Part enam

104 5 0
                                    


Ujian semester satu sudah dekat.Tugas-tugaspun bejibun banyaknya.

Hhuuuffftt.......capek memikirkannya.

Hari ini kami harus pula belajar kelompok.

Pukul lima sore,aku berangkat kerumah Nining dengan naik angkot karena janjinya belajar kelompoknya di rumah Nining.

Rumah Nining lumayan jauh.

Aku harus naik turun angkot dua kali.Mana jalannya sepi lagi makanya mama melarangku naik motor.Soalnya di daerah sini banyak anak-anak punk yang nongkrong di pinggir-pinggir jalan.Katanya, tapi aku sendiri tidak tahu seperti apa tampang anak punk itu.

Selesai belajar kelompok,hari sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

Mudah-mudahan masih ada angkot,gumamku dalam hati.

Tak lama menunggu,angkot pun meluncur.Aku senang karena tidak berlama-lama berdiri di pinggir jalan ini.

Jujur aku takut soalnya aku tidak tahu daerah ini.

Segera aku naik,tapi agak ngeri juga soalnya penumpang angkot ini cuma ada tiga orang dan cuma aku perempuan.Sedangkan yang dua lagi,duh...mudah-mudahan mereka anak baik-baik.

Tampangnya sedikit aneh dengan anting-anting dimana-mana,dihidung,di telinga dan dilidah.

Aku mengambil posisi di belakang supir sambil terus berdoa dalam hati.

Sampai ditikungan yang agak gelap aku semakin merasa ngeri.Aku semakin merapatkan badanku ke bangku pak supir.

Jalanan sudah mulai sepi karena jam kantor sudah berakhir sejak pukul empat sore tadi.Biasanya jalanan ramai pada pukul lima sore karena jam pulang kantor.

Mudah-mudahan cepat sampai di ujung perempatan tikungan ini karena disana sudah jalan umum lagi.

Pas diujung tikungan,naik seorang penumpang lagi tapi tiba-tiba dia menyerang sopir angkot tersebut.Sopir angkot itu berkelit cepat seraya berteriak

"Cepat lariii...,dek!Selamatkan diri kamu!"teriak sopir angkot.

Aku kebingungan dengan apa yang terjadi.Dua orang yang dibelakang bersama ku tadi malah cengengesan melihat kepanikanku.

"Mau lari kemana?"katanya

Aku mau menangis rasanya karena ketakutan tapi menangis saat seperti ini tak ada gunanya.

"Cepat...dek!"ujar sopir itu lagi

Seketika aku mengambil payung ditas ku,kepegang erat-erat dengan maksud sebagai senjata.

Saat mereka masih cengengesan juga,aku melompat turun tapi dengan sigap mereka menangkap tanganku.Kupukul tangan itu dengan payung yang tadi kupegang,setelah terlepas aku berlari sekuatnya ke arah perempatan jalan.

Aku panik dan terus berlari sambil menangis.Kudengar telapak kaki mengejarku.Aku semakin panik.Aku harus bisa selamat sampai diujung perempatan,batinku karena diujung perempatan ini terdapat halte dimana angkot menuju rumahku nongkrong disitu.

************
Gilang POV

*****
Hari ini Gilang part time di sebuah toko kelontong.

"Lang,tolong antar pesanan gula dan beras ke komplek Mawar no 23,ya..Lang!"ujar majikannya.

Gilang mengangguk seraya menyiapkan barang yang dimaksud oleh majikannya.

Komplek Mawar tidak berapa jauh dari tempat Gilang bekerja part timenya.

Komplek Mawar adalah sebuah komlpek sebelum perempatan jalan.

Setelah Gilang selesai mengepak barangnya,dia pun pamit pada majikannya untuk mengantarkan barang-barang tersebut.

Tetaplah Bertahan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang