Maaf typo bertebaran.
Author Pov
Sinar mentari mulai menyusup diantara celah-celah jendela, membuat gadis yang tengah tertidur ini sedikit terusik. Perlahan kedua matanya terbuka dengan iringan kerjapan-kerjapan kecil.
Dirasa cukup jelas pandangannya, gadis ini mencoba untuk duduk. Namun, rasa pusing yang berada didalam kepalanya memaksa mengurungkan niatnya itu.
Kedua mata miliknya mulai mengitari ruangan yang begitu asing dengannya. Ini seperti bukan kamar miliknya. Tetapi kamar siapa?
Memori gadis ini mulai memutarkan apa yang terekam, memberikan petunjuk mengapa gadis ini bisa berada di ruangan ini. Ya, kejadian tadi malam yang membuatnya sampai kemari. Seorang gadis telah menolongnya dan membawanya kemari.
Sebuah pintu terbuka, memaksa pandangannya untuk beralih ke arah pintu.
"Udah bangun Nal. Gimana udah baikan kan?" Tanya seorang yang menjadi perhatian Kinal saat ini.
"Lumayan." Jawab Kinal lirih.
Gadis itu hanya tersenyum. "Sekarang kamu istirahat. Biar cepat sembuh, badan kamu masih demam gini." Ujarnya panjang lebar sembari menyentuh kening Kinal.
"Kamu gak sekolah Beb?"
"Aku libur untuk kali ini."
Jawaban dari gadis bernama Beby membuat Kinal menatapnya.
"Kamu libur bukan karena aku kan?" Tanya Kinal masih menatap Beby.
"Tidak juga. Percuma aku sekolah hari ini, sekolah kan akan pulang pagi. Hari ini ada rapat." Jelas Beby sembari mengganti kompres di kening Kinal.
"Aku minta maaf Beb. Aku merepotkanmu kali ini." Ucap Kinal begitu lirih, namun tetap saja bisa di dengar oleh Beby.
Beby tersenyum. "Tak apa. Bukankah aku yang sering merepotkan mu? Selalu mengikutimu, sampai-sampai membuat mu risih dengan kehadiranku? Seharusnya aku yang minta maaf, Nal."
"Tunggu disini! Jangan kemana-mana. Aku hanya keluar sebentar." Titah Beby kemudian pergi dari kamar.
Kinal hanya menatap punggung Beby yang menghilang dari balik pintu. Pandangannya kembali menyapu setiap sudut yang berada di ruangan ini. Kedua matanya memperhatikan secara detail apa yang dilihatnya.
Kinal menyakini ruangan ini adalah kamar Beby. Banyak foto Beby yang terpajang rapi. Entah itu foto dia seorang diri ataupun bersama keluarganya, Foto ketika Beby masih bayi hingga foto Beby yang telah beranjak dewasa.
Kinal menarik sudut bibirnya saat kedua matanya mendapati sebuah foto keluarga yang begitu bahagia. Dia yakin itu pasti keluarga Beby.
"Beruntung bisa menjadi dirimu Beb. Mama dan Papa kamu pasti sangat menyayangimu, dan mereka bahagia mempunyai anak yang terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan sedikitpun." Batin Kinal.
Kinal sedikit iri rupanya. Melihat foto keluarga Beby dia jadi teringat keluarganya. Nasibnya kadang tidak seberuntung Beby.
"Bahagia sekali menjadi dirimu Beb?" Batin Kinal lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
FanfictionDandelion. Sama kah hidupku dengan bunga Dandelion? Rapuh, sendiri, tak terlihat oleh siapapun Hanya sebuah karya fiksi semata.