#sedikit informasi :
Raka yang deket sama febri itu bukan Raka yang pernah jadi gebetannya Regina (baca kelamkalem). Kebetulan panggilan mereka aja yang sama.*****
Jam menunjukkan angka 7 lewat sedikit.Seperti biasa, ahra sedang sendirian dirumah. Kedua orangtuanya membuka kedai coffe dan chiken cola yang berjarak lumayan jauh dari rumah , setelah selesai bekerja, mereka akan kembali kerumah paling cepat jam 11 malam.
Sebenarnya ahra punya seorang adik laki-laki, biasa dipanggil Jingga. Tapi, setelah lulus SD, Jingga dipercaya kedua orangtuanya untuk melanjutkan kesekolah dimana Jingga dapat tinggal sekaligus.
Selain karena itu bagus untuk pergaulannya, hal itu juga akan membuatnya lebih mandiri. Jingga hanya akan rutin pulang kerumah 2 bulan sekali. Serta setahun sekali saat libur panjang kenaikan kelas. Diluar itu Jingga bisa pulang saat dia "sakit parah" alias kangen seperempat mati sama keluarga. Karena Jingga itu paling dekat sama mama, manjanya ke mama luar binasa.
****
Ahra terbaring dikandangnya (kamar), memikirkan kejadian yang dilaluinya hari ini.
"Gue paham sekarang. Bukan karena dosa ossa, tapi ternyata disekolah gue ada samacam diskriminasi buat cewe sempurna kaya ossa. Cewe sebaik ossa ga akan bertahan lama dikelas terkutuk itu, pada akhirnya hanya ada dua pilihan, keluar dari sana, atau terpaksa menjelma menjadi alay seperti yang lainnya. Cepat atau lambat hal itu pasti terjadi. " ahra mencoba menyimpulkan semuanya.
*****
Sabtu, Jam 4 subuh.Sejak hampir setengah jam yang lalu handphone ahra tidak berhenti berdering.
Roh ahra baru kembali keraganya. Setelah pulang dari mimpi, ahra mendengar suatu bunyi yang sepertinya dikenalinya, 5 menit ahra mengingat-ingat, bunyi apa itu.
"Astaga, bunyi telepon gue! Ko gue bisa lupa." Ahra langsung mencari benda kotak hitam tersebut.
"Ha.." belum selesai kata-katanya, ahra langsung menjauhkan hp itu dari telinganya. Karena terdengar teriakan dari sana.
"Lo kemana ajaa bulaan!!! Hampir setengah jam gue nungguin, Lo mau gue mati membeku disini ha? Keterlaluan lo bul. "
"Yaampun , gue lupa pasang alarm, Sorry vii, okee okee, gue kesana sekarang!" Ahra terjun bebas dari kasurnya.
"Sejak kapan lo pernah bangun karena bunyi alarm? Yaudah 5 menit lagi gue tunggu didepan rumah lo. Buruann!"
Ahra sikat gigi secepat kilat terus cucimuka. Saking cepetnya, 1/3 dari bajunya basah kesiram. Tanpa sisir dan bedak, ahra menarik jaketnya dari dalam lemari dan berlari keluar sambil memakainya.
#4 menit 59,99999999 detik kemudian
Ahra menemui via dan mereka berdua lari kesekeliling komplek, jam 6 pagi mereka kembali kerumah dan bersiap kesekolah. Hal rutin yang dilakukan mereka dihari Sabtu kalo ga hujan.
Kenapa ga minggu aja biar ga keburu waktu? Jawabannya adalah, ahra akan 2 kali lipat susah dibanguninnya kalo udah hari minggu.
"Mata lo bengkak vi? Abis nangis ya? Kenapa lo?? Oi! Jangan bilang.." ahra menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Iya, dugaan lo bener." Via mempercepat larinya, sedikit meninggalkan ahra.
Ahra menyusul. "Ko bisa? Tapi lo yang Mutusin kan??!"
Via baru aja putus dari pacarnya.
"Yaudah pasti gue lah! Dalam hidup gue ga ada istilah diputusin."
Via ini kerjaannya gonta-ganti cowok mulu. Sama yang baru diputusinnya ini nih yang bertahan lumayan lama, 2 bulan. Biasanya 2-3 minggu, udahan.
Kalo yang 3-4 hari putus juga sering , yang kaya gitu kata via bukan mantan. Tapi khilaf.
Berbeda dengan ahra yang udah kepala 1,6 alias 16 tahun hidup, tapi belum pernah pacaran.
Cuma sampai tahap pdkt doang. Kalo ahra udah berasa diatur-atur atau ga nyaman, yaudah deh ceritanya selesai. Ahra pergi. Beruntung kalo cowoknya peka, yang ribet itu, cowok yang udah ditinggalin, tapi masiiih aja ngejar-ngejar. Kaya yang waktu itu..
#flashback on
Jam 12 malam,
Brukk! Ahra menutup pintu kamar dan menguncinya.
Rumah ahra bertambah gaduh karena ada mantan gebetan ahra yang tiba-tiba datang kerumah maksa-maksa ahra buat ketemu sama dia.
"Tante, biarin saya ngomong sama dia tante, saya ga mau kehilangan dia, pleasee .. tante tolongin saya.." arfan berusaha merayu mama supaya dia bisa diizinin masuk ke kamarnya ahra.
"Yaudah, iyaa, tante ga mau ikut campur ya .. kalian urus sendiri, kamar bulan ada diatas." Jawab mama,
Arfan langsung menuju kesana.
Mama bulan ngikutin dari belakang tapi ditahan oleh papanya Bulan, "katanya ga mau ikut campur. Mama gimana sih? Itu kan urusan anak muda."
"Ihh, papa apa-apaan sih, penasaran tau. Ini pertama kalinya temen cowok bulan datang kerumah."
"Yaudah, tapi papa ikut."
Didalam kamar, bulan ga tau harus minta tolong sama siapa, via ga mungkin bisa bantu di jam segini. Akhirnya satu-satunya yang bisa diharapkan, Febri !
"Hallo. Feb!"
"Tumben lo bul, apaan?"
"Lo dimana sekarang?"
"Dirumah nonton bola, udah dulu ya lagi seru nih"
"Eiit.. feb.. feb.. ini bencana besar feb lo harus tolongin guee!!"
"Bukan urusan gue."
"Feb! Lo mau gue mati sekarang."
"Bentar, utang lo yang kemarin udah lunas belom?"
"Gue pernah ngutang ama lo? Sejak kapan?!"
"Ga ada ya? Yaudah gpp kalo gitu, mati aja."
"Kelewatan lo feb!"
"Yaa, tergantung sihh, jam tangan gue mati ja..."
"Okee, okee, gue beliin lo jam tangan!"
"Ada apa bulan? Apa yang bisa gue bantu buat lo? Bilang aja!"
"Lo jadi pacar gue.." kalimat ahra terputus.
"Haahh?!!"
Arfan berhasil membuka pintu kamar ahra berkat kunci cadangan yang ada di tangan mama.
"Bulaan.. lo kemana aja bulan?" Arfan mendekati ahra.
"Mau apa lagi hah? Jauhin gue.. kita udah ga ada hub. Apa-apa ya.. TTMan atau apa pun itu, lupakan!"
"Tapi bulan.. salah aku apa??"
"Salah kamu terlalu baik, aku ga suka cowok yang terlalu baik. Makan selalu kamu yang bayarin, belanja kamu yang beliin, kemana-mana kamu bayarin aku terus bahkan ke wc umum aja kamu yang bayarin. Padahal itu kan hak aku buat bayar sendiri."
"Iyaa itu kan aku lakuin biar kamu seneng, semuanya aku lakuin buat kamu."
"Tapi aku ga bisa kayagini terus, pokoknya aku mau kamu lupain aku.. karena aku udah punya pacar sekarang" ahra memperlihatkan handphonenya ke arfan, disana panggilan buat febri terlihat jelas.
"Febri? Siapa febri? Ko kamu ga pernah cerita!!" Arfan langsung merebut handphone itu dari tangan ahra.
"Hallo! Siapa lo.? Gue arfan gebetannya bulan lo siapa hah berani-beraninya ngedeketin bulan dibelakang gue!" Arfan langsung memaki-maki febri yang ga tau apa-apa..
Next..
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
HumorFakta membuktikan, 1 hal yang dapat menghentikan kerja otak manusia, adalah CINTA. Seseorang yang waras bisa menjadi gila karenanya. Seseorang yang sehat bisa menjadi sakit karenanya. Bahkan seseorang yang hidup bisa mati karenanya. Hal tersebut bis...