Maaf typo bertebaran.
Kinal Pov
Aku memperhatikan pantulan diriku di kaca, terlihat diriku sudah berbaju rapi, rambut pendekku terselip sebuah jepit kecil serta polesan bedak yang melapisi wajahku. Polesan bedak yang seperlunya saja, tidak berlebihan.
Aku masih diam memperhatikan pantulan diriku, sekilas tidak ada yang kurang dari diriku. Tetapi tidak semua orang tau, kalau aku ini penderita tunarungu.
Apa yang bisa dilakukan dengan gadis tunarungu sepertiku? Hidupku seakan membuat repot semua orang, membuat malu Papa dan Mama, dan tidak bisa diharapkan oleh siapapun.
Hidup ini seakan tidak pernah adil bagiku? Kenapa Tuhan harus memilih aku untuk menderita tunarungu? Kenapa tidak orang lain? Kenapa harus aku?
Apa Tuhan begitu benci denganku? Apa dia tidak suka denganku?
Jika aku tau, aku akan menderita tunarungu dan tidak diharapkan seperti ini, aku memilih tidak dilahirkan saja dulu. Untuk apa aku lahir jika, pada akhirnya semua menjauhiku.
Aku menderita tunarungu sejak lahir, menurut dokter yang membantu Mama melahirkan, aku lahir prematur. Aku tidak tau banyak tentang lahir prematur, tapi kata dokter lahir prematur itu memang rentan terkena infeksi dan juga beberapa fungsi bagian tubuh belum terbentuk sempurna. Ya, iu mungkin salah satu faktor mengapa aku menderita tunarungu.
Aku menderita tunanrungu sedang (41-55 db), tunarungu sedang mengerti bahasa percakapan, tidak dapat mengkuti diskusi kelas, membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara.
Ya, aku bisa mendengar dengan alat bantu.
Aku bangkit menuju meja belajarku, kemudian mengambil tas berukuran sedang dan memasukan beberapa benda yang aku butuhkan. Rencananya hari ini aku ingin menghabiskan waktu ditempat biasanya, ya daripada berdiam di rumah, lebih baik aku menghabiskan waktu disana. Sekarang aku sudah siap, tas tadi sudah melekat pada punggungku.
Saat aku berbalik kedua mataku terfokus pada sebuah benda yang berada diatas nakas. Sebenarnya sudah sejak tadi benda tersebut menarik perhatianku.
Ku ambil benda tersebut yang tak lain adalah sebuah kotak yang didalamnya terdapat kotak musik. Kotak musik? Dari siapa kotak musik ini? Bi. Sri tidak mungkin, atau jangan-jangan Pak. Warman? Ah, itu tidak mungkin juga. Lalu ini dari siapa?
Sebuah kotak musik yang didalamnya terdapat tokoh kartun Disney yaitu Elsa dan juga Anna. Ada sebuah kaca bulat sebagai pelindung dari kedua tokoh tersebut. Aku mencoba memainkan kotak musik itu, tak lama sebuah melodi terdengar dengan diiringi gerakan memutar pelan dari tokoh Elsa dan Anna.
Permainan dari kotak musik tersebut berhenti bersamaan dengan pintu kamarku yang terbuka. Aku menoleh, mendapati seorang wanita masuk kedalam kamarnya dengan sebuah nampan berisi makanan.
"Kamu sudah membukanya ternyata." Katanya sembari terus mendekat ke arahku. Ya, kalian pasti tau siapa seorang wanita itu. "Itu mungkin hadiah yang sederhana, tapi Kakak berharap kamu suka."
Oh, jadi kotak musik ini dari dia.
Aku diam, tak ada niatan sama sekali untuk menjawab apa yang dia lontarkan kepadaku
"Kak Ve memang sengaja membelikan kotak music sebagai hadiah ulang tahun kamu. Kak Ve berharap, alunan melodi yang keluar dari kotak music itu bisa membuat kamu terhibur. Terutama saat kamu sedih." Ujarnya mencoba untuk menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
FanfictionDandelion. Sama kah hidupku dengan bunga Dandelion? Rapuh, sendiri, tak terlihat oleh siapapun Hanya sebuah karya fiksi semata.