Samuel Andipati

45.7K 2.4K 51
                                    

Dengan gerakan sangat lambat Cantika menoleh kearah seseorang yang menepuknya. Cantika mendapati Samuel sedang tersenyum manis kearahnya sedangkan, Cantika hanya memandangnya datar. "Apaan?"

Melihat tingkah Cantika membuat Samuel terkekeh. "Jangan galak-galak dong nanti cantiknya ilang, eh, gak mungkin ilang sih nama lo aja Cantika." Samuel mengedipkkan sebelah matanya. Cantika hanya memandang datar kearah Samuel. Arga yang melihat itu diam-diam di bawah meja menggepalkan kedua tangannya dan rahangnya mulai menggeras.

Mata Samuel tidak sengaja menatap mata tajam milik Arga, Samuel yang menyaksikan itu hanya menyeringai. Samuel langsung mensejajarkan wajahnya dengan Cantika. Tapi, Cantika refleks mundur, tangan Samuel dengan cepat memegang kedua pundak Cantika. "Ternyata bener yah desas-desus yang gue denger dari seantero sekolah ini."

Mereka benar-benar tidak sadar kalau sudah menjadi tontonan seisi kantin, bahkan para pedagang pun banyak yang rela menghentikan aktifitasnya demi melihat adegan langka.

Selama Cantika tercatat sebagai murid Tunas Bangsa memang belum ada yang bisa mencairkan hati Cantika, bahkan sekedar punya gebetan saja Cantika tidak punya.

Di tatap sedekat itu oleh Samuel membuat Cantika mengedarkan pandangannya. Tapi, faktanya Samuel bukan lah orang yang suka diabaikan, jangan lupakan dia Troublemaker dan diktator. Samuel langsung memegang dagu Cantika agar Cantika mau bersitatap dengannya. "Gue itu gak suka diabaikan tolong lo inget baik-baik!" Peringat Samuel. Cantika hanya memutar bola matanya malas sebagai respon.

Samuel menggeram kesal. "Kenapa lo gak mau natap gue, takut kejebak sama pesona gue?" Samuel menaikkan alisnya sebelah.

"Mimpi lo ketinggian kalo lo mikir gue bakal kejebak sama pesona receh lo." Cantika menepis tangan Samuel tapi, sayang tenaga Samuel lebih besar.

"Bener yah desas-desus yang gue denger belom ada yang bisa buka hati lo tapi, gue bisa buktiin lo bakal jadi," Samuel mendekatkan bibirnya ke telinga Cantika. "Milik gue!" Samuel mengucapkan dengan penuh penekanan. Cantika merinding di buatnya.

Arga yang sudah tidak tahan lagi langsung berdiri ke samping Cantika menariknya untuk merapat ke sampingnya. "Lo siapa sih, masih anak baru aja banyak tingkah dan satu lagi gue peringatin jangan sampe lo deketin Cantika lagi!"

Mendengar ancaman Arga membuat Samuel makin terkekeh geli. "Lo pikir gue takut?"

Samuel menyilangkan tangannya di depan dada sambil menatap tepat di manik mata Arga. "Lo siapanya Cantika? Kakak-nya? Sodara-nya? Adek-nya? Oh gue tau jangan-jangan lo semacam friendzone gitu sama Cantika?"

Mendengar penyataan itu Arga membeku tapi, dengan cepat dia mengubah air mukanya menjadi normal dan menarik Cantika keluar dari kantin. Melihat reaksi dari Arga, Samuel menyeringai.

Kini tatapannya beralih kepada teman-teman Cantika. "Hai, manis kenalin gue, Samuel Andipati bebas kalian mau panggil gue, Sam atau El." Mendengar suaranya saja membuat mereka bertiga seperti lupa daratan. Samuel saja sampai heran bagaimana seorang Cantika bisa biasa saja dengan dirinya di saat semua kaum hawa menatapnya dengan tatapan memuja.

"Boleh kan minta nomer atau apapun lah itu punya Cantika?" Dan entah atas perintah dari siapa mereka bertiga dengan serempak menganggukan kepala.

Dan para cowok hanya memutar bola matanya malas dan menyumpahi kebodohan ketiga temannya.

Di tempat lain Arga sedang memacu mobilnya di tengah kepadatan Ibu Kota. Arga tidak membawanya ke kelas tapi membawanya bolos.

"Anterin gue balik," ucap Cantika memecah keheningan.

"Tapi, Can-"

"Gue cape banget tolong anterin aja." Arga yang melihat wajah Cantika letih langsung menuruti perkataan Cantika.

***

Samuel sebenarnya bukan nama yang asing lagi, si troublemaker yang sering di DO berpuluh-puluh kali itu sudah sangat terkenal dengan bad recordnya. Samuel terlahir dari keluarga broken home dan semenjak itu Samuel tidak percaya dengan cinta.

Kini mereka sedang berada tidak jauh dari kawasan sekolah tepatnya warung Mang Memet yang sedang sepi pengunjung. Sedikit cerita dengan warung Mang Memet, warung yang berdiri setelah satu tahun pembangunan Tunas Bangsa. Warung ini hanya menyediakan aneka minuman kopi, teh, roti bakar dan gorengan. Tempat ini sering di jadikan tongkrongan bukan karna ramai saja tapi karena, harganya sesuai dengan kantong pelajar.

Samuel sedang menghisap nikotinnya dan mengepulkan asapnya di udara. "Jadi sekarang seorang Samuel tertarik dengan Cantika, heh?" Ledek Axel, Axel Laksana Reksatana. Sebenarnya mereka teman lama sejak masih menduduki sekolah dasar tapi semenjak perceraian kedua orang tuanya dia jadi semakin susah diatur dan sering di keluarkan dari sekolahnya sampai akhirnya, di sinilah mereka di pertemukan kembali. Axel memang bandel tapi, taraf kebandelannya masih bisa terampuni.

"Baru sehari udah dapet mangsa aja, El bagi rokok." Pinta Bryan dan Samuel langsung melempar kotak rokok tersebut. Bryan Nitik Alexandrof, cowok berdarah campuran Indonesia-Inggris ini berperawakan tinggi tidak kalah dengan Samuel. Dia juga termasuk dalam jajaran cowok ganteng di Tunas Bangsa, penyuka dunia malam dan sama dengan Samuel dan Bimo keluarganya Broken Home.

"Gue gak yakin lo bisa dapetin Cantika kan kita tau dia itu susah di taklukin." Bimo mengucapkan tanpa menoleh kearah teman-temannya karena, sedang fokus mengupas kuaci yang tadi dia beli di kantin. Bimo Handika Sudrajat, anak dari pembisnis yang orang tuanya hanya menelantarkan anaknya. Tapi, sebelum menjadi sekarang ini Bimo hanya seorang anak culun yang sering di bully sewaktu dia sekolah menengah pertama dan Samuel yang melihat itu membantu Bimo dan menawarkan Bimo pertemanan dengan wajah sumringah Bimo menerimanya.

Samuel hanya terkekeh mendengar ucapan-ucapan teman-temannya. "Lo taukan gue siapa jadi gak usah ngeraguiin itu tapi, tenang gue yakin gue bakal naklukin dia." Samuel menghisap nikotinnya.

Mendengar ucapan Samuel yang pedenya selangit Axel mengambil kuaci milik Bimo dan melemparnya tepat ke wajah Samuel. "Jangan deh, mending lo cari yang lain jangan sampe lo main-main sama dia!"

Bimo menoyor kepala Axel, "balikin kuaci gue, Monyet!"

Mendengar ucapan Axel membuat Samuel menyipitkan matanya. "Tunggu, tumben-tumbenan banget lo ngelarang gue biasanya juga fine-fine aja."

Axel baru saja ingin membuka mulutnya tapi, Bryan lebih dulu, "lo sih sekolahnya beda-beda mulu sama kita-kita jadi lo gak tau kan berita yang sebenernya Axel itu naksir berat sama Cantika."

Axel hanya menghela nafas sedangkan kedua temannya terkekeh setiap mengingat bagaimana seorang Axel diam-diam memperhatikan Cantika dari jauh. Wajah Axel jauh dari kata jelek, bahkan wajahnya mirip dengan Shawn Mendes hanya saja Axel tidak berani mendekati Cantika.

"Gue harap lo gak mainin Cantik, dia beda sama cewek gatel yang sering lo pacarin!" ancam Axel.

Bimo berdeham sebentar, "karena gue gak yakin dia mau sama lo gimana kalo kita taruhan aja, El?" tantang Bimo.

Samuel menyeringai, "deal."

Bimo langsung memamerkan kunci mobilnya, "Lykan Hypersport gue buat lo, kalo lo bisa naklukin dia selama tiga puluh hari."

Belom sempat Samuel menjawab Bryan sudah menjawab, "salah satu kamar resort gue di Bali yang lo bilang View-nya keren gue kasih buat lo." Samuel makin menyeringai puas dan langsung menganggukan kepalanya mantap.

Tanpa mereka sadari dari tadi ada seseorang yang mendengar percakapan mereka.

Jangan lupa vommentnya guys😙😙😙

Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang