Abid & Cantika

29.9K 1.5K 33
                                    

Abid masuk ke rumahnya dan pemandangan pertama adalah, di sofa istri dan anak kembarnya telah lelap tertidur.

Seperti ini lah kesehariannya. Di rumah Cantika selalu bermain dengan sikembar lalu tertidur.

Dengan langkah hati-hati dia membangunkan Adlan. "Sayang bangun." Sambil menepuk pelan pipi anaknya.

Adlan mengeliat dan mengerjapkan matanya. "Udah pulang, Pa?" tanya Adlan langsung diangguki oleh Abid.

"Bawa adik kamu ke kamarnya gih, Papa mau bawa mama." Perintah Abid.

Dengan cepat, Adlan menggendong Adlina ke kamarnya. Abid mencium kening istrinya baru membawanya ke kamar.

***

Abid membuka matanya, dan dilihat istrinya sudah tidak berada di sampingnya. Semenjak menikah Cantika memang berubah. Tidak lagi kebo, walaupun masih susah untuk dibangunkan. Sekarang sifat kebonya menurun ke anaknya Adlina.

Abid langsung bergegas mandi. Tidak sampai lima belas menit dia sudah turun kearah ruang makan.

Ruang makan kini sudah ramai oleh perdebatan kecil anaknya.

"Adlina kamu kan punya sarapan sendiri. Kenapa masih nyomotin punya abang," ucap Adlan kesal.

"Ihs, abang, pelit banget sih."

"Bukan pelit, tapi tuh liat sarapan kamu masih penuh." Tunjuk Adlan dengan garpu.

"Tapi, Lina, cuma pengen makan sepiring berdua sama abang," ucapnya Sambil menyunggingkan senyum lebarnya.

"Apaan sih dangdut dasar."

Abid langsung melerai perdebatan kecil mereka. "Udah-udah. Kalian kenapa sih? Soal sarapa aja diributin."

"Pa, tuh liat, sarapan dipiring Lina masih penuh. Tapi, dia malah ngerecokin sarapan dipiring aku." Adu Adlan. Adlina hanya tersenyum manis kearah Abid.

"Yaudah lah, bang. Mungkin Lina lagi kangen," ucap Cantika yang menghampiri meja makan.

"Kangen tiap detik aja ketemu." Sahut Adlan sebal.

"Yadeh, Lina nggak ganggu abang lagi. Nih Lina makan punya Lina sendiri," ucap Lina sambil menyendok sarapannya sendiri.

Abid dan Cantika hanya geleng-geleng kepala. Sikembar memang sering bertengkar. Tapi, pertengkaran sehebat apapun tidak bisa mengurangi rasa sayang mereka satu sama lain. Apalagi semenjak kejadian beberapa tahun lalu. Abid menyuruh Adlan untuk tetap menjaga Adiknya.

Cantika melirik Abid, buku tangannya memutih semua. Cantika tahu apa yang sedang di pikirkan suaminya. Dia lalu menggenggam tangan Abid lalu mengusapnya.

Air muka Abid berubah menjadi tenang. "Nggak usah diinget lagi yah, Adlina baik-baik aja kok." Cantika menenangkan Abid.

Pandangan Abid lurus kepada Adlan. "Bang, kamu inget pesan papa kan?" tanya Abid.

"Tenang aja Pa. Aku bakal jagaiin Adlina," ucap Adlan mantap.

"Bagus." Terdengar helaan nafas lega dari Abid. Setelah itu keadaan meja makan hening. Yang terdengar hanya dentingan garpu dan sendok.

Sore harinya Abid menitipkan sikembar ke rumah sebelah Bella dan Dirga.

"Gue nitip anak gue bentar yah." Ucap Abid kepada Dirga.

"Asal lo bayar ongkos makan mereka aja. Lo tau sih Adlina perutnya karet banget," ucap Dirga sambil membayangkan anak dari temannya, bisa melahap makanan apapun yang penting masih dengan kategori makanan.

Abid dan Cantika hanya tertawa mendengar penuturan Dirga. Setelah itu, Abid dan Cantika memasuki mobil mereka.

"Kita mau kemana?" tanya Cantika.

"Jalan-jalan aja."

"Kemana?"

"Kepo deh," jawab Abid. Cantika langsung menggerucutkan bibirnya.

Hampir sejam akhirnya mereka berhenti di sebuah pantai. Mata Cantika berbinar senang. Karena dia sudah sangat lama tidak pernah ke pantai.

"Ayok turun."

Cantika langsung turun dari mobil. Abid menggenggam tangan istrinya. Mereka berjalan sampai berhenti di hamparan pasir dan duduk.

"Sebentar lagi." Gumam Abid yang masih terdengar oleh Cantika.

"Sunset." Setelah mengucapkan itu. Sebagian langit sudah mulai berwarna jingga.

"Sayang." Panggil Abid.

"Yaa."

"Aku nggak tau lagi bagaimana aku mengucapkan terima kasih buat kamu."

Cantika mengernyitkan dahinya bingung. Abid langsung menyatukan kening mereka.

"Makasih, selalu ada untuk aku dan sikembar. Makasih selalu mengerti keadaan aku. Makasih selalu menunggu aku untuk pulang ke rumah. Makasih sudah memberikan dua malaikat yah lucu dan menggemaskan."

"Kamu nggak usah bilang makasih terus itu udah kewajiban aku sebagai istri," ucap Cantika sambil mengecup pipi suaminya.

"Aku janji, aku bakal jaga kamu dan sikembar. Aku nggak mau kejadian waktu itu terulang kembali sama Adlina. Cukup sekali kejadian itu buat aku parno kalo Adlina jauh. Aku janji, nggak ada satu orang pun yang berani menggusik rumah tangga kita."

"Kamu tau, sejauh apapun kamu dan sikembar. Aku selalu berdoa kalian pulang dengan keadaan selamat," ucap Cantika.

Abid langsung membawa Cantika ke dalam pelukannya. Cantika membalas pelukannya suaminya.

"I love you Cantika." Ucap Abid.

"I love you more." Balas Cantika.




****
Krik..krik..
Garing yak? Yaelah.

Gue cuma mau ngumumin akan ada sequel dari anak mereka. Yeyeye lalala. Eit tapi nggak semuanyanyaa

Sequel anak mereka yay or nay?

Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang