Part Dua Puluh Delapan

112 5 0
                                    


Kuliah ku full hari ini jadinya.Dari jam sepuluh tadi sampai lima sore karena ada dosen yang memindahkan jadwalnya sore ini..Padahal sebenarnya jam kuliahku cuma sampai jam tiga sore.Hatiku sudah tak tenang dari tadi.Kepikiran Kak Gilang terus.Udah pindah belum..ya?Bagaimana kondisinya sekarang?duh...sangat..tidak..tenang.
Pulang kuliah aku menghambur cepat ke luar dari ruangan ku dan berjalan cepat pula menuju gerbang dimana angkot stand by disana.
Saat aku mau naik angkot
"Na!"
Aku menoleh
"Ayah!"
Ternyata ayah menjemputku setelah tadi mengantarku.
Aku mengahambur cepat menghampirinya..dan..langsung memeluknya
"Makasih..ayah...udah menjemputku.Dah lama menunggu...yah?"
"Belum..sayang!Yuk...!"
Akupun mengikuti langkah ayah menuju ke mobilnya.
"Ayah dari rumah sakit?"
"Iya..Na!"
"Kak Gilang udah pindah..yah?"
Ayahku mengangguk
"Bagaimana keadaannya..yah?"
"Alhamdulillah,udah stabil.Sekarang sudah sadar penuh,tapi masih agak lemah!"
"Owh...syukurlah,nggak sabar pengen liat..yah!"
Ayah hanya mengelus kepala ku pelan.
"Dari tadi ayah dirumah sakit sama mama?"
Ayahku mengangguk
"Ooo...kirain ayah pulang kerumah ayah.Rumah ayah dimana?"
"Dikota ini juga sayang.Kira-kira satu setengah jam dari tempat tinggal kamu dan mama!"
"Iishh...dekat ternyata,tapi kok nggak pernah mengunjungi aku sama mama!"
"Maafkan..ayah...nak!Ayah hanya ingin kalian tenang dan tentram.Jika ayah menemui kalian,kehidupan kalian akan terusik.Kamu mungkin tidak paham bagaimana kakek dan nenekmu,Na!"
"Sebegitu kejamkah mereka,yah?Sehingga untuk kebahagiaanku dan mamapun mereka tidak peduli?"
"Ikhlaskan sayang!Mungkin ini bagian dari takdir kita!"
"Nggak,yah!Mulai sekarang,aku nggak akan menyerahkan takdir hidup kita pada kakek dan nenek.Aku akan menentangnya.Nggak peduli aku dibilang durhaka atau apapun.Aku peduli dengan hidup keluarga kita.Aku ingin bersama ayah dan mama.Nggak peduli apapun ucapan mereka,atau apapun yang mereka lakukan!"
"Sayang!"
"Udah saatnya kita berkumpul dan bahagia,yah.Selama ini kita terzolimi,mengesampingkan kebahagiaan dan perasaan kita demi orang lain yang jelas-jelas tidak paham akan arti bahagia itu bagi kita!"
Ayahku mengelus kembali kepalaku pelan
"Yah...coba katakan,kalau ayah mau kembali dan berkumpul sama aku dan mama.Biar aku semakin punya alasan dengan pemberontakan ku terhadap kakek dan nenek!"
"Na!"
"Yah....coba katakan!atau...ayah..memang tidak menginginkannya?"
"Sayang...,ayah sangat ingin berkumpul dengan kamu dan mama,sangat ingin....tapi....!"
"Cukup..yah!Ucapan ayah barusan sudah cukup bagiku tanpa ada tapi.Makasih..ya..yah!"
"Na!"
Aku cuma tersenyum sambil memeluk ayahku.

**********
Pukul setengah enam kami sampai dirumah sakit.
Setengah berlari aku menyeret tangan ayahku menuju ruang Kak Gilang.Sesampai disana,kulihat dia terbaring lemah dengan mata terpejam.Infus terpasang di tangan kanannya,ada selang untuk kateter,selang drain dari perutnya,dan selang NGT dari hidungnya.Hatiku sangat miris melihatnya,seketika air mataku menetes.Ayahku menarikku
kedalam pelukannya.Aku terisak disana.
"Sabar...sayang!Dia sudah stabil sekarang.Jangan menangis,itu akan menambah beban baginya!"
Aku mengangguk
"Temuilah!Kehadiran mu akan menjadi kekuatan baginya!"
Aku kembali mengangguk.
Aku masih terdiam berdiri terpaku,sementara ayahku mengajak mamaku untuk keluar dari kamar itu.Sekarang hanya tinggal aku dan Kak Gilang
Perlahan aku berjalan menghampirinya,air mataku tak bisa kuajak kompromi.Dia jatuh sendiri tanpa ku minta.
Aku meraih tangannya,menggenggamnya kuat.Ingin aku rasanya memeluknya dan memberikan
segala kekuatan yang aku miliki,agar dia kembali sehat...tapi tidak mungkin..
Perlahan dia membuka matanya,menoleh kearahku
"Hei..sayang!"ucapnya pelan sambil tersenyum kecil
Aku tak tahan melihatnya.Segera aku memeluknya,dan air mataku semakin tumpah disana.Kurasakan tangannya membelai rambutku dan memelukku..
"Aku..akan..sembuh..sayang!Aku janji!Aku tidak akan membuat kamu khawatir lagi!"
Aku masih terisak didadanya..
"Sayang!"
Perlahan aku melepaskan pelukanku dan duduk disampingnya,menggenggam tangannya erat..
"Janji..ya!Harus sembuh!"ucapku
"Iya..sayang!Janji!"
"Jangan pernah seperti ini lagi,aku nggak akan sanggup lagi menghadapinya!"
Dia mengangguk sambil tersenyum lagi.
"Masih..sakit?"tanyaku lagi pelan
"Sedikit,Na!"
"Apa yang bisa kulakukakan untuk kakak?"
"Tetap lah disampingku tapi jangan menangis lagi..ya..sayang!Aku akan sembuh!"ucapnya membalas genggaman tanganku.
Aku mengangguk
"Baru pulang kuliah sayang?"
"M'm!"
"Dijemput ayah?"
Aku memandangnya lama sebelum akhirnya aku mengangguk
"Ibuk sudah menceritakan semuanya.Selamat...ya..sayang!Akhirnya kamu bisa juga bertemu dengan ayah!"
Aku memeluk tangannya
"Aku bahagia punya orang-orang seperti kalian,kamu,ayah,dan ibuk.Serasa aku menemukan orang tuaku yang sesungguhnya.Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada kalian.Makasih...ya..sayang..untuk semuanya!"
Air mataku kembali menetes
"Aku bahagia dipertemukan dengan ayah,tapi bukan disituasi seperti ini yang kuharapkan!"
"Semuanya ada hikmahnya..sayang!"
Aku mengangguk dalam tatap mataku yang tidak pernah lepas darinya.
"Kakak sudak makan?"
"Belum boleh makan,sayang...,tunggu selangnya dilepas dulu.Setelah selangnya lepas, cuma boleh minum susu dulu selama lima hari!"
"Sabar..ya...sayang!"
"Iya...sayang!Insyaallah..aku kuat dengan adanya
kalian!"
"Istirahat...lagi..ya...sayang!Aku akan menjaga kakak disini!"
"Makasih...sayangku!"
Aku mengangguk pelan dan tanganku tetap menggenggam tangannya.

Tetaplah Bertahan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang