13. Campur aduk

395 34 2
                                    

Sudah seminggu lebih tuan marracus terbaring di rumah sakit, berarti sudah cukup lama aku terperangkap di sini. Dan ku lihat sekarang tuan marracus sudah sadarkan diri dan kembali kerumah. Kata dokter kesehatannya sudah pulih, tapi ia tetep harus banyak istirahat.

Bener-bener gila, semenjak tuan marracus di rumah sakit ibu anne(nyonya annabeth) sama sekali tidak menghubungi anaknya anne, dan apakah ia tidak khawartir. Sudah ke terlaluan dia.

TOMS POV

Akhirnya tuan marracus sadar, tapi apakah kesadaran tuan marracus ini kabar baik? Atau malah ini adalah kabar buruk?. Bagaimana dengan anne, apakah dia sudah menemukan seseorang yang dicarinya? Ku harap sudah, aku ingin semua ini cepat selesai.

Anne POV

Tanpa aku sadari airmataku jatuh membasahi pipiku. Aku telah menemukannya, dia sedang berada di depanku sekarang.
Oh ayah, bagaimana kabarmu? Dari yang ku lihat kau tidak baik disini. Ayah aku sangat merindukanmu. Aku ingin memelukmu, tapi suster ini melarangku.

"Jangan nona, dia tidak waras. Kau tidak boleh memeluknya, karena dia belom terbiasa denganmu. Saya takut dia akan melukaimu"

Tak kuhiraukan perkataan suster itu, aku segera berlari memeluk ayah, ayah aku sangat merindukanmu. Aku sangat menyanyangimu. Maafkan aku.

Tapi tiba-tiba ayah memdorong tubuhku. Apa ayah tidak mengenalku? Apa ayah benar-benar sudah gila. Segila inikah ayah sekarang?.

"Sudahku bilang nona, kau tidak boleh melakukannya. Sebenarnya kau ini siapa?" Tanya suster itu padaku

"Aku, aku? Aku hanya ingin menjadi sukarelawan di rumah sakit ini, lebih tepatnya membantu orang-orang di sini."

"Kau yakin, ingin menjadi sukarelawan di rumah sakit jiwa seperti ini? Kau ini masih sangat muda nona?"

"Aku sangat yakin, ku harap kau mengizinkan"

Aku tak peduli, sedang apa aku disini, tak peduli aku sedang di kelilingi orang-orang stress seperti ayahku. Yang aku pedulikan adalah ayahku bisa waras kembali. Hanya itu yang aku inginkan. Dan maafkan aku nila telah melibatkanmu dan memakai tubuhmu untuk ini.

Nila POV

Kulihat seperti nya Toms sedang kebingungan, apa yang sedang ia pikirkan ya?

"Hai Toms" sapaku

"Ya, Nila"

"Kau terlihat bingung toms, sebenarnya ada apa?"

"Oh tidak, tidak ada apa-apa. Oh iya bagaimana keadaan tuan Marracus sekarang?" Aku tau Toms mengalihkan pembicaraan

"Tuan Marracus ,ia sudah pulih. Dia dapat bekerja besok"

"Bagus kalau seperti itu, kau harus menjaga kesehatannya ya!"

"Pasti nya"

Ketika aku dan Toms sedang asik mengobrol, tiba-tiba saja nyona Annabeth datang.
Apa yang akan ia lakukan?

Dia masuk ke kamarnya dan tidak begitu lama, dia keluar sebelum dia keluar kamar terdengar suara tuan Marracus sedang marah.

"Untuk apa kau kesini lagi?" suara tuan Marracus tambah kencang

"Kau jangan geer dulu, aku kesini hanya ingin mengambil barang-barangku. Dan lebih baik kau tanda tangan kertas ini"

Lalu aku berlari memasuki kamar Tuan Marracus dan. Apa aku tidak salah liat nyonya Annabeth memberikan selembar kertas berisi surat perceraian kepada tuan Marracuss, dan menyuruhnya untuk menandatanganinya.

"Cepat, kau pergi dari sini" perintah tuan Marracus kepada nyonya annabeth setelah menandatangani surat itu.

"Mom" kata itu keluar dari mulutku. Akhirnya aku berani berbicara.

"Maafkan ibu anne, ibu sudah tidak tahan"

"Tapi mengapa harus seperti ini?"

"Sudah Anne biarkan ibumu pergi dan bersenang-senang dengan SELINGKUHANNYA* garisbawah*" kata tuan Marracus dengan nada tinggi

"Memang aku akan senang disana, dan kau Anne harus putuskan mau ikut dengan ibu atau dengan ayahmu?"

"Aku??"

"Cepat!!"

"Aku tidak ingin ini, aku benci kalian" entah mengapa aku bisa berbicara seperti ini.

Lalu aku berlari meninggalkan ruangan ini dan meninggalkan rumah ini, aku berlari tanda tujuan, berlari semakin cepat, semakin entah jalannya kemana.
Nafasku terengal-engal, aku sudah tidak kuat. Aku berhenti di depan sebuah taman, dan duduk di sebuah bangku taman itu, tiba-tiba petir menghambar dan suara petir yang mengagetkanku. Langit berubah menjadi gelap dan air turun membasahiku, sekarang aku basah bukan hanya karena airmata tapi air hujan juga membasahiku. Aku menangis ditemani hujan, seakan-akan mereka tau aku sedang bersedih dan menemaniku menangis. Oh Tuhan apa yang aku rasakan saat ini?. Hatiku sakit, sangat terluka, benar-benar sakit seakan-akan hati ini telah di tusuk dengan panah yang sangat tajam dan runcing. Sekarang aku mengerti apa yang dirasakan anne. Dan ini yang ia rasakan, sangat-sangat menderita, dan terpuruk...

Saat aku tengah asik dalam tangisanku. Tanpa ku sadari Toms berada di depanku. Membawakan sebuah payung untukku.

"Ayolah Nila, kau harus pulang"

"Aku tidak mau pulang Toms"

"Tapi kau akan sakit disini"

Lalu Toms memaksaku untuk masuk kedalam mobilnya. Akupun pasrah dan masuk kedalam mobil. Seluruh tubuhku basah dan mengigil kedinginan.

"Nila kau tidak apa kan?" Tanya pirca padaku.

Aku tak menjawab apa-apa. Bibirku benar-benar beku rasanya, dan sulit untuk dibuka.

"Toms badannya panas" cakap Pirca pada Toms

"Toms, jangan bawaku ke rumah anne, aku tidak ingin kerumahnya" perintahku

"Baiklah, kau kerumahku saja"

Toms POV

Kudapati Nila yang sedang duduk di sebuah taman ia sedang menangis hanya ditemani oleh hujan. Lalu aku memaksanya untuk pergi dari tempat itu. Aku sangat khawartir dengan keadaanya, badannya panas. Dan sepertinya pirca juga sangat menghawatirkannya. Lalu selang setengah jam. Aku sampai di rumahku. Ku lihat nila yang sudah tidak sadarkan diri.

"Dia pingsan" kata pirca memberitahuku.

Lalu aku bergegas menggendongnya masuk ke kamar. Dan menyuruh pembantuku membersihkannya. Dan ku telpon dokter untuk memeriksanya.

Setelah menunggu, dokter akhirnya datang dan segera memeriksa keadaan nila

"Bagaimana dok dengan keadaannya?" Aku bertanya

"Dia tidak apa-apa, hanya demam. Suruh dia beristirahat dan jangan banyak memikirkan apa-apa. Untuk kesembuhannya nanti juga akan sembuh. Ini ada obat untuknya, beri dia obat ini setelah makan ya"

"Ok, terima kasih dok"

Lalu dokter itu pulang dan aku memasuki kamar dan melihat nila sedang tertidur di temani pirca.

"Bagaimana kondisi nya toms?" Tanya pirca

"Dia tidak apa-apa"

"Syukurlah. Ku harap dia cepat sembuh" Balas pirca.

Hallo readers maaf updatenya lama, lagi sibuk nih, banyak tugas* sok sibuk*

Bantu vote dan comentnya ya. Maaf atas typo dan kalau ceritanya tambah gak jelas.

Makasih...💕

Beautiful Ghost And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang