Maaf typo bertebaran.
Kinal Pov
Pagi ini cukup membuatku sial! Bagaimna tidak sial jika, aku telat bangun. Ini semua pasti efek semalam karena aku bergadang. Aku sendiri tidak tau mengapa aku begadang, padahal tidak ada yang aku kerjakan hingga larut malam. Mungkin, karena aku tidak bisa tidur.
Oh, aku baru ingat. Semalam aku belajar untuk ulangan hari ini. Mungkin itulah faktor yang membuatku bangun lebih siang dari biasanya.
Dan sialnya lagi tidak ada yang membangunkan diriku. Huh! Benar- benar!
"Begadang pembawa sial!" grutuku.
Dengan sisa waktu yang ada, aku bergegas mandi dan hal yang aku perlukan untuk pergi ke Sekolah. Kalau aku tidak cepat, pasti akan ada kejutan yang mau tidak mau harus aku terima.
Kalian tidak percaya? Mari kita buktikan nanti!
Dengan langkah tergesa-gesa aku menuruni anak tangga dan langsung menemui Pak. Warman.
"Non Kinal sarapan dulu Non!"
Teriakan Bi. Sri menggema diseluruh sudut ruangan."Kinal sudah telat Bi!" Teriakku lalu segera masuk kedalam mobil.
Tanpa banyak tanya, Pak. Warman segera melajukan mobil.
Mobil yang Pak. Warman kemudikan melajut sedikit lebih cepat dari biasanya, meskipun begitu aku harap-harap cemas. Takut saja jija kejutan itu benar aku dapatkan.
Aku tidak mau itu!
Tujuh menit! Itu adalah sisa waktu sebelum gerbang sekolah ditutup dan jarak yang harus sku tempuh lumayan jauh.
Oh Tuhan, semoga kau berpihak padaku.
Andai saja hari ini tidak ada ulangan Fisika dan Matematika, sudah pasti aku tidak akan berangkat sekolah dengan alasan sakit.
Izin sehari, dua hari tidaklah masalah bukan?
Aku menghembuskan nafas lega, masih ada sisa waktu empat menit sebelum gerbang ditutup.
Syukurlah, sekarang aku sudah berhasil melewati gerbang dan tentunya aku tidak akan mendapatkan kejutan.
Kejutan yang mengharuskan menikmati panasnya mentari pagi dengan posisi badan tegak serta tangan kanan hormat dan kepala yang terdongak menghadap sang merah putih.
Kejutan itu pasti sangat melelahkan.
Kedua kaki ku telah sampai membawaku ke dalam kelas, dan sebuah pemandangan yang tidak asing kembali aku lihat.
Ya, teman sekelasku sedang mengerjakan ataupun menyalin pekerjaan rumah. Hal maklum, banyak siswa-siswi melakukan hal seperti itu. Termasuk diriku.
Eh, tapi. Aku tidak sering ya. Hanya dua kali seingatku.
"PR lo udah selesai belum Nal?"
Aku menoleh, mendapati teman sebangku ku yang baru saja datang. Kosa kata yang dia gunakan 'Lo-Gue', ala anak muda zaman sekarang. Bahasanya sudah gaul-gaul.
Entah siapa yang mencetuskan bahasa gaul tersebut, hingga begitu cepat menjamur dikalangan anak muda.
"Nal, PR lo udah dikerjain?" Tanyanya lagi karena belum mendapat jawaban dariku tadi.
"Sudah." Jawabku cukup singkat.
Tidak ada respon yang berarti darinya, hanya sebuah anggukan kecil.
Tak lama kemudian bel tanda pelajaran pertama pun berbunyi.
Kinal Pov end
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
FanfictionDandelion. Sama kah hidupku dengan bunga Dandelion? Rapuh, sendiri, tak terlihat oleh siapapun Hanya sebuah karya fiksi semata.