaupun songong, via tuh orangnya peduli tingkat dewa. Perhatiann bangeettt.

Biasanya via yang selalu ngoment-ngoment keseharian ahra.

Ahra lupa bawa tas kesekolah, Via coment.

Ahra pake baju kebalik, Via coment.

Ahra pake baju ga kebalik, Via coment. #Karena itu baju bokapnya.

Kaos kaki ahra beda sebelah, Via coment.

Ahra salah pake seragam, Via coment.

Ahra nyanyi salah lirik, Via coment.

Ahra makan pentol kuah depan gang lebih dari 15 tusuk, Via coment.

Ahra mandi lupa pake sabun, Via coment.

Ada aja sesuatu yang membuat via memberikan petuah ke ahra.

Dan sesuatu yang harus digaris bawahi adalah, Via dan Ahra itu Sifatnya 180 derajat berbeda.

*****

Via menelpon ahra,

Tas ahra yang ada diatas mejanya bergerak-gerak, menginformasikan kepada orang terdekat bahwa didalam dirinya ada sesuatu yang bergetar.

"Ah! Gue lupa, ahra kan gak pernah peduli sama handphone nya T__T "

Via frustasi dan meletakkan pipi diatas meja. Sedangkan pelajaran sudah hampir dimulai. "Lo kemana sih bulaann?!"

*****
Di alam yang berbeda, febri dan raka sedang menuju ke uks.

"Lepasiin tangan guee feb. . Feb.. febriiiiiii.." raka meronta-ronta.

Febri melepaskan tangan raka dengan muka jijik. "Alay!"

"Kita mau kemana sih feb?"

"Uks, nemuin bulan."

"Bulan? Lo lupa kejadian kemarin ha?" Ekspresi kaget raka membuat alisnya hampir bertabrakan.

... Seminggu yang lalu ...
#flashback on

Hari sedang hujan, ahra, febri dan raka serta "pa satpam" berteduh ditempat yang sama. (Mereka berteduh di pos satpam sekolah)

"Bulan, kamu cantik deh" febri membuka percakapan.

Ahra menoleh tanpa ekspresi apapun.

"Jam lo bagus amat." ucap febri melirik ke sepatu bulan.

"Lo songong apa pura-pura songong?" Jawab bulan datar.

"Hhehe, enggak.. kali ini gue seriusssssssss. Bagus banget itu jam, boleh liat ga?" Febri memelas.

"Enggak." Jawab ahra

"Beli dimana bulan?" Raka mendekat.

"Punya via gue pinjem. Ini liat aja" Bisik ahra ke raka, sambil melepas jam itu dari tangannya, dan memberikan ke Raka.

"Kelewatan lo bul. . Tdi kan gue yang penge....." belum habis kalimat febri, dering soundtrack drama princess hours bergema dari handphone ahra.

"Ssssstttop!" Ahra membujurkan telunjuknya didepan mulut febri yang lagi ngoceh ga jelas.

"Eehhemhemm.. dengan siapa dimana? Tolong paswordnya.." bulan mengangkat telepon.

"Dengan mamahnya Bulan, didepan sekolah, passwordnya .. Bulan kecil dilangit yang biru amat banyak me..." jawab seseorang dari dalam hp bulan.

"Hentikan mah.. oke bulan kesana sekarang!" Bulan langsung berlari meninggalkan febri dan raka.

"Gawat feb, jam tangannya.."

"Sini biar gue yang pegang!"

"Udaah, enggak biar gue aja, kalo nanti hilang terus bulan nangis, awas aja lo!"

"Enggak akan hilaanng! Dijamin deh.. sini buruan gue yang nyimpen." Febri merebut jam tangan dari tangan Raka.

Next. .

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang