Part Dua Puluh

102 4 0
                                    


Minggu pagi

Aku sudah siap dari tadi dan sekarang lagi menunggu Kak Gilang.
Pukul sembilan kurang lima,Kak Gilang sampai dirumahku.
"Siap,Na?"
Aku mengangguk
"Galau sekali chef selama enam minggu nggak ketemu kamu,Lang?"Tiba-tiba mama menimpali pembicaraan kami
"Iishh..mama!"
"Iya..buk!mau gimana lagi.Sibuk sekali soalnya mau bayar uang semester,jadi..ya...kejar setoran!"
"Nggak galau,cuma khawatir habis nggak ada ngabarin apa-apa!Mau nyusul ke rumahnya,nggak tau dimana!"ucapku membela diri
"Maaf..,Na!Buk...pinjam chefnya sebentar..ya..!Ntar diantar lagi kesini!"
"Pinjam???Emangnya barang!"
Mereka cuma tertawa melihat aku merungut seperti itu.
Setelah pamit sama mama kami pun pergi.

"Kita singgah dipasar sebentar..ya..Na!Mau beli cumi dan bahan-bahanya!"
Aku mengangguk.
Sampai dipasar aku dan Kak Gilang mencari bahan-bahan yang dibutuhkan.Setelah semua dapat kami langsung pergi ke kontrakan Kak Gilang.
Kontrakannya adalah sebuah bangunan segi empat dengan satu ruang tamu,satu kamar tidur dan daour yang menyatu dengan kamar mandi.
"Kok..mintaknya oseng cumi,kak?"
"Oseng cumi kamu enak,Na!"
"Segitunya?"
"Mm!"
"Modus?"
"Sedikit!"
"Iishhh...!"
Dia tertawa melihat ekspresiku
"Aku masih kangen sama kamu,Na!"
"Aku..nggak!"
Dia tertawa lagi.
Dia meraihku ke dalam pelukannya.
"Aku sayang sama kamu,Na!"
"Aku...nggak!"
"Nggak..papa,yang penting..aku sayang sama kamu!"
Aku membalas pelukannya
"Masak..lagi..ya.Sekalian..coba-coba jadi nyonya Gilang!"bisiknya
"Maunya...sungguhan,bukan coba-coba!"
Dia memandangku sambil mengelus pipiku pelan.
"Insyaallah,Na!"bisiknya lagi.
"Seriuss?"
"Insyaallah..kita mencoba menuju kesana!walau aku takut kamu nggak sabar terhadapku,Na!"
Aku menghambur lagi kedalam pelukannya.
"Hati-hati masaknya..ya..sayang.aku mau nyuci dulu sekalian mandi!"
Aku mengangguk

Aku mulai berkecimpung di dapur Kak Gilang sedangkan Kak Gilang mencuci tidak begitu jauh dari aku memasak.
Tiga puluh menit...pekerjaanku siap.
Setelah selesai,aku membereskan kembali dapurnya.

Aku duduk dipintu didepan Kak Gilang yang lagi mencuci.Aku asyik memperhatikannya yang sedang mencuci.Dengan celana pendek selutut dan kaos buntung,tetap gagah dimataku.
Tiba-tiba dia memercikkan air cuciannya itu ke wajahku.
"Aaaww..,basah..!"teriakku
"Melamun!"
"Nggak!"ucapku sambil berdiri dan mengambil air juga kemudian kusiramkan ke wajahnya pula.
Dia pun mengulangi hal yang sama.Aku tak mau kalah.Tiba-tiba dalam kondisi seperti itu,dia menarikku kedalam pelukannya.Memelukku erat.
"Maafkan aku sudah mengabaikanmu,Na!"
"Aku tidak apa-apa kakak abaikan,aku cuma takut.....kakak lupakan.Kupikir..kemaren..kakak sudah melupakanku!"jawabku dengan suara tercekat menahan tangisku.
"Aku tidak akan pernah bisa melupakan mu,Na!Aku sangat menyayangimu!"
Dia melepaskan pelukannya .Perlahan tangannya membelai rambutku.Kemudian memangku wajahku.Menatapku dengan sayu,ibu jarinya mengelus bibirku pelan.
"Boleh aku...mencium..mu...,Na?"
Sejenak aku terdiam tapi perlahan aku mengangguk
Dia mendekatkan bibirnya ke bibirku.Kupejamkan mataku.Kurasakan kehangatan saat bibirnya mulai menyentuh bibirku.Dia mengecupnya lembut,menyapukan bibirnya pelan.Aku bergetar menikmati nya.Dia menarikku lagi kedalam pelukannya,bibirnya masih tetap melumat bibirku.Kami terlena dalam ciuman yang panjang.

Perlahan kami saling melepaskan kecupan. Dia menatapku dengan penuh kasih.
"Aku sayang kamu,Na!"ulangnya lagi untuk kesekian kalinya.
"Aku juga sayang sama kakak!"bisikku pula
Dia tersenyum mendengarnya
"Jam berapa kakak kerja?"
"Hari ini aku full milik kamu,Na!"
"Sungguh?kakak libur?"
Dia mengangguk
"Yyyee...!"ujarku bersorak sambil mengalungkan tanganku kelehernya.
Dia tersenyum melihatku
"Kamu boleh minta apa aja hari ini,aku akan menurutinya,Na!'
"Kalau aku mintak dipeluk dan dicium sepanjang hari ini,boleh?"
Dia tidak menjawabku melainkan mengecup kembali bibirku,melumatnya lagi dengan lembut,bahkan lebih lama dari yang tadi.

Tetaplah Bertahan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang