***
BAGIAN SEPULUH
Aku ingin selalu berada di sisimu. Salahkah?
***
“Maaf Bu, saya melakukan kesalahan,” ucap Adam dengan perasaan takut. Sedangkan Bu Ola, guru wakil kesiswaan hanya menautkan alisnya sambil bertanya-tanya dalam hati.
“Maksudnya apa?” Tanya Bu Ola yang merubah posisi duduknya ke arah Adam. Tangan Adam mendingin saat itu juga.
“Data-data yang ada dalam flasdisk yang ibu beri beberapa waktu yang lalu hilang,” kata Adam tanpa meninggalkan nada kegelisahannya.
“Kok bisa?” Suara guru bertubuh berisi itu langsung menaikan nada bicaranya. Adam dengan susah payahnya meneguk salivanya.
“Saya meletakannya di laptop saya. Terus saya meninggalkannya untuk pergi sebentar,” jelas Adam yang masih menunduk lemas. Kakinya mulai bergetar sedikit. Badannya memanas, padahal suhu AC di dalam kantor menyala.
“Kamu ceroboh? Kamu tau kan, data-data itu sulit untuk dicari lagi. Sifat dari seorang ketua itu tidak boleh ceroboh. Dan tadi pagi, saya mendengar dari guru piket kalau seorang Ketua OSIS terlambat sekolah. Ada apa dengan kamu sekarang Dam?” Ujar Bu Ola panjang lebar. “kamu sudah dua kali ceroboh.” sambungnya dengan nada penekanan.
“Maaf Bu,” hanya itu kata yang keluar dari mulut Adam.
“Hem,” Bu Ola menghela napasnya. “kamu cari itu sampai besok, kalau tidak dapat, terpaksa kamu harus saya berhentikan dari jabatan kamu. Kamu kan sudah tau konsekuensinya kalau melanggar aturan. Jadi sekarang kamu boleh pergi.” Perintah Bu Ola.
Awalnya ia membulatkan matanya tak percaya, kemudian membalikan badannya dan keluar dari ruangan yang dianggapnya gerah itu. Ia kesal sejadi-jadinya. Merutuki dirinya sendiri dan mengacak rambutnya frustasi. Ia duduk di teras kelas dan memijat pelipisnya, pikirannya melayang mencari jalan keluar. Bahkan nanti malam ia tidak akan bisa tertidur dengan nyenyak.
***
Malam tepat pukul jam sembilan, Adam duduk menyendiri di tepi kasurnya, memandangi jendela dengan tatapan kosong. Kamarnya sangat hening, hanya bunyi detik jam dinding yang bertengger samping lemarinya.
Adam masih ingat betul, kalau ia meletakan flasdisk itu di laptopnya. Kalau memang hilang, mengapa tidak sama laptopnya diambil oleh pencuri tersebut. Itu yang menjadi pertanyaan yang terus terlintas di pikirannya. Adam pun mengingat sesuatu.
Flasback on
“Ehk Shel, dikirain siapa,” ucap Adam terkekeh.
“Kata Misyel gue dipanggil ke sini. Beneran?” Tanya Sheila memastikan.
“Hah? Enggak kok. Kan gue bilang, gue bakal nyamperin lo ke kelas lo.”
Flasback off
Kata-kata Sheila itupun akhirnya teringat dalam pikirannya.
“Misyel?” Tanya Adam pada dirinya sendiri.
Lamunan Adam berhasil hilang saat mendengar nada dering ponselnya berbunyi. Adam mengambil benda persegi itu dari saku celananya, dan membaca pesan dari siapa itu. Dan ternyata Sheila.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Girl Romance
Teen FictionSheila hidup dalam keluarga yang ia rasakan tidak humoris. Papa dan Mama Sheila sering kali bertikai, yang menyebabkannya dediksi. Hingga suatu hari, perusahaan yang dijalani Papa Sheila terancam bangkrut dan membutuhkan modal yang sangat besar. Su...