Part Tujuh Belas

82 2 0
                                    

Pukul setengah tujuh,Kak Gilang sudah sampai di rumahku dengan motornya.
Aku segera keluar menyusulnya.
"Siap,Na?"
Aku mengangguk.
Dia mencubit pipiku pelan.
"Kakak udah sarapan?"
Dia mengangguk sambil tersenyum manis
"Ibuk mana?"tanyanya
Aku berbalik memanggil mama.
Mamapun muncul dari dalam rumah.
"Duh...senangnya yang dijemput!berarti tabungan bulan ini nambah,soalnya nggak keluar uang untuk ongkos angkot!"mamaku menggodaku.
"Ssst....jangan bilang-bilang,ma!ntar ongkasnya ditagih!"
"Hahaha....bisa aja!Buk..pamit..ya!"
"Iya,hati-hati..ya..dua-duanya!"
Kamipun mengangguk bersamaan.
"Pegangan..Na!"
"Oke...bos!"
"Hahaha....!"
Sampai disekolah,tak bisa dipungkiri banyak mata yang melihat kearah kami.Tapi Kak Gilang bersikap seperti biasanya,cuek dan diam.Dia mengantarku sampai dipintu kelas.
"Nantik sms....ya!"
"Iya..sayang!"bisiknya pelan
Aku mencubitnya manja.
Dia tertawa sambil pergi.
************
"Na,kamu..kok...sama Kak Gilang?"tanya Rani,teman sebangkuku
"Kenapa memangnya?"
"Kalian.....?"
Aku mengangguk sambil tersenyum
"Seriuss..,Na?Kok bisa?"
Aku cuma mengangkat bahuku
"Wah...aku frustasi,Na!Dan pasti diluar sana banyak juga yang frustasi mendengar berita ini,Na!"
"EGP!"
"Na,kok..bisa?"
Lagi-lagi aku angkat bahu.
***********
"Na!"

"Mm!"

"Kakak tunggu ditaman belakang,ya?"

"Yap!"

Saat istirahat tiba aku bergegas ketaman belakang sambil membawa ransum dan kotak minumku.Sampai disana kulihat Kak Gilang melambaikan tangannya padaku.Aku pun segera menghampirinya.
"Dah lama,kak?"
"Belum,Na!"
"Masak apa jadinya chef tadi pagi?"
"Masak oseng juga ..sich..kak,tapi udang.Nggak tau enak apa nggak!"ujarku sambil membuka ransum yang kubawa.
"Masakanmu selalu enak,Na!"
Aku tersenyum mendengar pujian itu.
Setelah cuci tangan aku langsung menyuapinya.
"Enak?"
"Enak..sayang!"ucapnya seraya mengelus pipiku
"Ujian akhir kakak tinggal sebulan lagi!"
"Iya,Na!"
"Mau melanjutkan kuliah dimana?Aku dengar....guru-guru disini mengusulkan kakak untuk kuliah ke universitas favorit!"
"Katanya begitu,tapi...aku nggak bisa mengambilnya,Na!"
"Kenapa?"
"Kamu kan tau,Na.Aku harus membiayai hidup ku sendiri.Kalau aku mengambil kuliah di negri,aku tidak bisa kerja,Na.Karena jam kuliahnya padat.Rencananya aku ambil yang swasta aja.Jadi pagi aku bisa kerja,sore atau malam aku bisa kuliah.Menurut kamu gimana,Na?"
"Aku selalu mendukung kakak apapun jalan yang kakak ambil.Aku percaya sama kakak,kakak pasti tau mana pilihan yang terbaik!"
"Makasih,Na!"
Aku tersenyum
"Kamu...nggak malu punya pacar seperti aku,Na?"
"Kok malu?"
"Karena aku akan selalu bergelut dari satu toko ke toko lainnya setiap hari.Aku takut kamu akan merasa malu jika ada dintara temanmu yang melihat dan mengenalku!"
"Apakah bekerja itu memalukan,kak?Kurasa tidak.Justru itu membanggakan.Disaat orang lain masih meminta pada orang tuanya,kakak justru bisa mendapatkannya dengan keringat kakak sendiri!Jangan pernah merasa rendah diri,kak!Aku sangat bangga sama kakak,yang mandiri dan mau berusaha!"
"Serius,Na?"
"Iya..kakak sayang!Aku menyukai kakak apa adanya.Aku pun mengerti tidak banyak waktu yang bisa kakak berikan untukku karena kakak harus bekerja.Aku bisa menerimanya!"
"Makasih..Aina...sayang!Aku memang mendapatkan orang yang tepat!"
"Karena perasaan inikah kakak tidak pernah mau didekati cewek"
"Nggak,Na!aku tidak pernah pacaran karena aku merasa memang belum ada yang sesuai dengan hatiku!"
"Lalu..bagaimana dengan aku?"
"Saat pertama kali mata kita bertatapan,aku bisa merasakan hatiku bergetar.Tapi...entah mengapa..tiba-tiba hatiku merasa takut dengan keadaanku,takut kamu tidak bisa menerimaku.Padahal sebelumnya,banyak cewek yang mendekati ku,tidak pernah terbersit rasa takut seperti ini.Aku selalu EGP dengan apapun tanggapan mereka tentang aku dan hidupku.Mau baik,mau buruk aku tak pernah menghiraukannya.Justru aku menjadikan kisah hidup ku ini sebagai jalan agar mereka menjauhiku sehingga aku tidak terganggu dengan kehadiran mereka.Makanya aku bertanya tentang hidupku ini padamu,Na!"
"Kakak percaya sama aku.Aku menerima kakak apa adanya.Bukan karena suatu faktor!"
"Makasih..ya..Na.Hatiku jadi lebih tenang!Mudah-mudahan kamu selalu betah bersamaku,Na!"
Aku mengangguk
"Dulu...saat belum kenal kakak,ku pikir kakak itu manusia patung!"
"Manusia patung??"
"Iya,soalnya kalau bicara,tanpa ekspresi,afeknya selalu datar,tanpa teman dan selalu sendiri!"
Dia tersenyum
"Sekarang?"
"Aku nggak bisa menilainya lagi.Yang aku tahu...sekarang aku....sayang..sama..kakak!"
"Aku...lebih..sayang sama kamu,Na!"
Aku tersenyum lagi mendengarnya.

Tetaplah Bertahan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang