Aku Cuma Mau Bantu Kamu

25K 1.7K 20
                                    

Setelah melihat Cantika dan Samuel resmi membuat Arga mengeram kesal dia membawa motornya dengan kecepatan gila-gilaan. Menerobos lampu merah, selap-selip sana-sini dan dia seakan tuli dengan semua klakson dan umpatan para pengendara yang lain. Hanya satu tujuannya, dia ingin cepat-cepat ke apartementnya sekarang.

Tidak butuh waktu lama Arga sudah masuk ke dalam apartementnya. Langsung berjalan kearah kulkas dan meminum air dingin berharap bisa mendinginkan hatinya.

Tetap saja semua adegan itu terekam rapih di tempurung otaknya. Arga mencengkram kuat gelas di tangannya tanpa sadar, gelas itu pecah dan melukai tangan Arga. Dia benar-benar tidak peduli dengan kondisinya.

"Arghhh." Teriak Arga kesal. Nafas Arga masih memburu dia benar-benar kesal.

Sampai akhirnya tiba-tiba ada yang masuk ke apartement. "Astaga, Arga lo bego yah?"

Arga kaget melihat Ana ada di apartementnya. Dia baru saja ingin bertanya tapi, Ana langsung memotongnya. "Jangan banyak omong dulu, diem gue mau ngobatin luka lo dulu."

Ana menarik Arga kearah ruang tamu dia mengambil kotak p3k dan baskom berisi air untuk memberisihkan lukanya.

Arga hanya memperhatikan Ana begitu telaten membersihkan dan membalut tangan Arga menggunakan perban.

"Udah selesai." Suarah Ana memecahkan fokus Arga.

Ana menatap lurus kearah Arga, Arga menaikkan alisnya sebelah. "Lo bego, lo mau bunuh diri hah?" tanya Ana.

Arga hanya memejamkan mata dan menyandarkan kepalanya ke belakang sofa. "Lo gak tau, gue hancur, hancur seancur-ancurnya."

Kini Ana yang mendesah, gue juga pernah diposisi lo. "Tapi, caranya gak gini, astaga gue pusing banget."

"Lo harus move on, Ga." Usul Ana.

Mendengar itu Arga tertawa remeh. "Lo enak banget yah nyuruh-nyuruh kek gitu, lo pikir gampang."

Kini Arga mulai bangkit meninggalkan Ana sendiri. Dia benar-benar butuh waktu untuk berfikir dan menenangkan hatinya.

Sebelum Arga semakin menjauh Ana mengucapkan, "Aku sayang sama kamu Ga, tapi, kamu sibuk ngejar Cantika."

Mendengar pengakuan Ana membuat sekujur tubuh Arga membeku. Aliran darahnya seperti berhenti. Dia berbalik menatap Ana.

"Bercandaan lo gak lucu, An," ucap Arga dingin.

"Kenapa kamu anggap aku bercanda, kenapa? Aku tau aku gak secantik dia tapi, apa gak ada harapan untuk aku sedikit aja Ga?" Lirih Ana.

Arga berjalan mendekat kearah Ana. Di depan Ana, Arga langsung berjongkok dan meraih dagu temannya. "Cinta itu gak bisa di paksa Ana, terima kasih telah mencintai lelaki bodoh seperti gue."

Ana sudah tidak sanggup dia memeluk Arga dan air matanya tumpah saat itu juga. Arga dengan sabar mengelus punggung Ana.

Setelah dirasa tangis Ana mereda , Ana membisikkan sesuatu ke telinga Arga. "Aku bisa bantuin kamu, kamu raih tangan aku untuk membawa kamu ke tempat yang bernama kebahagiaan."

***

Di tempat lain di depan balkon apartement Abid sudah tidak sadar berapa banyak kotak rokok yang dihabiskan.

Dia menyesal, dia menyesal terlalu lama mengartikan perasannya ke Cantika lebih dari sekedar sahabat.

Dia benar-benar seperti cowok bodoh yang terlambat menyatakan perasaannya ke gadisnya. Gadisnya? Apa masih pantas di sebut seperti itu. Dia mulai meragu. Dengan cepat Abid mengambil ponsel dan membuka aplikasi dari Line grup pribadi yang banyak mengucapkan selamat atas Cantika dan Samuel sampai grup angkatan mereka.

Abid mendesah pasrah di dalam apartementnya, dia hanya bertelanjang dada yang menampilkan dadanya yang berbentuk kotak-kotak.

Dia berjalan keatas kasurnya dan mulai membuka aplikasi instagram terlihat postingan dari Cantika yang makin membuat Abid hancur.

Dia berjalan keatas kasurnya dan mulai membuka aplikasi instagram terlihat postingan dari Cantika yang makin membuat Abid hancur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CantikaAriyanti: satu kata untuk foto ini? @SamuelAndipati

9.678 likes

Abid tidak ingin membaca comment-comment yang membuatnya patah hati.

Dia langsung melempar ponselnya sembarangan dan mulai berusaha tidur untuk melupakan semuanya.

***

Samuel mengantarkan kekasihnya untuk pulang. Setelah sampai di depan pintu Samuel mengingatkan kembali.

"Jangan ke club lagi." Ancam Samuel.

Cantika memutar bola matanya malas. "Gak janji malem juga mau ke sana."

"Gak usah pakai pakaian terbuka." Titahnya lagi.

"Astaga Samuel terus ke club pake apa gamis, gak usah ngaco deh kamu," ucap Cantika tidak mau kalah.

"Tapi aku ga-"

"Stop yah Samuel, kamu bisa jaga aku malam ini gak usah banyakan bawel aku cape aku mau masuk." Setelah mengucapkan itu Cantika benar-benar masuk dan membanting pintu apartementnya. Samuel hanya mengeram kesal dan berjalan untuk pulang.

Setelah mengganti pakaiannya sebenarnya tidak mengganti hanya mencopot seragam sekolahnya. Kalo seperti ini sendirian di dalam apartementnya Cantika tidak memakai apapun pintu balkon pun tertutup rapat.

Dia mengambil ponselnya dan mencari nama Abid.

Abid: Abid?

Entah karena apa intinya Cantika merasakan yang tidak beres dengan Abid.

Hampir sepuluh menit tidak ada balasan Cantika pun sudah terlelap ke dalam mimpinya

Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang