Chapter 11

1.2K 112 21
                                    


Typo bertebaran dimana-mana!

Vote dan komentar jangan lupa.




Kinal Pov.



Kedua mataku sedari tadi memandang lekat benda berwarna putih berbentuk persegi panjang. Disana terlihat jelas banyak coretan tinta hitam dari benda bernama spidol, entah coretan macam apa itu sehingga memenuhi benda bernama papan tulis.

Dengan pandangan yang manatap papan tulis, sesekali pandanganku aku alihkan pada guru yang sedang berdiri tidak jauh dari papan tulis, sedari tadi guru itu menjelaskan materi secara panjang lebar hingga sejelas-jelasnya.

Tangan kananku sedikit bergerak. Mencatat, itulah yang dikerjakan oleh tangan kananku. Mencatat yang sekira penting dan perlu saja, tidak harus semuanya.

"Yang berikutnya adalah Tekanan Hidrostatis. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang dialami benda saat di dalam fluida karena adanya gaya gravitasi."

Ya beitulah guru didepanku sedang menjelaskan bab Fluida dan teman-temannya. Dengan seksama aku memperhatikan apa yang sedang di jelaskan. Sedikit informasi untuk kalian, pengertian Fluida sendiri adalah semua zat yang dapat mengalir.

"Rumus dari Tekanan Hidrostatis sendiri adalah Ph = p. g. h." Jelasnya lagi dengan tangannya yang menuliskan keterangan dari rumus tersebut.

"Tekanan Hidrostastis mempunyai Hukum Pokok Hidrostatis yang berbunyi: 'Semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat cair yang sejenis memilik tekanan yang sama"." Jelas guru di depanku lagi, penjelasannya kini semakin luas.

"Rumus dari Hukum Pokok Hidrostatis sudah tertera di buku paket kalian masing-masing. Kalian bisa melihatnya disana beserta keterangannya." Lanjut guru yang berada tepat di depanku.

"Baiklah, sebagai pemanasan ibu akan memberikan latihan soal tentang bab Fluida. Kalian buka halaman 148, disana ada beberapa soal yang harus kalian kerjakan. Nanti, ibu akan menunjuk kalian untuk mengerjakan didepan. Kalian paham?" Tanya guru tersebut.

Namanya Ibu Melody Nuramdhani, dia guru fisika dikelas ku, dia cantik, baik dan tentunya sedikit galak. Dia tidak akan memberikan toleransi kepada siswanya yang tidak mengerjakan perkerjaan rumah dan juga datang terlambat dalam mata pelajarannya.

Sesuai titahnya, aku segera mencari halaman 148 dan ya latihan soal tersebut hanya berjumlah lima. Meskipun lima, jika diteliti bobot soal ini termasuk berat. Sedikit tapi berat, sama aja.

Tanpa babibu aku segera mengerjakan satu persatu, berusaha seteliti mungkin dan mencernanya secara baik-baik. Terlihat susah memang, tapi kalau paham pasti akan lebih mudah mengerjakan.

"Kamu bisa!" Ujarku menyemangati diriku sendiri.

Suasana kelas hening, semuanya aku rasa sibuk mengerjakan soal tersebut.

"Bisa, Kinal?"

Aku sedikit terkejut dengan kehadiran Ibu Melody yang berada disampingku. Dia tersenyum menatapku, lalu tatapannya beralih pada pekerjaanku. Matanya yang selalu terlihat serius itu meneliti setiap pekerjaanku.

"Anak pintar." Gumamnya kembali memperlihatkan senyumanya padaku.

"Dari lima soal dan kamu sudah menyelesaikan empat soal." Lanjutnya kembali tersenyum padaku, aku hanya membalas senyumnya. "Dan empat soal yang kamu kerjakan benar semuanya. Padahal yang Ibu tau soal ini lumayan sulit."

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang