Part 2

160 7 0
                                    

Minggu pagi
************

Aku diajak mamaku kepasar untuk belanja sayur dan ikan,pokoknya kebutuhan dapur.

Mama biasanya belanja untuk keperluan seminggu jadi tentengannya banyak ,makanya setiap hari minggu aku selalu menjadi pengawal mama ke pasar.

Di rumah,aku cuma tinggal berdua dengan mamaku karena mamaku sudah lama berpisah dari ayah,sejak ayah meninggalkan mama sampai sekarang mamaku tidak pernah menikah lagi.

Tentang ayahku,aku tidak terlalu banyak tahu karena aku ditinggalkannya sejak aku berumur beberapa bulan.

Kata mamaku,mereka berpisah karena orang tua mamaku tidak menyukai ayahku dan selalu mendesak mama untuk berpisah sehingga mama sering merasa tertekan,karena ayah tidak tega melihat mama terus ditekan seperti itu,akhirnya ayah pergi meninggalkan aku dan mama.

Aku memang tidak tahu dimana ayahku sekarang,tapi mamaku bilang mereka masih berkomunikasi.Aku tidak mau bertanya terlalu banyak tentang ayah karena aku takut melukai perasaan mamaku.

Kami tinggal disebuah rumah yang sederhana di salah satu komplek di kota ini.Dirumahku tidak ada juga dipajang poto ayah.Aku tidak tahu kenapa,yang pasti mamaku pasti punya alasannya.Mamaku adalah seorang PNS,guru SD.

Semua belanjaan telah selesai dibeli.

"Ma,makan..yuk..ma!"ujarku

"Isssh...ni..anak,tadi mama siapkan sarapan,nggak dimakan!Sekarang baru kelaparan,ingat...Na,makan itu sebelum lapar,kalau udah lapar baru makan,penyakit yang akan datang!"

"Iya...mama....cantik!Tadi memang nggak lapar!"

"Nggak lapar atau malas untuk makan?"

"Dua-duanya mama cantik!"

"Iishh.....pinter ngerayu kalau udah salah!"

"Hehehehh!"

Akhirnya kami mampir di pondok sate di salah satu sudut pasar itu.

Sate disini terkenal enaknya,pengunjungnya selalu ramai.

Aku memang tidak sering kesini,tapi dalam sebulan mungkin sekali atau dua kali.

Bukanya apa-apa,soalnya mamaku selalu menyiapkanku sarapan jadi jarang kelaparan seperti sekarang.

Aku duduk di kursi di pojok,sementara mamaku memesan sate.

"Ini satenya,buk!"ucap pelayannya.

"Makasih!"ucapku seraya melemparkan senyum pada...oh...god....bukankah..dia..dia...cowok itu?cowok ditaman,dipustaka,kenapa dia ada disini?

Apakah pondok sate ini milik orang tuanya?Aku memandangnya nanar tapi yang dipandang malah cuek bebek,seakan tidak terpengaruh dengan tatapanku yang nanar padanya.

Selama aku mengunyah ketupat dan daging itu sate itu,mataku terus mengitari kemana dia pergi.

Dia cekatan dan gesit,pikirku.

Sementara itu,setiap pengunjung cewek yang datang kesitu selalu kasak kusuk setelah melihatnya.Tapi dia selalu cuek dan tetap fokus dengan pekerjaannya.Bahkan ada yang langsung menggoda,tapi reaksinya sama,diam dan tetap fokus....ish.....nich..orang terbuat dari patung kali..ya...batinku akhirnya.

Selesai makan,mamaku memanggil seorang pramusaji untuk menghitung makanan kami tapi yang datang...justru si patung tadi.

Setelah selesai dihitungnya,dia memberikan selembar kertas pada....ku....dan...dia..menatapku sekejap..ya..cuma sekejap tapi dapat kulihat indahnya mata hitamnya yang tajam...

Setelah itu kami langsung pulang dengan motor ku.

Tetaplah Bertahan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang