Part Dua Puluh Lima

79 1 0
                                    


"Hallo...mas!"
"Ratmi..kenapa?"
"Mas.....tolong aku...maass!Aku...aku..dirumah sakit sekarang.Aku bingung,aku sendiri disini.Cepat kesini....maass!"
"Astaga!Rumah sakit?kenapa Ratmi?Siapa yang sakit?Aina?"
"Aku nggak bisa menjelaskannya sekarang.Tolong bantu aku mas,sekarang!"
"Iya...iya..aku kesana.Rumah sakit mana?"
"Kasih Ibu!"
Hapeku terputus.
Aku bingung,tidak tahu lagi harus minta tolong sama siapa.Keluargaku jauh lagi pula hubungan kami tidak terlalu baik.Makanya aku menelpon ayah Aina.Walaupun aku sudah melanggar perjanjian,aku tak peduli lagi.Aku sedang bingung.Aina pingsan sementara Gilang perlu darah.Aku tidak tahu harus bagaimana.Kalau aku terus menunggu Aina,bagaimana dengan Gilang.Kalau aku mengurus Gilang bagaimana dengan Aina.Kedua-dua nya setali mata uang.Jika terjadi apa-apa sama Gilang,aku takut Aina kenapa-napa.Ya...allah...bantu kami untuk keluar dari masalah ini.Tolong selamatkan Gilang dan pulihkan Aina,ratapku dalam hati.

Setengah jam kemudian,Aina sadar.Aku memeluknya erat untuk memberikan kekuatan.
"Sayang......kamu tenang..ya..nak,banyak zikir!"
"Kak..Gilang...maaa!Bagaimana Kak Gilang?Ma...tinggalkan Aina..ma,cepat cari pertolongan untuk Kak Gilang.Aku nggak bisa kalau terjadi apa-apa sama Kak Gilang.Cepat..maa!Cari bantuan!"isaknya semakin pilu.Hatiku semakin miris melihatnya.
"Iya...sayang...!Mama.....lagi....menunggu..bantuan....bantuan....seseorang!"
Aku tak berani mengatakannya bahwa yang aku tunggu adalah ayahnya.Duh..rumitnya hidup ku ini..ya..allah..batinku.Bahkan ayah dan anakpun tak bisa kusatukan.
"Tinggalkan aja Aina...maa!cepat..maa!Aku nggak mau Kak Gilang kenapa-napa!Jangan menunggu lagi.Kalau nggak Aina aja yang pergi!"ucapnya tiba-tiba seraya duduk dan mau pergi.
"Nggak,Na!please..percaya sama mama,nak!Mama akan mencari bantuan untuk Gilang.Tapi kamu tenang..ya!"
"Cepat...maaa!"rintihnya lagi
"Aku memeluknya dengan miris.
"Sabar...sayang!mama tau Aina anak yang kuat!"
Dia memelukku juga dengan raungnya.

********

Satu setengah jam kemudian.
"Hallo...Ratmi?Kamu dimana?"
"Aku...aku...akan menyusul mas...ke..bawah!Tunggu aku di lobi aja..mas!"

*************
Aku berjalan cepat menuju lobi bawah.Sampai di bawah,aku tercenung.Apakah aku masih mengenal wajah ayah Aina?Bagaimanakah rupanya sekarang?Bingung kembali menyelimutiku.Aku terdiam mematung.
Hapeku berbunyi lagi
"Ha..hallo...mas!"
"Kamu dimana Ratmi?Aku sudah di lobi,tepatnya dikursi yang dipojok!"
Aku mengarahkan mataku kearah yang dimaksudnya.Ya allah...kulihat seseorang berdiri disitu sambil menelpon.Dengan kemeja biru kotak-kotak dan celana dasar hitam.Posturnya...sekarang kelihatan lebih kurus dari yang dulu...mungkin...aku tidak terlalu ingat,wajahnya....lebih..matang dan tenang..atau tepatnya lebih teduh..mungkin karena pertambahan usia.Usia?ya...sudah seusia Aina kami tidak pernah bertemu.Lamanya....dua puluh tahun.....
"Hallo..Ratmi!"
Suara itu mengejutkanku.
"Eh..iya..mas!aku..aku...sudah melihat..mas!aku..aku...dekat lift..sekarang!"
Kulihat dia menoleh kearahku.
Diam sesaat..sebelum akhirnya setengah berlari dia menghampiriku dan....memelukku
Aku menangis semakin pilu di pelukannya.
"Apa..apa..yang terjadi..Ratmi?"
Aku melepaskan pelukanku
"Ada..teman dekat Aina yang kecelakaan.Dia sudah kuanggap seperti anakku sendiri,mas.Keadaannya sekarang kritis di ICU.Dia memerlukan persiapan darah dengan golongan darah AB.Aina sangat panik,meraung dan akhirnya pingsan.Sekarang lagi di UGD.Aku tidak tahu harus minta tolong siapa,mas.Aku juga panik dan bingung.Kalau aku mengurus Aina bagaimana dengan Gilang.Kalau aku mencari bantuan untuk Gilang bagaimana dengan Aina.Sementara dia masih histeris dan terus menangis.Aku tidak punya siapa-siapa disini.Makanya aku menelpon kamu mas.Aku tak peduli lagi dengan perjanjian dan ancaman.Yang ada dipikiranku,aku bisa menolong mereka dan menenangkan mereka keduanya!"
"Apa yang harus ku bantu Ratmi?"
"Sebelumnya..maaf..sudah merepotkan mas.Aku tidak tahu seberapa banyak waktu yang mas butuhkan untuk sampai kesini,bagaimana mas sampai disini.Maaf kan aku mas!"
"Ratmi...aku bukan orang lain!"
Aku memandangnya
"Apa yang harus kulakukan untuk mu?"
"Tolong..tolong...bantu mencari bantuan darah untuk Gilang.Tolong urus tentang Gilang,mas!Dia tidak punya siapa-siapa disini.Dia hidup sebatang kara,biar aku menenangkan Aina.Gilang sekarang ada di ICU lantai dua!

Kulihat dia menangguk sambil menggenggam tanganku.
"Jaga diri kamu dan Aina baik-baik!"ucapnya seraya melangkah masuk kedalam lift.

Tetaplah Bertahan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang