[5]

9.4K 529 3
                                    

BAGIAN LIMA

Jatuh cinta terasa indah kalau keduanya saling memiliki perasaan yang sama.

***

“Baik, rapat kita cukup sampai disini,” ucap Adam menutup rapatnya hari  ini. Para anggota OSIS dan berbagai perangkatnya menyusun semua laporan-laporan sesuai bidangnya masing-masing.

“Dam, ada yang nyariin lo!” Pinta Arel, wakil ketua OSIS. Adam mengerutkan keningnya sejenak. Kemudian ia segera keluar ruangan untuk melihat seseorang yang telah mencarinya.

Adam semakin mengerutkan keningnya saat ia tahu siapa yang mencarinya. Ada banyak pertanyaan yang terlintas di kepala Adam saat itu juga.

“Hem, Kak Adam?” Sapa Sheila ragu-ragu. Di kedua tangannya sudah ada jaket dan sebuah tempat makan kecil berwarna hijau muda.

“Iya?” Jawab Adam dan menyatukan alisn tebalnya.

“Hem, g-gue cuma mau balikin jaket kakak. Dan, ini ada sandwich buat Kakak. Gue nggak tau makanan kesukaan Kakak apa, jadi gue kasih aja makanan kesukaan gue,” celoteh Sheila jujur.

Kalimat terakhir gue kok kayak ngasih kode?

“Oh, makasih, ya.” Ucap Adam singkat dan mengambil benda yang berada di tangan Sheila.

Adam segera membalikkan badannya dan berusaha berlalu.

“Kak Adam, gue suka sama lo!”

Sontak, langkah Adam terhenti mendengar perkataan Sheila yang begitu tiba-tiba. Adam membalikkan badannya dan melihat Sheila sudah berlari sekencang-kencangnya. Adam semakin mengerutkan keningnya, ditambah Sheila yang terlihat buru-buru meninggalkan tempatnya tadi berdiri.

Namun senyuman simpul tercetak jelas di bibir Adam saat ini juga dan ia menggenggam kedua benda ditangannya dengan erat.

***

“Aduuh, gue harus a-apa sekarang?” Guman Sheila kesal di taman sekolahnya.

Bel pulang sudah bunyi sejak lima menit yang lalu. Olive sudah pulang sedangkan Sheila memutuskan untuk menjernihkan pikirannya sesaat.

“Shel,” panggil suara serak lelaki dan berlari kecil menuju tempat Sheila duduk.
Sesaat mendengar suara itu, mendadak jantung Sheila berdetak kencang dan napasnya tersengal-sengal. Ia takut kalau seorang yang tidak diharapkan mendatanginya.

“Hei, lo sendiri?” Tanya lelaki itu dan duduk di samping Sheila.

Sheila membuang napas panjangnya ketika ia tahu siapa yang duduk di sampingnya.

“Ehm, Kevin, lo belum pulang?” Tanya Sheila berbasa-basi.

“Enggak, sih. Gue lagi nunggu Adam, mau bahas masalah basket. Lo sendiri, kenapa belum pulang?” Saat ini, Kevin yang berbalik pertanyaan.

Sheila meneguk salivanya dengan susah payah setelah mendengar nama ‘Adam’.

“Ehk, itu Adam,” ucap Kevin. “ADAAM!!” panggil Kevin yang berhasil membuat Sheila membulatkan matanya dengan sempurna.

My Bad Girl RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang