JalBer *Jalan Bareng

59 23 3
                                    

Flashback on.

Ahra dandan dikamarnya.

Selama ini, ahra ga pernah dandan. Paling cuma bedak doang.

Untuk malam ini, gapapa lahh ya dandan sekali-sekali, batinnya.

Ahra mengendap-endap menuju kamar mamanya. Mencari keperluan wanita lainnya untuk mempercantik diri.

Ahra duduk dimeja rias kamar mama.

Ahra mulai mengambil lipstik mama.

Menyapunya di bibir secara perlahan.

Nganga-nganga ga jelas!

Saking cepetnya tuh lipstik ampe masuk kemulut! *ohmaigat

"Wooakkh!!" Ahra memuntahkan lipstik yang nyaris tertelan.

"Paiitt.."

Ahra meletakkan benda yang membuat bibirnya merah itu kembali diatas meja, agak basah oleh air liurnya ahra. *iiyuhh

Kali ini, Ahra mencoba maskara mama.

Polesan pertama dibulu mata kanan atas berhasil dilewati Dengan sempurna.

Ahra puas dengan hasilnya.

Namun suasana menjadi suram setelah maskara itu keluar dari jalurnya.

Tetesan hitam membentuk tahilalat kw sempurna tertempel disamping mata kiri Ahra.

Mengetahui ada yang salah dimatanya, Ahra langsung menarik tissue dan berusaha memusnahkan titik hitam itu.

Tragis!

Ahra terlalu anarkis, bukannya hilang, tpi maskara itu semakin merajalela dimata kirinya. Kini selurug kelopak matanya dipenuhi maskara. Hitam.

"Hancur sudah! Ini ga bisa disembuhin lagi." Ahra membuang lembaran tissue yang ke-79 itu dari genggamannya.

Ahra bercermin.

Ada sesosok makhluk mengerikan disana.

Wanita dengan bibir merah menyala dan sebelah mata hitam pekat sempurna.

Sedetik kemudian Ahra langsung mencuci wajahnya yang sudah sangat memprihatinkan itu.

Kehitaman dimatanya itu masih sedikit nampak meski sudah sekuat tenaga Ahra banting tulang mengusirnya.

Tapi, ga mungkin Ahra membatalkan janji cuma gara-gara itu kan.

Ahra kembali kedepan cermin dan memberi sedikit polesan bedak ke pipinya.

Merapikan rambut dan menyangkutkan pita kecil disana, supaya poninya ga keluar batas. *ntar kalo dikira andika kangen band kan bahaya

Tak lupa, ritual menyemprotkan sedikit pewangi ke atas, hingga tetesan-tetesan air wangi itu menghujani dirinya. *cara yang aneh.

Flashback off.

Ahra berlari menuruni tangga menuju ruang tamu rumah.

Disana satu saudara laki-laki yang tak diharapkan duduk bersama orang yang benar benar amat sangat sangat diharapkannya. *gagapnya kambuh

"Jdi cewek lo malam ini ka?" Celetuk Jingga yang bengong ngeliat kakanya makai baju terusan rapi pink kalem selutut itu. Anggun.

Sungguh penampakan yang jarang sekali terlihat.

Ahra tak menggubris celaan hina dari Jingga.

"Ekhhemhemkheem.." Ahra memberi kode kedipan mata kepada Raka yang dari tadi mematung memperhatikannya.

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang