Part Sembilan Belas

97 5 0
                                    


Enam minggu tanpa bertemu dengan Aina.Tanpa sms yang berarti juga.Tanpa menelpon.Apa tanggapan Aina terhadapku??

********
Sabtu...
Malam ini sudah pukul sembilan malam.Aku baru pulang dari restoran. Ini hari terakhirku bekerja disana karena hari senin aku sudah mulai kuliah semester dua.
Sepulang dari restoran aku tidak langsung pulang kekontrakan melainkan melaju menuju rumah Aina.Sampai disana,kulihat dia lagi duduk sendiri di ayunan yang ada di taman didepan rumahnya.Ayunan itu terbuat dari papan yang disangkutkan dipohon rambutan yang sengaja ditanam ditaman itu.Duduk melamun sambil mendengarkan musik.Perlahan terdengar lagu malaysia dari hapenya

Kesunyian ini begitu indah
Tanpa dirimu ada disini
Andai kau tau dalam cintaku
Kepada dirimu

Hatiku miris melihatnya.
Aku tetap berdiri disamping motorku tanpa menganggunya.Tidak pula masuk.
Ku ambil hapeku dan kukirim sms padanya

"Na!"

Kulihat dia mengambil hapenya tapi tak lama kemudian dia menelungkupkan wajahnya keatas lutut yang dilipatnya dan dapat kulihat bahunya terguncang.Dia menangis??
Aku semakin merasa bersalah.

"Na!"
Ku sms lagi.
Kulihat dia membaca sms ku dan tangannya mulai memencet keypad hapenya.

"Mm!"

"Dah tidur,Na?"

"Belum!apa kabar kakak?Sehatkan?"

"Ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain kak!Kakak sehatkan?Dah pulang kerja?Dah makan?"

Aku semakin miris membaca smsnya.Begitu besar perhatiannya padaku.Ada sehat?sudah makan?itu pertanyaan rutinnya setiap sms aku.
Aina...sayang...maafkan aku yang selalu mengabaikanmu...

"Aku sakit...,Na!"

Kulihat dia terkejut.

"Sakit melihat kamu menangis seperti itu!"
Tambah ku lagi.
Kulihat dia turun dari ayunan itu dan kepalanya celingukan.Mungkin mencariku.
Tanpa disadarinya aku sudah berjalan kearahnya tadi.Dan sekarang aku tepat dibelakangnya,dibalik pohon rambutan tepatnya.Tapi karena lampu taman ini hanya mengandalkan lampu dari teras rumahnya,taman ini tampak temaram.
Dia mengetik di hapenya lagi

"Iisshhhh...sok..teu!siapa juga yang nangis!Lagian ngapain juga nangis!"

"Maaf lama tak menemuimu!"

Dia terdiam setelah membaca smsku yang barusan.

Lama...
Aku tetap menunggu kemungkinan apa yang akan dilakukannya.
Tapi...kulihat...bahunya terguncang lagi...berarti dia menangis lagi.
Aku tak tahan melihatnya.Segera aku menghampirinya dan meraihnya kedalam pelukanku.Kupeluk dia erat...sangat erat...seakan takut dia pergi jika aku memeluknya tidak erat.Kurasakan dia terkejut..tapi aku membenamkan wajahnya kedadaku,mendekapnya dengn kedua tanganku.
"Maafkan aku,Na.Membuat mu tersiksa!"bisikku pelan ditelinganya.
Air matanya semakin tumpah.Isaknya semakin terdengar.
"Aku...aku...kangen sama..kakak!"ucapnya dalam isaknya
"Maafkan aku sayang!Aku juga kangen sama kamu!"
"Bohong!"
"Na!"
Kurasakan dia membalas pelukanku.isaknya makin lama semakin hilang.
"Kakak sudah makan?"tanyanya kemudian
Aku mengangguk.
"Cciiss......nggak mau makan masakan ku lagi?"
Aku tertawa dan melepaskan pelukanku
Ku belai rambutnya dan kemudian mengelus pipinya.
Perlahan kudekatkan bibirku kedahinya dan mengecupnya.Ku cium pula pipinya.
"Aku kangen dengan semua yang ada sama kamu,Na!"
"Bohong!"
"Besok kamu kemana,Na?"
"Ngedate sama cowok lain!"
Aku tertawa mendengarnya karena aku tahu dia cuma melampiaskan kekesalannya padaku.
"Na,besok ke kontrakan ku..ya?"
"Nggak!Ngapain juga kesana kalau orangnya nggak ada!"
"Bikinkan aku besok oseng cumi ya,tapi masaknya di tempat ku.Kita makan bersama disana.Besok jam sembilan aku jemput ya..sayang!"
"Nggak kerja?"
"Pokoknya jam sembilan pagi ku jemput kesini.oke..!"
"Iisshhh.....perasaan nggak ada satupun pertanyaanku yang dijawab!"
"Jawaban ku cuma satu,Na.Aku sayang sama kamu!"
"Perasaan pertanyaannya bukan itu!"
"Pokoknya...aku sayang sama kamu!Masuk lagi ya..sayang.Udah malam.Eh..ibuk ada?"
"Nggak,mama pergi kerumah temannya yang lagi pesta!"
"Pulangnya jam berapa?"
Dia mengangkat bahu karena memang nggak tahu jam berapa pulangnya.
"Mmm..mau aku temani menunggu ibuk?"
"Mau...tapi dalam pelukan kakak!"
Aku mengangguk seraya meraihnya.Kami duduk berdua diayunan itu.dia duduk dipangkuanku dalam pelukanku dan dia merebahkan kepalanya kedadaku.Akupun membelai rambutnya dengan segenap rasa sayangku.

Tetaplah Bertahan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang