Part 4

126 6 0
                                    

Pelajaran olah raga pagi ini.

Ffuuiih......pagi-pagi udah kepanasan karena Pak Beni,guru olah raga menyuruh kami menyebar dilapangan dengan materi atletik,iiisshhhh.....apalagi kalau bukan lari.......malass......capek.....tapi...eh..nggak...coy...soalnya dari tempat aku berdiri sekarang tampak jelas pemandangan yang menyejukkan....manusia patung lagi duduk diseberang lapangan dengan buku ditangannya...duh....tenangnya dia, tidak terpengaruh dengan suara-suara heboh disekitarnya.

Dia asik menekuri bukunya,tanpa bergeming,tanpa menoleh....hhhmmm...sebegitu menarikkah buku yang dibacanya?Sehingga dia begitu konsentrasi terhadap buku itu?Ehh..iya..ini.benar dia atau orang mirip kelima yang kulihat sejak hari itu?Entahlah...

Perlahan aku mundur dari tengah lapangan menuju ke pinggir..ahaaii....dari sini pemandangannya ternyata jauh lebih bagus dari pada tadi karena lebih dekat sekarang parasnya lebih jelas...hehehe...

Mataku terus tertuju padanya.Entah kontak batin atau mungkin kebetulan,tiba-tiba dia mengangkat wajahnya dan pandangannya tepat jatuh di mataku..degh...jantungku berdebar lagi..aku tidak mengalihkan mataku darinya begitu juga dia....waash.....tatapannya begitu tajam dan dingin.

"Hei....ngelamun..ya!"sebuah tepukan dari Rani,teman sebangkuku menyadarkanku.

Aku cuma tersenyum kecil.

"Eh...,Na!Coba lihat cowok itu,Na!"ujarnya lagi seraya matanya mengarah kearah pandangan ku tadi.

"Malas!"

"Na!"

"Nggak!"

"Na!"

"Apaan,sich!"

"Aku mau bergosip,Na!Cepat liat!"

"Iya,trus kenapa memangnya?"

"Cowok itu,banyak yang mengidolakannya,Na!Kamu tau nggak,Na!"

"Nggak!"

"Iisshh....kuper lu,Na!Masa nggak tau gosipnya!"

"Kepo,lu!"

"Serius,Na!Dia itu idola cewek-cewek disini, dia itu pendiam tapi pintar.Dia peringkat juara umum disini,Na!Dia hidup sebatang kara.Dia keluar dari panti asuhan yang membesarkannya dan tinggal di sebuah kontrakan.Dia sekolah sambil kerja,Na!Part time,gitu!Karena part timenya itu,dia tidak pernah masuk les tambahan padahal dia udah kelas tiga.Tapi karena dia pintar,guru-guru disini nggak pernah mengusiknya,mereka membiarkan aja dia nggak masuk belajar tambahan!"

"Part time?Lu...dapat informasi dari mana?Lengkap banget!"

Oouhh...berarti yang aku jumpai di tempat yang berbeda-beda itu part time nya..

"Iiihh....cuma bagian part timenya yang bikin kamu penasaran,Na?Bukan tentang orangnya?"

"Iya!Kamu tahu dari mana dia part time?"

"Ada..dech!"

"Jangan bilang lu nyuri datanya keruang guru!"

"Iihh....apaan..sich!Ngaaklah!"

"Trus..!"

"Ini sudah menjadi berita umum,Na!Semua orang sudah tau.Dia disini sekolah gratis,karena dia dibebaskan dari uang sekolah karena prestasinya!"

"Ooo!"

"Dia kutu buku,Na!"

"Ooo!"

"Na!"

"Iya,apaan sich...teriak-teriak!"

"Dari tadi 'ooo' terus,nggak ada koment yang lain?"bibirnya manyun

"Nggak!"

"Isshhhh!"ujarnya seraya mencubit ku.

"Aw....!" Pekikku tertahan.

Akupun balas mencubitnya.

Saat dia mau mencubitku lagi,aku lari dan tiba-tiba....brrukk...aku menabrak sesuatu...ooowhh...rupanya.....Randi Si gentong berjalan yang juga sedang lari dikejar oleh Sinta.

Alhasil aku terpelanting dan jatuh terduduk di tanah.

Sementara Rani malah tertawa melihatku.

"Na,lu sok kuat,masa tronton lu tabrak!"guraunya

Duh......dadaku...terasa sakit...kurasakan seseorang mengangkat tubuhku dan menuntunku ke bangku taman yang ada disitu.

"Maka......sih!"ucapku pelan saat aku lihat siapa yang menolongku,rupanya si manusia patung.

"Perlu aku bawa ke ruang UKS?"katanya dengan ekspresi datar

Aku menggeleng,mataku menatapnya lekat.

"Jangan kayak anak kecil,suka lari-larian!"ucapnya dingin seraya ngeloyor pergi.

Aku terpana mendengar dia berbicara..suaranya berat tapi merdu di telingaku...

Sebelum dia pergi tanpa sengaja aku melirik nametage nya,Gilang.P...itulah yang tertera disitu.

Oooo....jadi namanya Gilang...

**********
"Kamu nggak pa-pa,Na?"tanya Randi yang ngos-ngosan mendatangiku

"Nggak!Lu larinya nggak pakai mata!"

"Sorry!"

"Gue larinya pakai kaki Na!"

"Iisshhh!"

"Hehehe!Peace!"

"Iya..deh!"ucapku akhirnya

Tetaplah Bertahan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang