Seminggu ini memang Samuel sangat gencar mendekati Cantika berusaha mencairkan kebekuan hati Cantika. Cantika memang tidak melunak tapi, setidaknya dia tidak serisih seperti pertama kali bertemu dengan Samuel.
Samuel bahkan, mengerti selak beluk kesukaan Cantika, dari makanan, minuman, boneka sampai bunga dia tahu. Tapi, ada satu hal yang terlewat dari pengintaian Samuel.
Arga benar-benar sudah ingin mencekik Samuel tapi, mereka semua menahan emosi Arga.
Bahkan Arga sempat melihat Samuel memberi senyum remeh kearahnya.
Dan seperti hari ini, seperti rutinitas Samuel menghampiri Cantika ke kelas untung saja Cantika sudah ada di depan kelas dengan teman-temannya.
"Can, pulang bareng yuk?" ajak Samuel. Dan ajakan seperti ini sudah sekian kalinya.
"Maaf, gue mau balik sama Arga," ucap Cantika tiba-tiba.
Ucapan Cantika seperti memberi angin segar kepada Arga. Dengan penuh percaya diri dia berjalan merangkul bahu Cantika dan melewati Samuel sambil berkata. "Gue duluan yah, bro."
Samuel menggeram kesal akibatnya dan pergi tanpa permisi dengan yang lain. Pemandangan seperti ini bukan terjadi sekali dua kali, bahkan bisa dikatakan Arga tidak pernah akur dengan Samuel.
Sampai akhirnya Angkasa berdecak. "Iyelah, Cantika tuh udah cantik, baik gak songgong kaya cewek-cewek yang merasa dirinya cantik banget. Ah udahlah intinya Cantika the best bahkan gue aja naksir sama dia."
Mereka semua kini memfokuskan diri ke Angkasa. Dirga langsung menoyor kepala sepupunya itu. "Dasar gak bisa yang liat bening dikit."
"Ini mah lebih dari bening, yang model macam Cantika cocok jadi istri gue, emang lo gak sempet naksir apa sama cantika?" tanya Angkasa kepada dua temannya.
Baru saja Abid ingin menjawab tapi sudah di potong oleh Dirga. "Kalo lo nanya sama Abid jawabannya gak pernah, dia masih ngarepin mantannya yang udah jadi tunangan orang lain. Tapi, kalo lo nanya gue yah pernah sih, dia tuh cewek keibuan banget deh udahlah di balik topengnya dia sangat baik."
Angkasa menganggukan kepala tanda mengerti.
Selalu Cantika
Dirga langsung mengingat sesuatu. "Oh, iya gue lupa gue tadi mau balik bareng sama Lisa, dia kayaknya udah nungguiin gue di halte."
Bella kini bersuara. "Lisa junior yang kemarin?" Dirga menganggukan kepala.
"Lo ada rencana mau nembak dia?" tanya Billa.
"Kayaknya gitu doaiin aja, gue duluan." Dirga menepuk pundak Bella, karena kini posisi mereka bersampingan.
Mendengar jawaban Dirga membuat Abid menghela nafas, memang temannya yang satu itu sangat tidak peka. Sedangkan, Bella berusaha tersenyum di tatap seperti itu oleh teman-temannya.
"Gue baik-baik aja ko," ucap Bella sambil tersenyum kaku.
Ungkapan bagi mereka yang berada pada titik terlemah, putus asa dan pasrah menerima kenyataan pahit. Ungkapan yang sangat mengelabui padahal di balik kata-kata itu jelas Bella sedang hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu-Abu
Teen Fiction[NEW VERSION] Ini kisah tentang mereka Cinta, keluarga, pertemanan, pertikaian sampai menuju kehancuran. Saling berteman semenjak memasuki awal sekolah membuat mereka menjadi mengenal dan berteman secara akrab menjadikan mereka popular di kalangan...