Part Dua Belas

95 6 0
                                    


Ujian akhir semakin dekat,dan..tahukan apa rutinitasnya?yap..tugas pun semakin menggunung.

Dan kali ini kami kebagian tugas fisika yang seabrek banyaknya.Mau tahu berapa?100 buah soal essay yang ada di LKS.Dibuat di kertas double folio dan dikumpulkan dua hari lagi yaitu hari senin.

Dari pada nggak ada kerjaan di rumah,aku mulai mengangsur membuatnya,tapi bukan dikamar melainkan di ruang tamu,duduk menjelepok dilantai dan menulis menggunakan meja ruang tamu.

Aku takut sebenarnya sendiri dirumah makanya aku mencari tempat diruang tamu karena dari sini masih bisa melihat orang yang berlalu lalang dijalan di depan rumah,apalagi sekarang malam minggu.

Walaupun sebenarnya kelihatan berlebihan mengerjakan tugas sekolah di malam minggu,kentara sekali jomblonya,tapi memang itulah kenyataannya.

Sempat terpikir,pasti Kak Gilang lagi pergi sama....ah...aku nggak mau meneruskannya,takut menangis lagi seperti tadi pagi.

Ampun....!

Satu persatu soal itu kubuat.Hari menunjukkan pukul enam.Aku sendiri dirumah,karena mama pergi jalan-jalan dengan pihak sekolahnya,dan kemungkinan pulang pukul sepuluh malam kalau tidak ada halangan.

Awalnya tetap semangat mengerjakannya.Tapi..makin lama makin membosankan.Matakupun mulai mengantuk.Padahal baru pukul tujuh sejak aku mulai mengerjakannya dan baru siap tiga puluh soal.Ffuuiiihhhh..berarti tujuh puluh buah lagi tersisa.

Aku membaringkan kepalaku ke atas meja beralaskan tanganku.Mataku semakin mengantuk.Dan..akhirnya aku tertidur dalam posisi seperti itu.

*************

Sudah hampir sebulan aku mengajari Valen belajar di sekolah.Selama itu juga aku tidak bisa bicara atau menganggu Aina seperti yang sering kulakukan sebelumnya.

Duh...kangen sama anak ini,batinku.Apalagi melihat dia menangis tadi,lara rasanya hatiku melihatnya.Aku tahu dari awal dia menyukaiku,aku bisa merasakannya.

Jujur.... sebenarnya akupun merasakan hal yang sama.Tapi belum punya keberanian untuk mengutarakannya.Aku takut dia tidak bisa menerimaku yang sebatang kara.Terutama ibunya.

Malam ini,rasa kangenku padanya begitu membuncah rasanya..aku nggak bisa konsentrasi melakukan apapun.

Hilir mudik dari kamar ke ruang tamu kontrakanku.Pekerjaan part time pun tidak ada yang kuambil sejak sore tadi.Tak lama,akupun memutuskan untuk kerumahnya saja.

Aku mengganti baju rumahku dan mengeluarkan motorku kemudian menyusuri jalan menuju rumah Aina.

Sampai di rumah Aina,kubuka pagarnya dan melangkah masuk menuju teras rumahnya.

Sejak kejadian aku mengantarnya pulang malam-malam,aku sudah pernah kesini lagi untuk mengantar Aina jika kami pulang bareng.

Nggak sering,sich.Mungkin udah empat kali.Ibunya selalu menyambutku dengan baik.Kamipun selalu makan bertiga jika aku sudah kesini.Jadi,selain sama Aina,aku juga sudah lumayan dekat dengan ibuk.

Kulihat pintunya terbuka.Aku melongok kedalam,kulihat....dia..tertidur disitu.Aku tersenyum melihatnya.Tapi suasana rumah begitu sepi.Ibuk mana..ya?tanya hatiku.Aku celingak celinguk,tapi nggak ada siapa-siapa yang kulihat selain dia.

Perlahan aku masuk dan duduk didepannya yang lagi tidur.Kupandangi wajahnya yang terlelap itu,duhh....begitu tenang dan cantiknya wajah itu,gumamku dalam hati.Kusibak rambut yang menutupi sebagian wajahnya.Semakin jelas olehku parasnya yang ayu.

Aku mengacak rambutnya sebagaimana dia pernah membangunkanku seperti itu.

Dia tersentak kaget dan melihat kearahku.Aku menatapnya lembut.

Tetaplah Bertahan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang